Tarakan (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat kinerja perekonomian yang cukup baik saat menutup tahun 2022, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK), secara tahunan inflasi Kaltara tercatat 4,74 persen (yoy), angka ini lebih rendah dari capaian nasional 5,51 persen.

"Inflasi Kaltara tercatat 4,74 persen untuk Kaltara, kalau dikomparasi dengan nasional 5,51 persen, tentunya Kaltara sangat baik capaiannya, di bawah nasional, walaupun secara besaran target, kita di atas 3±1,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Teddy Arief Budiman di Tarakan, Sabtu.

Dia mengungkapkan bahwa inflasi Kaltara, dinilai terendah se-Kalimantan.  Tertinggi dicapai Kalimantan Selatan 6,99 persen, diikuti Kalimantan Tengah dengan 6,32 persen, Kalimantan Barat dengan 6,06 persen dan Kalimantan Timur dengan 5,35 persen.

Capaian itu juga dinilai lebih baik dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Dimana sebagian besar provinsi di atas capaian inflasi nasional.   

“Secara nasional kita ada di posisi kelima. Patut kita beri apresiasi, ini tidak lepas dari kinerja teman-teman TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah, red)
Kaltara yang bisa mengendalikan inflasi,” kata Arief.

Secara bulanan, inflasi Kaltara juga masih sangat terkendali. Pada Desember 2022, Kaltara mencatat inflasi 0,50 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 0,66 persen (mtm), meskipun lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya 0,10 persen (mtm).

Dua kota penyumbang inflasi yaitu Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,59 persen (mtm) dan 0,19 persen (mtm).

Secara tahunan, Tarakan juga mengalami penurunan tekanan inflasi sebesar 3,93 persen (yoy), dari sebelumnya sebesar 4,24 persen (yoy).

Capaian tersebut menjadikan Tarakan sebagai daerah dengan inflasi terendah se-Kalimantan dan serta kelima dan keempat secara nasional untuk kategori provinsi dan kabupaten/kota.

“Artinya ini masih di bawah target inflasi 3±1, Tarakan mampu di bawah target besaran inflasi dan ini nomor keempat terkecil (nasional). Kita mengapresiasi teman-teman TPID di Kota Tarakan,” katanya.  

Sedangkan untuk Tanjung Selor, meski mencatat inflasi tahunan yang cukup besar, 7,98 persen (yoy), namun jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 9,20 persen (yoy).

“Month to month-nya ini nomor dua terkecil di bulan Desember. Sementara kalau years on years, 7,98 (persen), ketiga terbesar dari 90 kota yang dilakukan pencacahan,” kata Arief.

Bila bandingkan dengan Provinsi lain di Kalimantan, Kaltara yang paling kecil di seluruh region Kalimantan. Ini juga menjadi catatan tersendiri atas prestasi pengendalian inflasi di Kaltara.

Adapun Inflasi pada Desember 2022 disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,66 persen (mtm). Yakni dari komoditas daging ayam ras 0,18 persen, sawi hijau 0,07 persen, tomat 0,04 persen dan telur ayam ras 0,04.

Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya turut andil dalam inflasi sebesar 0,95 persen (mtm). Ini disebabkan oleh komoditas emas perhiasan dengan andil Inflasi 0,07 persen (mtm) sejalan dengan meningkatnya emas global.

Di sisi lain, tekanan Inflasi tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi sebesar 0,15 persen (mtm). Disebabkan menurunnya harga angkutan udara seiring semakin bertambahnya rute penerbangan di Bandara Juwata Tarakan serta dampak normalisasi kebijakan penyesuaian harga BBM.

Deflasi juga disumbangkan dari kelompok makanan terutama komoditas ikan bandeng, toge, cabai merah dan kerang, khususnya cabai.
Baca juga: Gubernur Kaltara buka "High Level Meeting" untuk kendalikan inflasi
Baca juga: Gubernur Kaltara berharap masuknya Super Air Jet menekan inflasi
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024