Nunukan (ANTARA) - Penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2019 meningkat tajam dibandingkan tahun 2018.

Pada tahun 2018 jumlah kasus tidak mencapai ratusan orang sedangkan sepanjang 2019 telah mencapai 112 kasus.

Mewabahnya penyakit yang disebabkan penyakit DBD di daerah sehingga ditetapkan sebagai Kasus Luar Biasa (KLB).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Sabaruddin, Senin mengatakan, kasus penyakit DBD di daerah sempat memprihatinkan karena mengalami kenaikan signifikan sepanjang dua bulan terakhir (Januari-februari 2019).

Ia mengatakan, kasus DBD di Kabupaten Nunukan disebabkan oleh lingkungan tempat tinggal yang kotor ditambah wadah penampungan air minum yang jarang dibersihkan. 

Sehubungan dengan semakin mewabahnya penyakit yang disebabkan nyamuk aides ini maka Pemkab Nunukan memberlakukan  tanggap darurat selama dua pekan dari 1 Maret 2019 hingga 14 Maret 2019.

Tanggap darurat ini dengan melakukan fogging atau pengasapan ke rumah-rumah warga yang terindikasi mewabahnya penyakit ini.

Sabaruddin menjelaskan, selama ditetapkan tanggap darurat maka kasus penyakit DBD di daerahnya mengalami penurunan drastis. Korbannya mayoritas anak usia di bawah 14 tahun.


Ia membenarkan, penyakit DBD ini memang lebih banyak menyerang anak-anak karena nyamuk aides lebih banyak bersarang di atas rumah.

“Nyamuk aides ini sifatnya nyamuk rumahan. Jadi lebih banyak menyerang penghuni rumah yang jarang beraktivitas,” terang Sabaruddin.

Pada awal bulan Januari 2019, kata dia, positif penderita penyakit DBD di Kabupaten Nunukan sempat melonjak tajam hingga 25 korban.

Kemudian awal Pebruari 2019 kembali naik menjadi 35 kasus. Nah, pada saat itulah langsung ditetapkan KLB demi menjaga segala kemungkinan.

Penetapan KLB ini, berbagai bantuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara diturunkan berupa mesin fogging, abate dan lain-lainnya yang dibutuhkan selama penanganan.

Adapun jumlah kasus yang positif terjangkit penyakit DBD adalah 44 kasus di Kecamatan Nunukan, 30 kasus di Seimenggaris, 17 kasus di Nunukan Selatan.

Kemudian, 10 kasus di Sebatik Barat, tujuh kasus di Sebatik Tengah, dua kasus di Tulin Onsoi dan satu kasus masing-masing di Sembakung Atulai, Lumbis dan Sebatik Timur.

Sabaruddin mengatakan, penderita atau kasus ini diperoleh dari puskesmas atau rumah sakit yang telah melalui pemeriksaan darah di laboratorium.

Ia menyarankan, warga memperhatikan kebersihan tempat tinggalnya khususnya wadah penampungan air bersih. Sebab pada lokasi yang kotor dan lembab menjadi tempat bersarangnya nyamuk aides ini.

Meskipun aspek atau penderita dinyatakan telah menurun drastis berkat penanganan yang dilakukannya, dia tegaskan, tetap melalukan pemantauan dan pengawasan pada wilayah-wilayah yang terdeteksi selama ini. ***3***

 

Pewarta : Rusman
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024