Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat di tengah ekspektasi perang besar terkait konflik Rusia-Ukraina tidak terjadi.

Rupiah bergerak menguat 8 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.383 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.391 per dolar AS.

"Penguatan rupiah mengikuti sentimen positif pasar terhadap aset berisiko pagi ini. Kelihatannya pasar optimis perang besar tidak akan terjadi," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin Eropa kelihatannya tidak mengambil jalan konfrontasi militer menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.

Mereka lebih memilih pemberian sanksi ekonomi dan jalur diplomasi untuk memaksa Rusia keluar dari Ukraina.

Namun demikian, lanjut Ariston, situasi sangat dinamis. Para pelaku pasar tetap mewaspadai setiap perkembangan dari krisis di Ukraina.

"Balasan militer dari NATO akan berdampak negatif ke pasar keuangan. Dan sebaliknya, usaha diplomasi akan positif untuk pasar keuangan," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi berbalik menguat ke kisaran Rp14.330 per dolar AS hingga Rp14.350 per dolar AS dengan support di kisaran Rp14.400.

Pada Kamis (24/2) lalu, rupiah ditutup melemah 53 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.391 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.338 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah dipicu meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina

Baca juga: Rupiah menguat di tengah eskalasi tensi geopolitik di Eropa Timur

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto


Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024