BMKG: Ada 40 titik panas di Bulungan Kaltara

id BMKG, Kabut Asap, Kaltara,Titik Panas

BMKG: Ada 40 titik panas di Bulungan Kaltara

Ilustrasi - Peta sebaran titik panas di daerah Kalimantan Utara yang dirilis BMKG pada Rabu (18/9/2024). (ANTARA/HO-BMKG Tanjung Harapan)

Tanjung Selor (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 40 titik panas di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya di Kabupaten Bulungan, berdasarkan pantauan satelit Aqua dan Terra.

“Sebaran titik panas yang terpantau satelit lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Tanjung Palas Barat, Tanjung Palas, Tanjung Palas Tengah, Tanjung Selor, Tanjung Palas Timur,” kata Prakirawan BMKG Stasiun Tanjung HarapanMagdalenadi Tanjung Selor, Rabu.

Pantauan 40 titik panas tersebut terjadi pada Rabu (18/9), dengan tingkat kepercayaan tinggi. Hasil pengamatan BMKG, kata dia, konsentrasi partikulat PM 2,5 pada Rabu 18 September 2024 pada pagi hari mencapai angka 103.0 µgram/m3.

Pengukuran konsentrasi PM 2,5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).

Kondisi ini berdampak pada kualitas udara di wilayah tersebut. Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan menunjukkan konsentrasi partikulat PM 2,5 mencapai 103.0 µgram/m³, melebihi ambang batas aman. Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Grafik menunjukkan ada peningkatan dari Level Sedang (biru) ke Level Tidak Sehat (kuning). Kualitas udara yang tidak sehat ini masih di bawah ambang batas bawah atau lebih kecil dari 150 mikrogram/m3.

Namun demi menjaga kesehatan, BMKG mengimbau sebaiknya warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah agar terhindar dari efek yang diakibatkan oleh polutan.

Angin dengan kecepatan 17 knot bertiup dari Tenggara menuju Timur Laut, mempercepat penyebaran asap ke wilayah Kabupaten Bulungan, Tarakan, Tana Tidung, hingga Nunukan.

Menanggapi situasi ini, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada.

"Meskipun demikian, tidak perlu panik, masyarakat dapat memantau perkembangan informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG," kata dia.

BMKG juga akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Baca juga: Telaah - Ancaman derita akibat bencana kabut asap di tengah pandemi
Baca juga: Langit Kaltara sementara kembali biru