Tarakan (ANTARA) - Wali Kota Tarakan Khairul mengatakan bahwa kenaikan harga pangan di Tarakan, Kalimantan Utara menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, lebih disebabkan karena faktor psikologis.

"Kenaikan harga terjadi lebih karena faktor psikologis menjelang hari raya. Bukan karena diakibatkan oleh kelangkaan stok,” kata Khairul di Tarakan, Jumat.

Hal tersebut disampaikannya setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar Gusher, Tarakan.

Dengan kenaikan harga yang masih terkendali ini, Pemerintah Kota Tarakan mengimbau masyarakat agar tidak "panic buying".

"Masyarakat jangan panik dan mari berbelanja secara bijak,” kata Wali Kota. Biasanya memang menjelang hari - hari besar Idul Fitri , Idul Adha, Natal dan Tahun Baru ada harga psikologis. Sebenarnya kecenderungan pedagang menaikan harga sedikit.

Sedangkan stok bahan pangan pada umumnya di Tarakan sebenarnya cukup tidak ada masalah. Namun jangan sampai terjadi lonjakan harga yang begitu tinggi dan tidak ada di pasaran.

Khairul mengatakan bahwa sidak dilakukan dimaksudkan untuk memantau langsung harga dan ketersediaan bangan pangan. 

Diungkapkannya bahwa hasil pemantauan di lapangan, terlihat bahwa bahan pangan mulai dari sembako, ayam, daging,  telur ayam, produk perikanan, dan sayur mayur secara umum tersedia dan tidak terjadi kelangkaan di pasaran. 

"Untuk harga sendiri terjadi sedikit kenaikan yang berkisar rata-rata 10 persen pada produk peternakan yaitu daging merah, ayam dan telur," katanya.
Baca juga: ARUS MUDIK - TPID Kaltara akan pantau stabilitas harga sembako
Baca juga: Cek Rest Area KM 57, Kapolri imbau pemudik manfaatkan layanan posko mudik
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024