Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta jajarannya untuk memperkuat program pemberdayaan warga dan program padat karya di pertanian sehingga memberikan kesempatan kerja bagi warga yang kurang sejahtera dan menganggur.
"Utamakan program yang padat karya dan berikan kesempatan kerja bagi mereka yang tidak mampu, yang menganggur di desa dengan model cash for work," kata Mentan Syahrul di Jakarta, Senin.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. TPT mengalami penurunan dari 2015 sampai dengan 2019 sebesar 0,90 persen poin. TPT pada 2018 sebesar 5,34 persen turun menjadi 5,28 persen pada 2019.
Struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada 2019 masih didominasi tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu pertanian sebesar 27,33 persen; perdagangan sebesar 18,81 persen dan industri pengolahan sebesar 14,96 persen.
"Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, program padat karya berbasis pertanian harus menjadi ujung tombak untuk menekan angka kemiskinan, khususnya di desa, serta mengangkat kesejahteraan petani," kata Syahrul.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan program padat karya merupakan suatu kegiatan produktif yang dilaksanakan dalam rangka memberikan kesempatan kerja dan menambah penghasilan bagi penganggur dan setengah menganggur pada saat musim sepi panen/kerja.
"Program padat karya infrastruktur pertanian ini diharapkan dapat menyentuh langsung kebutuhan publik sehingga dapat memberikan peningkatan produksi pertanian, juga pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja," kata Sarwo Edhy.
Ada pun fokus utama program tersebut adalah pembangunan infrastruktur pertanian, seperti pembangunan jalan usaha tani, rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan embung, atau pengembangan prasarana dan sarana pertanian lainnya dengan melibatkan warga atau swadaya masyarakat.
Tak hanya menyejahterakan petani, program padat karya juga bisa sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.
"Kegiatan program padat karya oleh masyarakat (P3A dan Poktan) dilakukan melalui pola transfer dana pemerintah langsung ke rekening kelompok penerima manfaat," kata Sarwo Edhy.
Pembangunan jalan usaha tani dan produksi pertanian misalnya, pada 2019 Kementan telah merealisasikan 68,8 kilometer (km) untuk areal sawah 4.329 ha. Infrastruktur tersebut dibangun di 16 Kabupaten di 8 Provinsi yang melibatkan 144 kelompok tani.
Untuk tahun 2020, Kementan mencanangkan pembangunan jalan usaha tani sepanjang 14,4 hektare di 10 provinsi.
Peningkatan target lebih dari tiga kali lipat ini karena anggarannya naik menjadi Rp47,4 miliar untuk 2020 dari sebelumnya Rp18 miliar pada 2019. Dalam pelaksanaannya, program padat karya melibatkan 361 kelompok tani.
Baca juga: Mendes PDTT: Infrastruktur Padat Karya Tunai kuatkan ekonomi desa
Baca juga: Dukung daya beli, PUPR percepat realisasi program padat karya
Baca juga: Presiden: utamakan program padat karya dalam pemanfaatan dana desa
"Utamakan program yang padat karya dan berikan kesempatan kerja bagi mereka yang tidak mampu, yang menganggur di desa dengan model cash for work," kata Mentan Syahrul di Jakarta, Senin.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. TPT mengalami penurunan dari 2015 sampai dengan 2019 sebesar 0,90 persen poin. TPT pada 2018 sebesar 5,34 persen turun menjadi 5,28 persen pada 2019.
Struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada 2019 masih didominasi tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu pertanian sebesar 27,33 persen; perdagangan sebesar 18,81 persen dan industri pengolahan sebesar 14,96 persen.
"Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, program padat karya berbasis pertanian harus menjadi ujung tombak untuk menekan angka kemiskinan, khususnya di desa, serta mengangkat kesejahteraan petani," kata Syahrul.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan program padat karya merupakan suatu kegiatan produktif yang dilaksanakan dalam rangka memberikan kesempatan kerja dan menambah penghasilan bagi penganggur dan setengah menganggur pada saat musim sepi panen/kerja.
"Program padat karya infrastruktur pertanian ini diharapkan dapat menyentuh langsung kebutuhan publik sehingga dapat memberikan peningkatan produksi pertanian, juga pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja," kata Sarwo Edhy.
Ada pun fokus utama program tersebut adalah pembangunan infrastruktur pertanian, seperti pembangunan jalan usaha tani, rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan embung, atau pengembangan prasarana dan sarana pertanian lainnya dengan melibatkan warga atau swadaya masyarakat.
Tak hanya menyejahterakan petani, program padat karya juga bisa sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.
"Kegiatan program padat karya oleh masyarakat (P3A dan Poktan) dilakukan melalui pola transfer dana pemerintah langsung ke rekening kelompok penerima manfaat," kata Sarwo Edhy.
Pembangunan jalan usaha tani dan produksi pertanian misalnya, pada 2019 Kementan telah merealisasikan 68,8 kilometer (km) untuk areal sawah 4.329 ha. Infrastruktur tersebut dibangun di 16 Kabupaten di 8 Provinsi yang melibatkan 144 kelompok tani.
Untuk tahun 2020, Kementan mencanangkan pembangunan jalan usaha tani sepanjang 14,4 hektare di 10 provinsi.
Peningkatan target lebih dari tiga kali lipat ini karena anggarannya naik menjadi Rp47,4 miliar untuk 2020 dari sebelumnya Rp18 miliar pada 2019. Dalam pelaksanaannya, program padat karya melibatkan 361 kelompok tani.
Baca juga: Mendes PDTT: Infrastruktur Padat Karya Tunai kuatkan ekonomi desa
Baca juga: Dukung daya beli, PUPR percepat realisasi program padat karya
Baca juga: Presiden: utamakan program padat karya dalam pemanfaatan dana desa
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto