Tanjung Selor (ANTARA) - Program peningkatan dan pengembangan Bandar Udara (Bandara) maupun Lapangan Terbang (Lapter) di Kalimantan Utara (Kaltara), berlanjut pada 2020 ini.
Dikabarkan Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie, salah satunya adalah pengembangan Bandara Juwata Tarakan.
“Untuk Bandara Juwata, rencananya akan dilakukan perpanjangan runway sepanjang 250 meter ke arah laut. Usulan ini saya sampaikan langsung ke Pak Presiden Jokowi saat ke Kaltara akhir 2019 lalu. Alhamdulillah, beliau langsung merespons dan meminta kepada Menteri Perhubungan untuk menindaklanjutinya,” ucap Gubernur.
Perpanjangan runway atau landasan pacu Bandara Juwata Tarakan, bertujuan untuk meningkatkan intensitas penerbangan dengan memungkinkan beroperasinya pesawat berukuran lebih besar dari yang sudah beroperasi saat ini.
“Dari informasi pihak Bandara Juwata, rencana ini masih dalam tahap pengusulan masterplan. Masterplan-nya sudah ada, tapi masih perlu perbaikan,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Gubernur, runway eksisting Bandara Juwata sendiri, sepanjang 2.250 meter.
“Untuk perpanjangan Bandara Juwata ini, perlu pula kajian lingkungannya, dalam artian perlu menyusun AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Mengingat perpanjangannya ke arah laut, sehingga perlu mereklamasi sebagian wilayah pantai,” tutur Gubernur yang didampingi kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltara Taupan Madjid, baru-baru ini.
Perpanjangan runway Bandara Juwata ini bakal menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Rencana ini juga masuk dalam daftar 6 proyek yang akan diusulkan Pemprov Kaltara. Bersamaan dengan penyelesaian proyek pembangunan kanal dan dermaga speedboat terintegrasi dengan Bandara Juwata Tarakan,” jelas Irianto.
Selain itu, pada tahun ini, Pemprov Kaltara melalui Dinas Perhubungan (Dishub) juga berkoordinasi dengan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) yang ada di Kaltara terkait rencana pengembangan lapter. Pendanaannya, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltara 2020.
“Fokusnya adalah pengembangan lapter di wilayah pedalaman Kaltara. Salah satu prioritasnya, peningkatan dan perpanjangan runway lapter Pujungan, Kabupaten Malinau,” urai Gubernur.
Eksisting runway lapter Pujungan sendiri, 570 meter. “Ditargetkan panjang runway-nya menjadi 600 meter.
Selain itu, badan runway juga akan ditingkatkan dari kondisi rumput menjadi aspal Lapen (lapis penetrasi). Untuk tahun ini, akan dilakukan pengerasan dulu,” ulas Irianto. Untuk kegiatan ini, pada APBD Kaltara teralokasikan Rp 3 miliar.
Selain lapter Pujungan, Dishub juga tengah memproses pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan. Dikatakan kepala Dishub Kaltara, Taupan Madjid, saat ini secara bertahap dilakukan ganti rugi lahan yang akan dibebaskan.
“Tahun ini, kami fokus pada lahan yang berada didalam pagar bandara. Ada, sekitar 8 hektare luas lahannya,” ungkap Taupan.
Untuk progresnya, pada 2019 untuk ganti rugi lahan, anggaran yang disediakan sekitar Rp 3 miliar. Untuk tahun ini, anggarannya tersedia Rp 17 miliar.
“Sangat diharapkan, dengan anggaran itu, semua lahan yang perlu dibebaskan dapat terakomodir semuanya. Namun, lahan yang dapat dibayar ganti ruginya adalah yang bebas sengketa lahan,” jelasnya.
“Apabila masih ada sengketa, kami imbau pemilik lahan untuk segera menyelesaikan proses sengketanya. Apabila sengketa sudah selesai, baru diganti rugi,” timpalnya. Untuk lahan diluar pagar bandara, menunggu terbitnya izin lokasi.