Nunukan (ANTARA) - Sejak tiga hari terakhir anomali cuaca di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara memburuk dimana arus air deras dan gelombang laut mencapai dua meter lebih.
Dilaporkan di Nunukan, Kamis hal itu mengakibatkan pembudidaya di daerah itu mengalami kerugian karena hasil panen menurun drastis ketimbang sebelumnya.
Kamaruddin salah seorang pembudidaya rumput laut di Kampung Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan menuturkan bahwa meskipun gelombang laut tinggi akhir-akhir ini pembudidaya tetap memanen dan memasang bibit.
"Kami tidak terpengaruh dengan cuaca yang buruk. Kami tetap panen dan memasang bibit biar gelombang tinggi atau arus air deras," ujar Kamaruddin.
Hanya saja, hasil panen rumput laut menurun drastis. Biasanya, pada saat memanen dengan 100 tali hasilnya mencapai 700 kilo gram sampai 1.000 kilo gram dalam kondisi basah.
Tetapi saat ini hasil panen hanya mencapai 300 kilo gram saja.
Kondisi itu akibat rumput laut yang siap panen terlepas dari tali diterjang arus air dan gelombang laut.
Masalah itu akhirnya pembudidaya rumput laut di Kampung Mamolo mengurangi jumlah tali bibit yang diturunkan.
Jika sebelumnya bisa mencapai 250 tali bibit tapi sekarang ini paling tinggi hanya 100 tali saja.
"Kita kurangi sekarang bibit yang dipasang. Pengalaman banyak bibit atau rumput laut siap panen terlepas dari ikatannya karena patah-patah," beber Kamariddin.
mBaca juga: DKP Rutin Awasi Pembudidaya Rumput Laut
Baca juga: Investor asal Jatim bakal bangun pabrik pengolahan rumput laut di Nunukan
Dilaporkan di Nunukan, Kamis hal itu mengakibatkan pembudidaya di daerah itu mengalami kerugian karena hasil panen menurun drastis ketimbang sebelumnya.
Kamaruddin salah seorang pembudidaya rumput laut di Kampung Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan menuturkan bahwa meskipun gelombang laut tinggi akhir-akhir ini pembudidaya tetap memanen dan memasang bibit.
"Kami tidak terpengaruh dengan cuaca yang buruk. Kami tetap panen dan memasang bibit biar gelombang tinggi atau arus air deras," ujar Kamaruddin.
Hanya saja, hasil panen rumput laut menurun drastis. Biasanya, pada saat memanen dengan 100 tali hasilnya mencapai 700 kilo gram sampai 1.000 kilo gram dalam kondisi basah.
Tetapi saat ini hasil panen hanya mencapai 300 kilo gram saja.
Kondisi itu akibat rumput laut yang siap panen terlepas dari tali diterjang arus air dan gelombang laut.
Masalah itu akhirnya pembudidaya rumput laut di Kampung Mamolo mengurangi jumlah tali bibit yang diturunkan.
Jika sebelumnya bisa mencapai 250 tali bibit tapi sekarang ini paling tinggi hanya 100 tali saja.
"Kita kurangi sekarang bibit yang dipasang. Pengalaman banyak bibit atau rumput laut siap panen terlepas dari ikatannya karena patah-patah," beber Kamariddin.
mBaca juga: DKP Rutin Awasi Pembudidaya Rumput Laut
Baca juga: Investor asal Jatim bakal bangun pabrik pengolahan rumput laut di Nunukan