Tanjung Selor (ANTARA) - Sebanyak 5 ton Bawang Merah asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) tiba di Tanjung Selor, Senin (1/6).
Ini merupakan upaya bersama antara pemerintah dengan pengusaha lokal dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan dengan memanfaatkan program bantuan biaya distribusi dari daerah asal dari Kementrian Pertanian (Kementan).
Sebagaimana diketahui, sejak mendekati hingga sepekan setelah Hari Raya Idulfitri, harga bawang merah di Kaltara terus melonjak naik. Bahkan pada 31 Mei lalu, harganya di Pasar Induk Tanjung Selor berada pada kisaran Rp. 70 hingga 90 ribu per kilogram (tergantung kualitas bawang).
“Rencananya bawang ini akan kita jual juga di Toko Tani Indonesia Center (TTIC),” kata kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara, Wahyuni Nuzbang, kemarin.
Pelonjakan harga bawang ini sendiri, sudah diprediksi sebelumnya. Dijelaskan Wahyuni, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementan RI menyampaikan bahwa neraca nasional bawang merah diperkirakan mengalami defisit 3.700 ton di lebih dari 20 provinsi. Namun ditaksir akan kembali normal pada Juni 2020.
“Produksi bawang dalam negeri diperkirakan akan kembali surplus terhadap kebutuhan nasional karena akan terjadi panen di beberapa daerah,” tuturnya.
Pada skala lokal, Wahyuni mengajak para petani maupun gabungan kelompok tani (Gapoktan) untuk menjual hasil taninya di TTIC.
“Hasil tani apa saja. Tapi dengan syarat hasil pertaniannya legal. Terutama yang impor serta harga lebih rendah atau minimal sama dengan harga pasar,” tutupnya.