Tarakan (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan saat ini berusaha menekan angka penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada saat terjadi kabut asap saat ini.
Menurut keterangan Plt Kepala (Dinkes) Kota Tarakan, Witoyo mengatakan berdasarkan data bulan Agustus 2019 jumlah yang terkena ISPA sebanyak 35 kasus perhari, sedangkan pada bulan September 2019 sampai tanggal 15 September sebanyak 45 kasus perhari yang dibagi enam puskesmas.
"Sebenarnya peningkatan ISPA belum signifikan cuman kita berusaha mencegahnya, tadi malam di rakor disampaikan kabut asap masih dalam batas normal," kata Witoyo di Tarakan, Senin.
Dia menghimbau kepada masyarakat Tarakan karena terjadi perubahan lingkungan akibat kabut asap, maka harus melindungi diri dengan menggunakan masker.
Kemudian melindungi mata dengan kacamata dan menggunaka pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk melindungi kulit.
"Jadi supaya kita lebih aman, kalau tidak perlu ke luar rumah terutama balita, lansia dan yanc mengalami gangguan saluran pernapasan," kata Witoyo.
Ditambahkan bahwa penyebab ISPA bisa karena saat cuaca panas dan langsung minum air dingin.
Tarakan selama empat hari berturut - turut cuacanya mengalami kabut asap dan beberapa rute penerbangannya menuju dan dari bandara Juwata dibatalkan oleh maskapai penerbangan.
Berdasarkan hasil pengukuran terakhir dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan disampaikan bahwa Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di wilayah Tarakan dengan parameter PM 10 berada di angka 20,854 μ/Nm3.
Berdasarkan standar ISPU jika berada pada level 0 – 50 μ/Nm3 maka dikategorikan berada pada level baik.
Baca juga: Instruksi Gerak Cepat Penanganan Kabut Asap
Baca juga: Pemkot Tarakan terus pantau kondisi kualitas udara karena kabut asap
Menurut keterangan Plt Kepala (Dinkes) Kota Tarakan, Witoyo mengatakan berdasarkan data bulan Agustus 2019 jumlah yang terkena ISPA sebanyak 35 kasus perhari, sedangkan pada bulan September 2019 sampai tanggal 15 September sebanyak 45 kasus perhari yang dibagi enam puskesmas.
"Sebenarnya peningkatan ISPA belum signifikan cuman kita berusaha mencegahnya, tadi malam di rakor disampaikan kabut asap masih dalam batas normal," kata Witoyo di Tarakan, Senin.
Dia menghimbau kepada masyarakat Tarakan karena terjadi perubahan lingkungan akibat kabut asap, maka harus melindungi diri dengan menggunakan masker.
Kemudian melindungi mata dengan kacamata dan menggunaka pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk melindungi kulit.
"Jadi supaya kita lebih aman, kalau tidak perlu ke luar rumah terutama balita, lansia dan yanc mengalami gangguan saluran pernapasan," kata Witoyo.
Ditambahkan bahwa penyebab ISPA bisa karena saat cuaca panas dan langsung minum air dingin.
Tarakan selama empat hari berturut - turut cuacanya mengalami kabut asap dan beberapa rute penerbangannya menuju dan dari bandara Juwata dibatalkan oleh maskapai penerbangan.
Berdasarkan hasil pengukuran terakhir dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan disampaikan bahwa Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di wilayah Tarakan dengan parameter PM 10 berada di angka 20,854 μ/Nm3.
Berdasarkan standar ISPU jika berada pada level 0 – 50 μ/Nm3 maka dikategorikan berada pada level baik.
Baca juga: Instruksi Gerak Cepat Penanganan Kabut Asap
Baca juga: Pemkot Tarakan terus pantau kondisi kualitas udara karena kabut asap