Tanjung Selor (ANTARA) - Bank Indonesia menyebut tekanan inflasi Kalimantan Utara 2024 mengalami penurunan dan diperkirakan sesuai target inflasi nasional 2,5±1% karena dipengaruhi oleh stabilisasi inflasi pada kelompok inti.
"Sesuai target nasional, yakni kisaran 2,5 persen plus minus satu persen. Kondisi itu dipengaruhi kondisi cuaca, yakni sejalan dengan prakiraan BMKG terhadap kondisi cuaca 2024 yang lebih kondusif ketimbang dengan 2023,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Utara Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Rabu.
Cuaca yang baik disebut berimplikasi pada produktivitas dan kualitas panen yang lebih baik juga sehingga dapat memenuhi permintaan (demand). Selain itu, juga berperan mendukung kelancaran distribusi.
Ia menambahkan, di sisi lain, anggaran ketahanan pangan Pemerintah juga meningkat 13,2 persen atau sebesar Rp114,3 triliun pada APBN 2024 yang ditujukan untuk memenuhi demand, memudahkan akses, serta stabilisasi fluktuasi harga pangan.
“Hal ini tentunya diharapkan bisa menciptakan kestabilan harga dan ketersediaan pangan yang semakin terkendali,” kata Wahyu.
Menurutnya, ada risiko inflasi yang perlu diwaspadai pada 2024. Salah satunya, ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina serta konflik Israel-Palestina, menyebar ke negara lain di kawasan yang berpotensi mengganggu produksi dan distribusi pangan, energi, serta pupuk.
Wahyu mengatakan bahwa kondisi tersebut dapat memberikan tekanan pada komoditas bahan baku energi sehingga berdampak pada sejumlah komoditas impor.
Menurutnya, kenaikan harga minyak dunia juga patut diwaspadai, karena dapat memberikan tekanan terhadap operasional angkutan yang juga bisa memberikan tekanan pada harga pangan strategis.
“Hal tersebut juga memicu tendensi masyarakat untuk mencari instrumen yang lebih tidak volatil, yang pada gilirannya akan bertranmisi pada tekanan harga emas,” ungkap Wahyu.
Selanjutnya, berdasarkan proyeksi BMKG, gangguan kondisi cuaca yang berpotensi terjadi di Kalimantan Utara juga patut diwaspadai. Kondisi cuaca pada periode Juli – September 2024 diperkirakan hujan normal, namun tetap waspada tentang adanya potensi kebakaran hutan dan lahan dan waspada bencana banjir pada Oktober – Desember 2024.
Gangguan cuaca tersebut dapat berdampak pada berkurangnya produktivitas panen sejumlah tanaman pangan strategis seperti aneka cabai dan aneka bawang.
“Karena sebagian besar pasokan komoditas pangan strategis di Kalimantan Utara berasal dari Jawa, hal ini perlu menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Selain itu, kebijakan kenaikan cukai rokok pada 2024 pada kisaran 10-12 persen juga berdampak pada kenaikan harga rokok yang sudah terlihat sejak awal 2024.
Kebijakan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 3,38 persen dan gaji PNS sebesar 8 persen juga dapat menjadi risiko inflasi seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat dan perlu diiringi dengan terpenuhinya pasokan.
Menko Perekonomian optimistis
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis bahwa laju inflasi di tahun 2024 akan berada di kisaran 2,5 persen plus minus satu persen. Target tersebut turun sedikit dari target inflasi tahun lalu yang dipatok di tiga persen plus minus satu persen.
Hal itu diungkapkan Airlangga dalam konferensi pers mengenai hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, 29 Januari 2024.
Menurutnya, capaian inflasi pada tahun lalu yang mencapai 2,61 persen, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara dengan inflasi terendah.
Indonesia disebutnya hanya kalah dari negara-negara seperti Jepang, Saudi Arabia, Italia dan China. Namun di antara negara-negara G20, Indonesia masih lebih baik dari Argentina, Turki, Rusia, India dan Amerika Serikat.
Baca juga: Pj Wali Kota Tarakan Berupaya Mengendalikan Inflasi Dengan Kolaboratif
Baca juga: Kaltara masih 10 provinsi dengan Inflasi terendah
Baca juga: Inflasi Kaltara Juni 2,91 persen
Baca juga: Inflasi Kaltara dominan dipengaruhi transportasi
Baca juga: Inflasi Kalimantan Utara terendah keenam nasional