Tanjung Selor (Antara News Kaltara) - Banjir di beberapa kecamatan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara mulai reda, sehingga sejak sore tadi (14/2) PLN dan PDAM mulai kembali mengoperasikan setelah lima hari terakhir menghentikan pelayanan umumnya.
Dilaporkan di Tanjung Selor, Sabtu bahwa ketinggian air Sungai Kayan yang membelah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara itu terus menurun dan air sudah tidak menggenangi sebagian wilayah kota.
"Mudahan, tidak terjadi hujan di kawasan pedalaman Sungai Kayan sehingga banjir benar-benar tidak terjadi lagi," kata Umar, warga Bulungan.
Ia menjelaskan bahwa banjir kali ini menjadi musibah paling buruk jika dilihat dari ketinggian dan penyebaran daerah yang terendam.
"Mungkin di kawasan pedalaman hutannya sudah habis karena kini banyak berubah menjadi lahan perkebunan sawit," katanya.
Ia berharap agar pemerintah, Khususnya Pemkab Bulungan benar-benar selektif dalam memberikan izin lokasi lahan perkebunan.
"Dan lahan-lahan kritis segera direboisasi bukan malah dijadikan area perkebunan karena bukan tidak mungkin musibah seperti ini akan terulang," imbuhnya
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan bahwa tiga orang meningga, satu tersengat aliran listrik dan dua hanyut akibat banjir.
Khusus di Kota Tanjung Selor dan sekitarnya diperkirakan 1.500 jiwa warga yang harus mengungsi akibat rumahnya terendam air cukup tinggi.
Kerugian kali ini diperkirakan cukup besar akibat rusaknya lahan pertanian dan banyak ternak yang mati tenggelam.
Dilaporkan di Tanjung Selor, Sabtu bahwa ketinggian air Sungai Kayan yang membelah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara itu terus menurun dan air sudah tidak menggenangi sebagian wilayah kota.
"Mudahan, tidak terjadi hujan di kawasan pedalaman Sungai Kayan sehingga banjir benar-benar tidak terjadi lagi," kata Umar, warga Bulungan.
Ia menjelaskan bahwa banjir kali ini menjadi musibah paling buruk jika dilihat dari ketinggian dan penyebaran daerah yang terendam.
"Mungkin di kawasan pedalaman hutannya sudah habis karena kini banyak berubah menjadi lahan perkebunan sawit," katanya.
Ia berharap agar pemerintah, Khususnya Pemkab Bulungan benar-benar selektif dalam memberikan izin lokasi lahan perkebunan.
"Dan lahan-lahan kritis segera direboisasi bukan malah dijadikan area perkebunan karena bukan tidak mungkin musibah seperti ini akan terulang," imbuhnya
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan bahwa tiga orang meningga, satu tersengat aliran listrik dan dua hanyut akibat banjir.
Khusus di Kota Tanjung Selor dan sekitarnya diperkirakan 1.500 jiwa warga yang harus mengungsi akibat rumahnya terendam air cukup tinggi.
Kerugian kali ini diperkirakan cukup besar akibat rusaknya lahan pertanian dan banyak ternak yang mati tenggelam.