Tanjung Selor (ANTARA) - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, Bulungan, yakni salah satu dari dua proyek strategis nasional (PSN) di Kalimantan Utara yang digarap PT Kayan Hydro Energy (KHE) berjalan sesuai jadwal dan lancar.
"Sementara ini, Alhamdulillah pembangunan proyek PLTA terbesar di Asia Tenggara ini sesuai jadwal," kata Direktur Operasional PT. KHE Khaeroni di Hotel Lominor Tanjung Selor, Sabtu (27/10/2022).
"Proses pengerjaan, kini tengah menuju perluasan seperti pembangunan jalan," katanya mengenai proyek yang beberapa kali telah dikunjungi presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
PLTA Sungai Kayan dan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Pantai Tana Kuning-Mangkupadi adalah dua PSN yang ada di Kaltara yang mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo sehingga beberapa kali ke Kaltara khusus meninjau kemajuannnya.
Ia menjelaskan kemajuan pembangunan, yakni pihaknya tengah mengerjakan pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jalan dari jalan PU (Kementerian Pekerjaan Umum) terdekat menuju titik bendungan Kayan 1 yang jaraknya kurang lebih 12 km.
"Selama 11 tahun PT KHE tidak pernah berhenti bekerja. Semua proses kita jalani. Mulai dari survei lokasi, desain hingga mengurus perijinan yang jumlah mencapai puluhan izin. Bila ditanya berapa persen, sampai saat ini progres pembangunan jalan ini sudah sekitar 30 persen," jelasnya.
PLTA Kayan Cascade yang dibangun oleh PT. KHE memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan dan terdiri atas 5 bendungan dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungannya.
Tahap pertama PLTA Kayan Cascade berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Karena pembangunan PLTA ini memiliki prospek yang bagus, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi, warga Tanjung Selor maupun masyarakat Kalimantan Utara secara umum, banyak pihak yang memberikan dukungan.
"Secara umum dukungan warga sekitar untuk pembangunan bendungan Kayan cukup bagus, juga dari pemerintah daerah dan pusat,” kata pria yang biasa dipanggil Rony ini.
Dalam pengerjaan proyek ini KHE sengaja melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal. Pemberdayaan kontraktor dan tenaga kerja lokal ini bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar merasakan juga manfaat proyek ini.
"Kami memang sengaja menggunakan kontraktor dan tenaga kerja lokal untuk pembangunan proyek. Ini penting agar mereka juga merasakan manfaat dari proyek ini, bukan orang dari daerah lain," katanya.
Saat ini, lanjut Rony ada 4 vendor yang terlibat.
"Untuk pembangunan jalan maupun pekerjaan lainnya sudah ada empat vendor yang terlibat. Semuanya dari daerah setempat. Dan tenaganya juga dari warga kampung sekitar proyek," katanya.
"Dengan adanya proyek pembangunan PLTA Kayan yang dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Meski proyeknya baru dimulai apalagi nanti kalau bendungan jadi dan PLTA sudah beroperasi," kata Khaeroni.
PLTA Kayan Cascade 1 ditargetkan kelar 2026. “Diupayakan tahun 2025 jika kondisi lancar. Kenapa? Karena pembangunan PLTA ini sangat tergantung cuaca. Tidak ada yang bisa memprediksi kondisi di lapangan,” kata Khaeroni.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk Cascade 2-5 juga paralel dikerjakan. Sementara untuk Cascade 2-5 masing-masing butuh waktu 2-3 tahun dari Cascade 1.
"Sangat optimistis bisa berjalan sesuai target karena untuk Cascade 1 semua izin sudah selesai sementara Cascade 2-5 izin juga sudah lengkap,” jelas Khaeroni.
PLTA ini nantinya memiliki sumber daya listrik yang terintegrasi dan menjadi sumber listrik utama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi Kalimantan Utara.
Adapun PT Indonesia Strategis Industri (ISI) merupakan pengelola kawasan industri dan PT Pelabuhan Internasional Indonesia (PII) yang merupakan pengembang Pelabuhan internasional untuk mensupport kawasan industri.
"Nilai investasi lebih dari 17 miliar dolar AS, selain dari internal, kami (PT KHE) juga menggandeng rekanan asing," katanya menjelaskan bahwa kini dari sisi persiapan terus membenahi infrastruktur.
Diinformasikam salah satu rekanan asing yang masuk adalah Sumitomo dari Jepang. Khaeroni sendiri membenarkan soal masuknya Sumitomo sebagai rekanan PLTA Kayan namun enggan merinci detail.
"Betul Sumitomo menjadi partner tapi detailnya akan saya jelaskan di lain kesempatan,” jelasnya.
Baca juga: Suheriyatna: Dua megaproyek di Kaltara masuk Proyek Strategis Nasional
Baca juga: Gubernur berharap pembangunan PLTA bermanfaat untuk masyarakat
Baca juga: PLTA Poso ekstensi 2 siap beroperasi pasok listrik bersih di Sulawesi
Baca juga: PLN optimistis PLTA Asahan III beroperasi pada 2024
"Sementara ini, Alhamdulillah pembangunan proyek PLTA terbesar di Asia Tenggara ini sesuai jadwal," kata Direktur Operasional PT. KHE Khaeroni di Hotel Lominor Tanjung Selor, Sabtu (27/10/2022).
"Proses pengerjaan, kini tengah menuju perluasan seperti pembangunan jalan," katanya mengenai proyek yang beberapa kali telah dikunjungi presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
PLTA Sungai Kayan dan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Pantai Tana Kuning-Mangkupadi adalah dua PSN yang ada di Kaltara yang mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo sehingga beberapa kali ke Kaltara khusus meninjau kemajuannnya.
Ia menjelaskan kemajuan pembangunan, yakni pihaknya tengah mengerjakan pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jalan dari jalan PU (Kementerian Pekerjaan Umum) terdekat menuju titik bendungan Kayan 1 yang jaraknya kurang lebih 12 km.
"Selama 11 tahun PT KHE tidak pernah berhenti bekerja. Semua proses kita jalani. Mulai dari survei lokasi, desain hingga mengurus perijinan yang jumlah mencapai puluhan izin. Bila ditanya berapa persen, sampai saat ini progres pembangunan jalan ini sudah sekitar 30 persen," jelasnya.
PLTA Kayan Cascade yang dibangun oleh PT. KHE memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan dan terdiri atas 5 bendungan dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungannya.
Tahap pertama PLTA Kayan Cascade berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Karena pembangunan PLTA ini memiliki prospek yang bagus, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi, warga Tanjung Selor maupun masyarakat Kalimantan Utara secara umum, banyak pihak yang memberikan dukungan.
"Secara umum dukungan warga sekitar untuk pembangunan bendungan Kayan cukup bagus, juga dari pemerintah daerah dan pusat,” kata pria yang biasa dipanggil Rony ini.
Dalam pengerjaan proyek ini KHE sengaja melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal. Pemberdayaan kontraktor dan tenaga kerja lokal ini bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar merasakan juga manfaat proyek ini.
"Kami memang sengaja menggunakan kontraktor dan tenaga kerja lokal untuk pembangunan proyek. Ini penting agar mereka juga merasakan manfaat dari proyek ini, bukan orang dari daerah lain," katanya.
Saat ini, lanjut Rony ada 4 vendor yang terlibat.
"Untuk pembangunan jalan maupun pekerjaan lainnya sudah ada empat vendor yang terlibat. Semuanya dari daerah setempat. Dan tenaganya juga dari warga kampung sekitar proyek," katanya.
"Dengan adanya proyek pembangunan PLTA Kayan yang dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Meski proyeknya baru dimulai apalagi nanti kalau bendungan jadi dan PLTA sudah beroperasi," kata Khaeroni.
PLTA Kayan Cascade 1 ditargetkan kelar 2026. “Diupayakan tahun 2025 jika kondisi lancar. Kenapa? Karena pembangunan PLTA ini sangat tergantung cuaca. Tidak ada yang bisa memprediksi kondisi di lapangan,” kata Khaeroni.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk Cascade 2-5 juga paralel dikerjakan. Sementara untuk Cascade 2-5 masing-masing butuh waktu 2-3 tahun dari Cascade 1.
"Sangat optimistis bisa berjalan sesuai target karena untuk Cascade 1 semua izin sudah selesai sementara Cascade 2-5 izin juga sudah lengkap,” jelas Khaeroni.
PLTA ini nantinya memiliki sumber daya listrik yang terintegrasi dan menjadi sumber listrik utama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi Kalimantan Utara.
Adapun PT Indonesia Strategis Industri (ISI) merupakan pengelola kawasan industri dan PT Pelabuhan Internasional Indonesia (PII) yang merupakan pengembang Pelabuhan internasional untuk mensupport kawasan industri.
"Nilai investasi lebih dari 17 miliar dolar AS, selain dari internal, kami (PT KHE) juga menggandeng rekanan asing," katanya menjelaskan bahwa kini dari sisi persiapan terus membenahi infrastruktur.
Diinformasikam salah satu rekanan asing yang masuk adalah Sumitomo dari Jepang. Khaeroni sendiri membenarkan soal masuknya Sumitomo sebagai rekanan PLTA Kayan namun enggan merinci detail.
"Betul Sumitomo menjadi partner tapi detailnya akan saya jelaskan di lain kesempatan,” jelasnya.
Baca juga: Suheriyatna: Dua megaproyek di Kaltara masuk Proyek Strategis Nasional
Baca juga: Gubernur berharap pembangunan PLTA bermanfaat untuk masyarakat
Baca juga: PLTA Poso ekstensi 2 siap beroperasi pasok listrik bersih di Sulawesi
Baca juga: PLN optimistis PLTA Asahan III beroperasi pada 2024