Tanjung Selor (ANTARA) - Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, bertempat di Gedung Gabungan Dinas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), Minggu (14/6) kemarin dilakukan rapid test kepada para santri dan mahasiswa yang akan kembali ke pesantren dan kampusnya masing-masing. Untuk diketahui, rapid test menjadi salah satu syarat keluarnya surat keterangan sehat bagi yang akan melakukan perjalanan keluar daerah di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Termasuk para santri dan mahasiswa ini.

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie yang hadir langsung memantau pelaksanaan rapid test tersebut mengatakan, tes cepat untuk mendeteksi paparan Covid-19, sekaligus surat keterangan kepada para santri dan mahasiswa ini berikan oleh Pemprov Kaltara secara gratis.

Disampaikan, ada 76 santri Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur dari Kaltara yang akan Kembali ke pesantren. Mereka sebelumnya mengeluh soal tingginya biaya rapid test yang ditetapkan, salah satunya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan yang mematok harga Rp 1 juta lebih. Melalui organisasi alumnsi pesentren dan perwakilan orang tua santri kemudian mengajukan permohonan secara resmi kepada Pemprov Kaltara. “Atas kebijakan Gubernur, kita bantu mereka. Untuk para santri yang akan Kembali ke pesantren, difasilitasi rapid test-nya oleh Pemprov Kaltara, gratis. Ini sebagai bentuk kepedulian kita kepada masyarakat. Utamanya kepada para santri yang akan Kembali menempuh Pendidikan di pesantren,” kata Irianto.

Bahkan tak hanya kepada para santri, bantuan rapid test juga diberikan kepada para mahasiswa maupun pelajar dari Kaltara yang akan kembali ke kampus atau sekolah masing-masing. Di Bulungan, dalam pelaksanaan kemarin ada sekitar 50 mahasiswa yang melakukan rapid test. Sementara kepada para mahasiswa di kabupaten / kota lain yang ingin kembali ke tempat kuliahnya, diminta untuk melapor ke Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Nantinya dari Dinkes yang koordinasikan dengan Dinas Kesehatan Provinsi. “Untuk teknis nanti dari Dinkes yang mengatur. Tentu akan diseleksi. Kita diutamakan bagi mahasiswa yang dari keluarga kurang mampu,” ulasnya.

Dalam kesempatan itu Gubernur menyampaikan, bahwa rapid test ini dilakukan bukan sebagai acuan, jika orang yang ditest bisa dinyatakan positif atau negatif Covid-19. Namun rapid test sebagai alat untuk deteksi awal. Artinya, jika reaktif ada indikasi bisa ke positif. Meskipun hasilnya belum tentu, karena harus menunggu hasil tes swab. Sehingga, bagi yang hasil rapid testnya reaktif tetap harus melakukan karantina. “Makanya dalam keterangannya, hasil rapid test itu reaktif dan non reaktif. Bukan positif atau negatif,” kata Irianto lagi. 

Di depan para santri, mahasiswa termasuk para orang tuanya yang turut hadir dalam acara itu, Gubernur menyampaikan beberapa hal. Pertama, berkaitan dengan pandemi Covid-19. Dimana sekarang, pemerintah akan menerapkan pola kenormalan baru atau new normal. Di mana aktivitas kehidupan masyarakat mulai dibuka, namun dengan tatanan atau aturan baru. Yaitu mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19, hingga nanti ditemukannya vaksin. “Hal pertama, kita harus paham dan tahu apa itu Covid-19. Bagaimana penularannya, cara pencegahannya dan juga tingkat bahaya atau resikonya.  Kita tidak boleh menganggap remeh penyakit ini, dan harus selalu waspada. Namun jangan sampai kita panik,” tegas Irianto.

Kedua, lanjutnya, Pemerintah selama ini sudah melakukan berbagai langkah cepat dan tepat. Meski dalam pelaksanaannya, ada pihak yang mencari celah menyalahkan Pemerintah. “Kita harusnya berterima kasih kepada pemerintah, dengan upaya-upaya yang dilakukan. Dengan tujuan untuk melindungi rakyatnya,” imbuh Gubernur.

Dari itu, Gubernur mengajak kepada masyarakat untuk tetap disiplin mengikuti anjuran pemerintah. Di antaranya social distance dan phisycal distance atau jaga jarak. Kemudian pakai masker, dan selalu jaga kebersihan. Yaitu dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir.

Imbauan ketiga, disampaikannya, selain mengikuti anjuran pemerintah dengan mematuhi protokol Kesehatan, ada beberapa hal penting dalam mencegah penularan virus ini. Salah satunya menjaga imunitas. Yaitu, dengan rutin olahraga, konsumsi vitamin, dan istirahat cukup. “Dan yang tak kalah penting, perbaiki ibadah kita. Mari kita selalu berdoa, memohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa semoga wabah penyakit ini segera hilang, dan bisa ditemukan vaksinnya,” imbuh Irianto.


Pewarta : Muh Arfan
Uploader : Firsta Susan Ferdiany
Copyright © ANTARA 2024