Tarakan (ANTARA) - Bank Indonesia membantu pengembangan potensi pengusaha tenun Kalimantan Utara (Kaltara) melalui program Inkubasi Wastra Kaltara sehingga produknya makin bisa diterima di pasar domestik hingga internasional.
"Ada tiga hal dari program ini yang perlu digarisbawahi dalam peningkatan nilai kualitas Wastra di Kaltara. Pengembangan kapabilitas, baik dari sisi kemampuan maupun produksi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Jumat.
Sebelumnya Bank Indonesia melaksanakan peluncuran Program Inkubasi Wastra Kalimantan Utara dan penyerahan bantuan berupa alat tenun bukan mesin (ATBM) kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Paguntaka pada Rabu (15/2).
"Bantuan bertujuan memfasilitasi program pengembangan Wastra dari hulu ke hilir. Program Inkubasi Wastra berupa pelatihan tenun, desain fesyen dan produksi fesyen merupakan wujud komitmen Bank Indonesia untuk mendorong sektor ekonomi yang tumbuh dan semakin produktif," kata Indra.
Pelatihan tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi pelaku usaha fesyen baik perajin tenun, penjahit dan desainer busana dalam mendorong peningkatan produktivitas serta memperkuat UMKM agar dapat naik kelas dalam lingkup pasar domestik dan pasar internasional.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Utara, Rachmawati Paliwang, serta berhasil menarik total 53 peserta dari seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara (Kaltara).
Puluhan peserta akan dikurasi untuk kelas desainer dan produksi oleh Wignyo Rahadi, desainer nasional yang telah berkarir selama 27 tahun dengan jangkauan pelanggan yang sangat luas termasuk Presiden RI Joko Widodo.
Pemasaran Wastra Kaltara yang bisa dipasarkan tidak hanya di Kalimantan Utara tapi juga di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, Program Inkubasi Wastra Kalimantan Utara ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas desainer, produksi dan pembuatan tenun.
Setiap kelasnya nanti akan ada 20 orang yang dilatih. Khusus untuk peserta kelas tenun adalah Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Paguntaka.
Hal ini dikarenakan Tenun Paguntakan merupakan satu-satunya KUB Tenun di Kalimantan Utara baru.
Lebih lanjut, diharapkan motif yang dihasilkan dari pelatihan ini mampu melahirkan motif- motif dengan melihat sejarah dan budaya Kalimantan Utara selain motif yang sudah ada.
Nantinya, produk terpilih yang lolos kurasi akan ditampilkan pada pertunjukan fesyen nasional Gerakan Bangga Buatan Indonesia.
Selain itu peserta pelatihan juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang merupakan kegiatan tahunan Bank Indonesia.
“Besar harapan dari kami pengrajin dapat berkomitmen selama menjalani inkubasi ini, 14 hari untuk pelatihan desain dan produksi fesyen serta 28 hari untuk pelatihan tenun.
Harapannya komitmennya juga datang dari hati sehingga bisa konsisten ke depan,” kata Indra.
Lebih lanjut, disampaikan Indra, pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltara tidak hanya sebatas di tenun atau Wastra.
“Prinsipnya Bank Indonesia hadir di daerah ini sebagai pemberi masukan pemerintah, kita akan turut serta dalam pengembangan ekonomi.
Jadi segala pemberdayaan masyarakat UMKM apapun bentuknya akan kita lakukan dengan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya,” katanya.
"Ada tiga hal dari program ini yang perlu digarisbawahi dalam peningkatan nilai kualitas Wastra di Kaltara. Pengembangan kapabilitas, baik dari sisi kemampuan maupun produksi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Jumat.
Sebelumnya Bank Indonesia melaksanakan peluncuran Program Inkubasi Wastra Kalimantan Utara dan penyerahan bantuan berupa alat tenun bukan mesin (ATBM) kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Paguntaka pada Rabu (15/2).
"Bantuan bertujuan memfasilitasi program pengembangan Wastra dari hulu ke hilir. Program Inkubasi Wastra berupa pelatihan tenun, desain fesyen dan produksi fesyen merupakan wujud komitmen Bank Indonesia untuk mendorong sektor ekonomi yang tumbuh dan semakin produktif," kata Indra.
Pelatihan tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi pelaku usaha fesyen baik perajin tenun, penjahit dan desainer busana dalam mendorong peningkatan produktivitas serta memperkuat UMKM agar dapat naik kelas dalam lingkup pasar domestik dan pasar internasional.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Utara, Rachmawati Paliwang, serta berhasil menarik total 53 peserta dari seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara (Kaltara).
Puluhan peserta akan dikurasi untuk kelas desainer dan produksi oleh Wignyo Rahadi, desainer nasional yang telah berkarir selama 27 tahun dengan jangkauan pelanggan yang sangat luas termasuk Presiden RI Joko Widodo.
Pemasaran Wastra Kaltara yang bisa dipasarkan tidak hanya di Kalimantan Utara tapi juga di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, Program Inkubasi Wastra Kalimantan Utara ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas desainer, produksi dan pembuatan tenun.
Setiap kelasnya nanti akan ada 20 orang yang dilatih. Khusus untuk peserta kelas tenun adalah Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Paguntaka.
Hal ini dikarenakan Tenun Paguntakan merupakan satu-satunya KUB Tenun di Kalimantan Utara baru.
Lebih lanjut, diharapkan motif yang dihasilkan dari pelatihan ini mampu melahirkan motif- motif dengan melihat sejarah dan budaya Kalimantan Utara selain motif yang sudah ada.
Nantinya, produk terpilih yang lolos kurasi akan ditampilkan pada pertunjukan fesyen nasional Gerakan Bangga Buatan Indonesia.
Selain itu peserta pelatihan juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang merupakan kegiatan tahunan Bank Indonesia.
“Besar harapan dari kami pengrajin dapat berkomitmen selama menjalani inkubasi ini, 14 hari untuk pelatihan desain dan produksi fesyen serta 28 hari untuk pelatihan tenun.
Harapannya komitmennya juga datang dari hati sehingga bisa konsisten ke depan,” kata Indra.
Lebih lanjut, disampaikan Indra, pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltara tidak hanya sebatas di tenun atau Wastra.
“Prinsipnya Bank Indonesia hadir di daerah ini sebagai pemberi masukan pemerintah, kita akan turut serta dalam pengembangan ekonomi.
Jadi segala pemberdayaan masyarakat UMKM apapun bentuknya akan kita lakukan dengan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya,” katanya.