Tanjung Selor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara berkolaborasi bersama Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi dalam rangka pemberdayaan masyarakat kawasan frontier atau perbatasan di Kabupaten Malinau.

Kolaborasi tersebut melalui penandatanganan kerja sama antara Bupati Malinau Wempi W Mawa dan Direktur KKI Warsi Adi Junedi, Kamis.

Penandatanganan kerja sama berbentuk MoU ini dirangkai dalam acara Konsultasi Publik “Merangkai kekuatan dalam pemberdayaan masyarakat desa di kawasan frontier melalui sistem informasi potensi ruang mikro dan perhutanan sosial” di Malinau, Kamis (16/2/2023)..

MoU antara Bupati Malinau dan KKI Warsi bertujuan meningkatkan sinergi untuk mendukung percepatan pembangunan desa dengan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam.

“Kesepakatan bersama ini bertujuan untuk memperkuat dan memperluas sistem Potensi Ruang Mikro Aplikasi Informasi Desa sebagai database dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa berbasis data secara spasial, sosial, dan administrasi,” kata Adi Junedi.

Bupati Malinau Wempi W Mawa menyebutkan dengan adanya kerja sama ini akan memperkuat pemberdayaan masyarakat desa terkhusus desa yang berada dalam kawasan hutan, yang sudah ada secara turun temurun.

“Apa yang tadi kita sepakati bersama menjadi pemberdayaan yang bisa terukur yang bisa membawa kesejahteraan untuk masyarakat kita,” kata Bupati Wempi.

Dikatakan desa-desa di Malinau memiliki potensi yang penting dipetakan untuk dimanfaatkan masyarakat.

“Penting bagi masyarakat desa untuk memetakan potensi yang dimiliki yang bisa dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakat desa,” kata Wempi.

Keinginan Bupati ini sejalan dengan kegiatan Warsi yang sudah berlangsung di Malinau, termasuk dalam pengembangan Potensi Ruang Mikro Aplikasi Informasi Desa (PRM AID) yang memuat data-data spasial, sosial, dan administrasi.

KKI Warsi telah melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat desa-desa yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan melalui Program Perhutanan Sosial dan Sistem Informasi dari desa, sejak 2018.

Saat ini sudah ada 16 desa yang difasilitasi dengan pencapaian 6 SK dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Perhutanan Sosial dan 8 desa mengelola potensi ruang mikro aplikasi informasi desa (PRM AID) yang sudah mendapat legalitas dari Kementerian Komunikasi dan Informasi dengan adanya domain desa.id.

Dengan aplikasi ini juga sekaligus menjadi website resmi desa. Aplikasi ini bisa diakses secara online dan offline yaitu : https://datadian.desa.id/, https://apauping.desa.id/, https://longalango.desa.id/, https://longjalan.desa.id/, https://longpada.desa.id/, https://metut.desa.id/, http://nahakramubaru.desa.id/ dan https://tanjungnanga.desa.id/.

Yul Qari, Manager Program KKI Warsi mengatakan PRM AID dapat digunakan sebagai basis data terpadu yang akurat. Selain itu, PRM AID berfungsi untuk perencanaan pembangunan desa berdasarkan potensi desa.

“Aplikasi PRM AID ini bisa dimanfaatkan desa dalam penyusunan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Desa yang berdasarkan potensi dan masalah lokal yang ada,” ujarnya.

Dari pengelolaan aplikasi ini, juga sekaligus menjadi Etalase desa untuk mempromosikan produk unggulan desa. Data Dian, misalnya sebagai produsen Madu Kayan, madu hutan alam dengan kualitas super dipromosikan masyarakat melalui website Data Dian.

Suhandani, Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan, mengatakan prioritas penggunaan dana desa untuk pemulihan ekonomi nasional.

Seperti pengelolaan hutan desa yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan.

Kegiatan pemberdayaan KKI Warsi juga mendapatkan dukungan dari Yayasan KEHATI melalui program TFCA Kalimantan untuk masyarakat di sekitar Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang dan LP3M.

Baca juga: Aplikasi Informasi Desa di pedalaman Kaltara tuai respon positif
Baca juga: Asa di pohon Nyawai, meramu pelestarian alam dan kesejahteraan Apau Kayan
Baca juga: Penyulingan gaharu, harapan baru masyarakat Long Nyau

Melalui penguatan Tatakelola TNKM ini dilakukan secara Kolaboratif di Desa Data Dian, Long Alango, dan Apauping.

Menyambut Warsi berkegiatan di Malinau, Bupati Wempi menyampaikan sebuah pantun: Dalam sambutannya, Bupati Wempi juga menyampaikan sambutannya hangatnya untuk Warsi yang dibacakan dalam sebuah pantun.

“Sungguh cantik paras mantan kekasih, tampak anggun menikmati pemandangan danau. Selamat bekerja KKI Warsi, dari kami masyarakat Malinau,” ujar Bupati Wempi yang disambut tepuk tangan meriah peserta undangan Konsultasi Publik.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Malinau-KKI Warsi kerja sama pemberdayaan masyarakat perbatasan

Baca juga: Telaah - Entaskan isolasi daerah di pedalaman Kaltara
Baca juga: Syukuran dan sosialisasi aplikasi "datebase" informasi desa Data Dian
Baca juga: Upaya tingkatkan kesejahteraan Kaltara, "sulap" limbah gaharu jadi "cuan"

Pewarta : Muh. Arfan
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024