Jakarta (ANTARA) - Jamaah calon haji Indonesia disarankan untuk banyak atau rutin meminum air selama berada di Arab Saudi guna mencegah dehidrasi serta terhindar dari heat stroke.
"Minum air putih yang banyak, hindari meminum air kopi atau teh, apalagi yang mengandung gula," ujar Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah dr. Leksmana, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Suhu di Tanah Suci pada musim haji diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius. Jamaah diimbau untuk dapat beradaptasi agar bisa terhindar dari heat stroke.
Heat stroke atau serangan panas adalah bentuk hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Heat stroke ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yang tidak normal serta gejala fisik yang menyertainya, termasuk perubahan fungsi sistem saraf.
"Jamaah calon haji, khususnya lansia, sebaiknya sudah mempersiapkan kondisi dan menjaga serta meningkatkan kesehatan dirinya, terlebih sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, termasuk harus mengenali kondisi gejala heat stroke," kata dia.
"Sebab, gejala heat stroke jika tidak segera ditindaklanjuti dapat berdampak buruk pada kesehatan jamaah," katanya menambahkan.
Menurut dia, cuaca panas dapat mengganggu kesehatan jamaah. Gejalanya adalah mengalami dehidrasi, serangan panas, lemas, hilang fokus, dan rusaknya permukaan kulit.
Selain banyak minum air, jamaah juga disarankan untuk membawa penyemprot wajah dan mengisinya dengan air bersih untuk mengurangi panas di kulit.
Kemudian, menggunakan alat pelindung diri apabila melakukan aktivitas di luar hotel atau penginapan, misalnya payung, topi berdaun lebar, kacamata hitam, pelembap kulit, tabir surya (sunscreen), dan masker medis untuk menjaga kelembapan aliran napas.
"Jangan lupa pakai baju longgar dan nyaman untuk dapat mencegah naiknya suhu tubuh, berlindung dari sengatan matahari langsung, dan istirahat yang cukup," kata dia.
Kepada jamaah lansia, dr. Leksmana berpesan untuk mengonsultasikan kondisi kesehatannya kepada dokter yang biasa menanganinya, sehingga dapat diketahui tindakan seperti apa yang dapat dilakukan.
Jamaah juga harus membawa obat-obatan pribadi yang dibutuhkan, karena dikhawatirkan obat-obatannya yang dibutuhkan tidak termasuk dalam daftar obat yang disiapkan tim kesehatan.
"Mintakan saran dokter terkait kondisi kesehatan, termasuk juga olahraga ataupun aktivitas fisik yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan," kata dia.
Baca juga: Wali Kota Tarakan Menekankan Pentingnya Kesehatan Saat Ibadah Haji
Baca juga: Densus 88-Supertext gelar kompetisi dai mitra Polri, hadiah haji/umrah
"Minum air putih yang banyak, hindari meminum air kopi atau teh, apalagi yang mengandung gula," ujar Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah dr. Leksmana, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Suhu di Tanah Suci pada musim haji diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius. Jamaah diimbau untuk dapat beradaptasi agar bisa terhindar dari heat stroke.
Heat stroke atau serangan panas adalah bentuk hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Heat stroke ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yang tidak normal serta gejala fisik yang menyertainya, termasuk perubahan fungsi sistem saraf.
"Jamaah calon haji, khususnya lansia, sebaiknya sudah mempersiapkan kondisi dan menjaga serta meningkatkan kesehatan dirinya, terlebih sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, termasuk harus mengenali kondisi gejala heat stroke," kata dia.
"Sebab, gejala heat stroke jika tidak segera ditindaklanjuti dapat berdampak buruk pada kesehatan jamaah," katanya menambahkan.
Menurut dia, cuaca panas dapat mengganggu kesehatan jamaah. Gejalanya adalah mengalami dehidrasi, serangan panas, lemas, hilang fokus, dan rusaknya permukaan kulit.
Selain banyak minum air, jamaah juga disarankan untuk membawa penyemprot wajah dan mengisinya dengan air bersih untuk mengurangi panas di kulit.
Kemudian, menggunakan alat pelindung diri apabila melakukan aktivitas di luar hotel atau penginapan, misalnya payung, topi berdaun lebar, kacamata hitam, pelembap kulit, tabir surya (sunscreen), dan masker medis untuk menjaga kelembapan aliran napas.
"Jangan lupa pakai baju longgar dan nyaman untuk dapat mencegah naiknya suhu tubuh, berlindung dari sengatan matahari langsung, dan istirahat yang cukup," kata dia.
Kepada jamaah lansia, dr. Leksmana berpesan untuk mengonsultasikan kondisi kesehatannya kepada dokter yang biasa menanganinya, sehingga dapat diketahui tindakan seperti apa yang dapat dilakukan.
Jamaah juga harus membawa obat-obatan pribadi yang dibutuhkan, karena dikhawatirkan obat-obatannya yang dibutuhkan tidak termasuk dalam daftar obat yang disiapkan tim kesehatan.
"Mintakan saran dokter terkait kondisi kesehatan, termasuk juga olahraga ataupun aktivitas fisik yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan," kata dia.
Baca juga: Wali Kota Tarakan Menekankan Pentingnya Kesehatan Saat Ibadah Haji
Baca juga: Densus 88-Supertext gelar kompetisi dai mitra Polri, hadiah haji/umrah