Tarakan (ANTARA) - Kapasitas tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Kalimantan Utara saat ini sudah terisi penuh.
"Pada awal membuka ruang isolasi, saat itu kasus mulai naik pada akhir November kami siapkan 57 bed, ditambah jadi 70 bed, kemudian dimaksimalkan menjadi 100 bed dan itu sudah terisi penuh," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Tarakan, M. Hasbi Hasyim di Tarakan, Selasa.
Dia mengharapkan adanya upaya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan untuk tindakan apa yang harus dilakukan kecenderungan mengatasi kasus terus meningkat dan tempat tidur sudah penuh.
Supaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan untuk berkoordinasi dengan rumah sakit lain untuk ditunjukan sebagai rujukan COVID-19 misalnya Rumah Sakit TNI AL Ilyas dan RS Bhayangkara.
Saat ini, jumlah tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan di RSUD Tarakan yang terpapar COVID-19 bertambah 157 orang.
"Tenaga kesehatan yang positif menjalani isolasi mandiri di rumah tanpa gejala, sedangkan petugas RSUD yang dirawa itu ada tujuh orang," kata Hasbi.
Pihak RSUD Tarakan juga membuka lowongan untuk relawan untuk membantu penanganan COVID-19. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) para relawan mendapatkan insentif.
"Kami tetap akan memberikan insentif, membutuhkan tenaga farmasi. Jumlah yang ada 60 orang itu sudah terpapar 90 persen petugas farmasinya," katanya.
Guna mengatasi hal tersebut, sekarang diperbantukan tenaga dari bagian umum internal dari rumah sakit.
Pelayanan RSUD Tarakan ditutup, kalau dibuka rawat jalan otomatis pengambilan obat dari farmasi akan terhambat.
"Saat ini, tracing tetap dilakukan, kami tidak mau rumah sakit jadi sumber penularan," kata Hasbi.
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun
#waspadacorona
#jalankan3M
#patuhiprotokolkesehatan
Baca juga: 113 orang di RSUD Tarakan positif COVID-19, rawat jalan ditutup
"Pada awal membuka ruang isolasi, saat itu kasus mulai naik pada akhir November kami siapkan 57 bed, ditambah jadi 70 bed, kemudian dimaksimalkan menjadi 100 bed dan itu sudah terisi penuh," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Tarakan, M. Hasbi Hasyim di Tarakan, Selasa.
Dia mengharapkan adanya upaya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan untuk tindakan apa yang harus dilakukan kecenderungan mengatasi kasus terus meningkat dan tempat tidur sudah penuh.
Supaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan untuk berkoordinasi dengan rumah sakit lain untuk ditunjukan sebagai rujukan COVID-19 misalnya Rumah Sakit TNI AL Ilyas dan RS Bhayangkara.
Saat ini, jumlah tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan di RSUD Tarakan yang terpapar COVID-19 bertambah 157 orang.
"Tenaga kesehatan yang positif menjalani isolasi mandiri di rumah tanpa gejala, sedangkan petugas RSUD yang dirawa itu ada tujuh orang," kata Hasbi.
Pihak RSUD Tarakan juga membuka lowongan untuk relawan untuk membantu penanganan COVID-19. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) para relawan mendapatkan insentif.
"Kami tetap akan memberikan insentif, membutuhkan tenaga farmasi. Jumlah yang ada 60 orang itu sudah terpapar 90 persen petugas farmasinya," katanya.
Guna mengatasi hal tersebut, sekarang diperbantukan tenaga dari bagian umum internal dari rumah sakit.
Pelayanan RSUD Tarakan ditutup, kalau dibuka rawat jalan otomatis pengambilan obat dari farmasi akan terhambat.
"Saat ini, tracing tetap dilakukan, kami tidak mau rumah sakit jadi sumber penularan," kata Hasbi.
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun
#waspadacorona
#jalankan3M
#patuhiprotokolkesehatan
Baca juga: 113 orang di RSUD Tarakan positif COVID-19, rawat jalan ditutup