Gubernur Kaltara Merefleksikan HUT ke-5 Provinsi Kaltara

id Refleksi, HUT, Kaltara, Gubernur

Gubernur Kaltara Merefleksikan HUT ke-5 Provinsi Kaltara

REFLEKSI : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat berada di ruang kerjanya. (humasprovkaltara)

Hari Minggu (22/4) lalu, Kalimantan Utara (Kaltara) berulang tahun yang kelima. Usia 5 tahun sesuai dengan peraturan perundang-undangan, merupakan momen yang istimewa. Karena saat ini lah ditentukan, apakah Daerah Otonomi Baru (DOB) dapat naik status menjadi daerah otonomi penuh atau justru dikembalikan ke provinsi induk.

Berikut hasil petikan wawancara dengan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, dalam merefleksikan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-5 provinsi bungsu di Tanah Air ini.


1.Hari ini, Kaltara berulang tahun. Bagaimana bapak, selaku Gubernur melihat perkembangan Kaltara di usianya yang ke-5?

Usia 5 tahun adalah usia yang masih sangat belia. Namun Alhamdulillah, atas dukungan dari semua pihak, Kaltara dapat membuktikan diri sejajar dengan provinsi lainnya di nusantara yang ditandai dengan berbagai prestasi yang telah diraih.

Hal ini tentu tidak lepas dari sinergitas seluruh komponen baik Pusat, Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten dan Kota. Termasuk elemen masyarakat, perguruan tinggi, dan swasta maupun pihak-pihak lainnya.



2. Apakah Bapak sudah cukup puas dengan apa yang dicapai Kaltara selama ini?

Kita tidak pernah puas, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan untuk memajukan Kaltara. Dengan berbekal kesabaran dan usaha yang maksimal, di usia yang sekarang 5 tahun ini, derap langkah kita harus dilakukan secara beriringan, agar tetap bersinergi dari berbagai komponen guna menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.



3. Bagaimana Anda melihat ke depan, setelah perjalanan lima tahun Kaltara?

Lima tahun ini adalah momentum baik kita untuk menyiapkan masa depan. Perjalanan Kaltara selama ini, sudah banyak yang perubahan yang terjadi. Khususnya, untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar seperti jalan. Di perbatasan sendiri sekarang kita lihat Jalan di Long Bawan menuju Long Midang, sudah bagus. Bahkan jalan yang sudah dibangun di Kaltara sudah rampung sepanjang 92,96 kilometer.

Dari sisi infrastruktur perhubungan juga sudah banyak capaiannya. Bandara Tanjung Harapan, salah satunya. Seharusnya, 2019 baru bisa didarati pesawat ATR-72. Tapi kenyataannya, kita bisa lebih cepat, sejak tahun lalu bandara ini sudah bisa didarati pesawat ATR-72. Begitu juga bandara di Malinau, Nunukan dan beberapa lainnya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat, bahwa mereka telah berkomitmen untuk menghadirkan negara di wilayah perbatasan.

Selain itu capaian lainnya dapat kita lihat bersama, melesatnya pertumbuhan ekonomi kita 6,62 persen pada 2017, ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di wilayah Kalimantan. Di samping itu, capaian lainnya adalah menurunnya angka kemiskinan pada 2017 menjadi 6,96 persen. Karena itu, saya mengajak agar kita dapat melihat Kaltara ini secara berimbang, bahwa apa yang telah dicapai ini merupakan hasil kerja yang nyata bagi kita semua.



4. Bagaimana kesan Bapak, selama menjabat sebagai Penjabat Gubernur hingga terpilih menjadi Gubernur definitif Kaltara?

Yang paling berkesan selama lima tahun terakhir adalah bagaimana upaya kita terus berusaha mengubah mindset (pola pikir). Baik itu di dalam internal pemerintahan maupun masyarakat. Bahwa cara pandang untuk penyelesaian masalah itu tidak lagi menggunakan cara-cara lama. Misalnya, penentuan masalah lelang, saat ini sudah dilakukan secara terbuka dan lebih transparan sehingga bagi perusahaan yang tidak memenuhi syarat tidak akan memasuki kriteria. Belum lagi terjadinya mis-persepsi, makanya perlu saya tegaskan, jika kita menyampaikan sesuatu harus dibarengi dengan data dan fakta. Misalnya, data untuk menjadi otonomi penuh, itu ada data evaluasi dari Kemendagri yang tiap tahunnya kita terima. Kalau saya selama dua tahun menjabat sebagai Pj (Penjabat), merasakan betul bagaimana kita berupaya keras untuk merubah pola pikir itu.

Kemudian saat menghadapi berita bohong, fitnah dan lain-lainnya. Tetapi saya tidak pernah menyerah, ini merupakan kewajiban saya sebagai seorang kepala daerah untuk terus bekerja keras merubah pola pikir, dengan lebih mengajak masyarakat kita berpikir secara komprehensif. Karena itu, kita harus bekerja keras dan bersungguh-sungguh sehingga apa yang telah kita cita-citakan dapat terwujud.



5. Bagaimana Bapak memaknai Kaltara sebagai Daerah Otonomi Penuh?

Alhamdulillah, kita sudah menyelesaikan tahapan yang telah ditetapkan untuk menjadi daerah otonomi penuh. Di sini, kita bisa lebih bebas karena sudah tidak menjadi DOB lagi. Sebab, jika belum lima tahun kita masih dalam tahap penilaian dan evaluasi dari pemerintah pusat, apakah kita dianggap layak atau tidak, jika kita dianggap tidak layak kita bisa dikembalikan ke provinsi induk. Namun, setelah lima tahun ini kita pun bisa lebih merdeka dan bisa konsentrasi lagi untuk hal lain yang positif untuk pembangunan Kaltara. Misalnya, kita sudah diwajibkan untuk menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD). Kita pun punya strategi yakni dengan terus bergerak cepat, dan tidak berhenti untuk melakukan komunikasi dan konsultasi kepada pemerintah pusat. Selain itu, saya juga terus memberikan pengarahan serta pemahaman baru kepada jajaran aparatur Pemprov Kaltara. Mari kita gunakan prasangka baik untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Kaltara yang Mandiri, Maju dan Damai.



6. Bagaimana proyeksi ekonomi di Kaltara ke depan?

Kalau proyeksi ekonomi kita, tergantung dengan kemampuan investasi, kita sangat optimis dengan itu. Apalagi, jika Juli 2018 ini rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) tahap I di Sungai Kayan dengan kapasitas 900 Megawatt dapat terealisasi. Tentu, uang yang masuk ke Kaltara akan cukup banyak. Ini akan memberikan pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi di Kaltara, dan trennya akan terus meningkat.

Dalam hal investasi, beberapa kali saya sampaikan, ini tergantung dari diri kita sendiri. Bagaimana kita menyikapinya. Kalau kita menyikapinya dengan baik, selalu berpikiran positif, terbuka dengan menerima siapa saja, investor akan senang untuk berinvestasi. Sebaliknya, dengan jika selalu berprasangka buruk, berpikiran sempit, memfitnah, maka investor akan pergi. Dan akhirnya masyarakat sendiri lah yang akan dirugikan.(*)