Gempa Bumi di Tarakan Akibatkan Plafon Ruang Tunggu Bandara Juwata Terlepas

id Bandara Juwata Tarakan

Gempa Bumi di Tarakan Akibatkan Plafon Ruang Tunggu Bandara Juwata Terlepas

Guncangan gempa bumi yang terjadi di Tarakan, Kalimantan Utara dengan kekuatan Magnitudo 4,8  pada Rabu (5/10) pukul 18:37:11 WITA menyebabkan beberapa plafon di ruang tunggu bandara Juwata Tarakan terlepas. (ANTARA/HO-Bandara Juwata Tarakan)

Tarakan (ANTARA) - Guncangan gempa bumi yang terjadi di Tarakan, Kalimantan Utara dengan kekuatan Magnitudo 4,8 pada Rabu (5/10) pukul 18:37:11 WITA menyebabkan beberapa plafon di ruang tunggu bandara Juwata Tarakan terlepas

"Gempa memang sempat terasa di area bandara Juwata, namun dampaknya tidak signifikan, hanya ada bagian plafon ruang tunggu yang terlepas," kata Manajemen Bandara Juwata Tarakan, Florens saat dihubungi di Tarakan, Rabu malam.

Dia menjelaskan bahwa saat ini kerusakan plafon tersebut sudah ditangani oleh tim bangunan di Bandara Juwata Tarakan.

"Pesawat terakhir juga sudah mendarat dengan aman, dan operasional bandara tetap berjalan normal," kata Florens.

Lokasi gempa berada 3,33 LU, 117,82 BT 24 Kilometer Tenggara Tarakan di kedalaman 10 Kilometer.

Adapun kecamatan terdekat dari pusat gempa 15,07 Kilometer Selatan di Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan, 18,96 Kilometer Timur Kecamatan Tarakan Timur dan 20,81 Kilometer Timur Kecamatan Tarakan Tengah.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai informasi palsu atau tidak valid yang beredar di media sosial maupun pesan berantai yang menyebutkan akan terjadi gempa susulan pada jam tertentu. Informasi tersebut tidak benar (hoaks) dan tidak bersumber dari BMKG.

Gempa ini dirasakan kuat di Tarakan (IV–V MMI), serta di Pulau Bunyu, Tanjung Selor, Berau, Nunukan, dan Malinau dengan intensitas III–IV MMI.
Beberapa laporan kerusakan ringan diterima dari Kampung Empat dan Mamburungan.

Hingga pukul 18:51 WITA, hasil monitoring BMKG tidak menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
BMKG terus memantau aktivitas seismik secara real-time dan akan menyampaikan informasi terbaru jika terdeteksi adanya gempa susulan yang signifikan.

Kepala Stasiun Meteorologi Juwata, Tarakan Muhammad Sulam Khilmi menegaskan bahwa tidak ada teknologi di dunia yang mampu memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa bumi secara pasti.

"Informasi yang beredar menyebutkan “akan terjadi gempa susulan pada jam tertentu” adalah hoaks," katanya.

BMKG hanya dapat menganalisis gempa yang sudah terjadi dan memantau kemungkinan susulan berdasarkan aktivitas seismik yang terekam, bukan memprediksi kapan akan terjadi.

Himbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, tidak mudah percaya terhadap berita yang tidak bersumber dari BMKG.
Pastikan bangunan tempat tinggal aman dari retakan atau kerusakan sebelum kembali ke dalam rumah dan gunakan kanal resmi BMKG untuk memperoleh informasi yang benar dan terkini.

Baca juga: Gempa Berkekuatan 4,8 Magnitudo Menguncang Tarakan
Baca juga: BNPB: 29 Orang Jadi Korban Gempa Poso, Dua Kritis Dirawat Tim Medis

Pewarta :
Editor : Susylo Asmalyah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.