Tarakan (ANTARA) - Di tengah kesibukannya sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Kalimantan Utara, Hendik Sudaryanto sering menyempatkan diri berolahraga, khususnya bersepeda.

"Bagi usia kita, olahraga terbaik bersepeda ketimbang jogging misalnya karena tidak membebani lutut dengan berat tubuh," katanya saat berolahraga di Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Tarakan, belum lama ini.

Jenis kardio lain yang baik, ujarnya renang karena melatih pernafasan serta tidak membebani lutut serta semua anggota badan bergerak.

Sayangnya, di Tarakan ia nilai belum ada kolam renang yang refrensitatif sehingga saat ini ia lebih memilih qowes sebagai kegiatan "mencari keringat".

Baca juga: Peserta SMN Kepri kunjungi Konservasi Mangrove dan Bekantan Tarakan

Baca juga: Rehabilitasi Hutan di Pesisir, Pemprov Bantu Bibit Mangrove

Menyinggung tentang kondisi perekonomian di Tarakan khususnya,  "Arek Suroboyo" ini menilai perlu mengembangkan penggunaan uang elektronik dalam mendukung program smart city.

Kini inovasi pada instrumen pembayaran elektronis dengan menggunakan kartu telah berkembang menjadi bentuk yang lebih praktis.

"Misalnya kegiatan transaksi di kawasan wisata seperti Hutan Mangrove jika menggunakan uang elektronik akan lebih praktis dan mengurangi kejahatan ketimbang bawa uang cash," ujarnya karena di sekitar kawasan wisata konservasi itu tumbuh juga lokasi untuk wisata kuliner.

Di Indonesia sedang berkembang suatu instrumen pembayaran yang dikenal dengan uang elektronik.

Karakteristik yang sedikit berbeda dengan instrumen pembayaran lainnya seperti kartu kredit dan kartu ATM atau debit meskipun ada kesamaan, yaitu ditujukan untuk pembayaran.

Secara sederhana, uang elektronik adalah alat pembayaran dalam bentuk elektronik, yaknk nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu.

Penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat memberikan manfaat antara lain, memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai.

Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang, misalnya permen akibat padagang tidak mempunyai receh.

Sangat "applicable" untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi, antara lain untuk transportasi, parkir, tol,  dan makanan cepat saji. 

"Selain uang elektronik berbasis Kartu ada juga Dompet Elektronik dengan menggunakan smartphone," imbuhnya.

Baca juga: Bakamla tinjau lokasi penanaman mangrove di Sebatik
Baca juga: Tinjau Lokasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia
  Obyek wisata kuliner sekitar wana wisata mangrove Tarakan (ANTARA/iskandar Zulkarnaen)
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024