Jakarta (ANTARA) - Mencuci beras sebelum memasaknya menjadi cara awal meningkatkan rasa nasi. Pada awalnya, air keran akan tampak keruh. Tapi warna air yang awalnya tampak seperti susu menjadi bening seperti kaca jendela dan inilah tanda pencucian selesai.
Selain soal rasa, alasan Anda perlu mencuci beras jelas demi kebersihan. Beras melewati banyak langkah dalam perjalanannya dari padi ke karung. Seiring waktu, ada kemungkinan beberapa kotoran dan debu ikut masuk. Jadi biarkan air keran Anda membersihkan beras Anda, membasuh semua kotoran.
Baca juga: Menu Idul Adha - Nasi goreng ala Kebon Sirih
Alasan kedua, menghidrasi beras. Saat biji-biji ini berada di dalam karung atau kantong, sifatnya sedikit kering. Membilas atau mencuci beras memungkinkan biji-biji mulai menyerap air.
Alasan ketiga pentingnya mencuci beras, untuk menghindari hal yang paling tak terduga, namun mungkin paling penting. Saat beras diproses dan dikirimkan, ada residu bertepung melapisi bagian luar setiap butir beras.
Lapisan halus ini terdiri dari serpihan-serpihan kecil beras yang sangat kecil. Saat Anda memasak nasi dengan residu ini, tekstur nasi nantinya akan agak lengket.
Jadi metode mana yang terbaik mencuci beras?
Pertama Anda bisa mencoba metode saringan. Gunakan saringan dengan jaring logam halus (satu yang cukup besar untuk nasi Anda). Kucurkan air hangat atau dingin di atas beras.
Jika sulit untuk mengukur kejernihan dalam air yang mengalir melalui jaring, coba masukan beberapa beras ke dalam gelas bening.
Cara kedua, metode mangkok yakni memasukkan beras ke dalam mangkuk dan menambahkan air secukupnya. Lalu taruh di tangan Anda dan balikkan beras. Buang air itu. Tambahkan air baru. Ulangi sampai beras bersih.
Di antara keduanya, metode ke dua, tampaknya lebih disukai kebanyakan orang karena menciptakan pengalaman sentuhan dan indera. Selain itu, Anda tampaknya bisa menggunakan lebih sedikit air, karena tidak terus-menerus membiarkan air mengalir dari keran, demikian seperti dilansir Real Simple.
Baca juga: Resep nasi goreng "Aruna dan Lidahnya"
Baca juga: Tips masak kentang goreng sehat nan lezat bak di resto cepat saji
Baca juga: Tips usir rasa malas masak ala Chef Arnold
Selain soal rasa, alasan Anda perlu mencuci beras jelas demi kebersihan. Beras melewati banyak langkah dalam perjalanannya dari padi ke karung. Seiring waktu, ada kemungkinan beberapa kotoran dan debu ikut masuk. Jadi biarkan air keran Anda membersihkan beras Anda, membasuh semua kotoran.
Baca juga: Menu Idul Adha - Nasi goreng ala Kebon Sirih
Alasan kedua, menghidrasi beras. Saat biji-biji ini berada di dalam karung atau kantong, sifatnya sedikit kering. Membilas atau mencuci beras memungkinkan biji-biji mulai menyerap air.
Alasan ketiga pentingnya mencuci beras, untuk menghindari hal yang paling tak terduga, namun mungkin paling penting. Saat beras diproses dan dikirimkan, ada residu bertepung melapisi bagian luar setiap butir beras.
Lapisan halus ini terdiri dari serpihan-serpihan kecil beras yang sangat kecil. Saat Anda memasak nasi dengan residu ini, tekstur nasi nantinya akan agak lengket.
Jadi metode mana yang terbaik mencuci beras?
Pertama Anda bisa mencoba metode saringan. Gunakan saringan dengan jaring logam halus (satu yang cukup besar untuk nasi Anda). Kucurkan air hangat atau dingin di atas beras.
Jika sulit untuk mengukur kejernihan dalam air yang mengalir melalui jaring, coba masukan beberapa beras ke dalam gelas bening.
Cara kedua, metode mangkok yakni memasukkan beras ke dalam mangkuk dan menambahkan air secukupnya. Lalu taruh di tangan Anda dan balikkan beras. Buang air itu. Tambahkan air baru. Ulangi sampai beras bersih.
Di antara keduanya, metode ke dua, tampaknya lebih disukai kebanyakan orang karena menciptakan pengalaman sentuhan dan indera. Selain itu, Anda tampaknya bisa menggunakan lebih sedikit air, karena tidak terus-menerus membiarkan air mengalir dari keran, demikian seperti dilansir Real Simple.
Baca juga: Resep nasi goreng "Aruna dan Lidahnya"
Baca juga: Tips masak kentang goreng sehat nan lezat bak di resto cepat saji
Baca juga: Tips usir rasa malas masak ala Chef Arnold
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani