Tanjung Selor (ANTARA) - Realisasi investasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) selama 2019, hingga 20 Desember mencapai Rp 6.000.000.226.000, atau 100 persen dengan target rencana investasi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019 sebesar Rp 6.000.000.000.000.
Sejalan dengan realisasi investasi, untuk capaian rencana investasi 2019 juga telah melebihi target. Dari taget rencana investasi RPJMD sebesar Rp 9.810.000.000.000, realisasinya sebesar Rp 31.262.085.300.000. Seluruh capaian tersebut, berasal dari dua penanaman modal yakni Penanaman Modal Asing (PMA), dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Dikatakan Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie yang didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltara Risdianto, capaian realisasi investasi Tahun 2019 mengacu pada target RPJMD sebesar Rp 6 Triliun. Sementara, untuk rencana realisasi investasi pada RPJMD ditarget sebesar Rp 9,81 triliun. “Sejak pada triwulan pertama tahun 2019 saja, realisasi rencana investasi sudah mencapai Rp 11 triliun, atau sudah melebihi target,” kata Irianto.
Dijelaskan Gubernur, bahwa target realisasi investasi 2019 diperoleh dari hasil analisa realisasi investasi pada 2018. Di mana, saat itu capaian realisasi investasi mencapai Rp 2,26 triliun, sehingga pada 2019 dinaikkan targetnya menjadi Rp 6 triliun. Untuk diketahui, pada triwulan I 2019, realisasi investasi di Kaltara mencapai Rp 1,777 T. Triwulan II sebesar Rp 1,758 T, kemudian di triwulan III Rp 1,738 T, dan di triwulan IV (per 20 Desember 2019) realisasi investasi sebesar Rp 732 miliar.
Gubernur mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi asumsi menaikkan target realisasi investasi pada 2019. Pertama, terkait dengan 11 program prioritas pembangunan yang ada di Kaltara. Hal tersebut memberikan multiplier effect yang sangat kuat dalam rangka masuknya investasi. Salah satunya, program prioritas pembangunan Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI), Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan.
Selain itu, tentu dengan adanya perbaikan terhadap proses pelayanan publik untuk DPMPTSP Kaltara, sebagaimana terus diarahkan oleh gubernur. Dimana, DPMPTSP Kaltara masuk dalam peringkat PRIMA bersama dengan 24 PTSP provinsi dan kabupaten/kota lainnya se-Indonesia. Tentu, dengan begitu akan memberikan rasa percaya kepada investor untuk masuk ke Kaltara.
Selanjutnya, dengan melihat makro ekonomi di Kaltara, baik pertumbuhan ekonomi, kemudian inflasi yang terus terjaga, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat serta faktor makro ekonomi lainnya yang berkaitan terhadap rencana investasi.
Sementara itu, kepala DPMPTSP Kaltara, Risdianto menuturkan, membaiknya iklim investasi di Kaltara berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan warga. Salah satunya, dari tingkat penyerapan tenaga kerja. “Dari data yang ada, serapan tenaga kerja periode 2019 untuk PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dari TKI (Tenaga Kerja Indonesia) sebanyak 3.485 orang, sementara TKA (Tenaga Kerja Asing) 16 orang. Dari sektor PMA (Penanaman Modal Asing), TKI yang terserap sebanyak 579 orang, dan TKA 194 orang,” beber Risdianto.
Dari gambaran diatas, dijelaskan Risdianto bahwa investasi yang terealisasi, dalam pelaksanaannya tetap memprioritaskan tenaga kerja lokal. “Ini juga sejalan dengan arahan Gubernur Kaltara yang menegaskan agar investasi yang ada di Kaltara memprioritaskan rekrutmen tenaga kerja lokal berkemampuan,” tutupnya.
Baca juga: Investasi Kaltara Rp6 Triliun terealisasi 2019