Harga bawang merah di Nunukan naik menjadi Rp35.000/kg

id bawang merah, harga naik, pasar inhutani, nunukan

Harga bawang merah di Nunukan naik menjadi Rp35.000/kg

Pedagang eceran bumbu masak di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan sedang membersihkan barang dagangannya pada Kamis (16/9).

Nunukan (ANTARA) - Meskipun sejumlah bumbu masak mengalami penurunan harga yang cukup drastis di Nunukan Kaltara karena ada pasokan dari Sulawesi tetapi tidak terjadi pada bawang merah.

Dilaporkan di Nunukan, Jumat harga bawang merah malah naik menjadi Rp35.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp28.000 per kilogram.

Pedagang eceran bumbu masak di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan bernama Asri membenarkan harga bawang merah mengalami kenaikan sementara bumbu masak lainnya mengalami penurunan cukup drastis.

Kenaikan harga bawang merah, kata dia, selain pasokan yang kurang karena biasanya kapal pengangkut dari Parepare, Sulsel hanya sekali dalam sepekan.

Juga kondisi cuaca di daerah asal penghasil bawang merah di Sulsel sedang memasuki musim hujan.

Baca juga: Harga cabai di Nunukan turun drastis

Oleh karena itu, Asri menilai kenaikan harga bawang merah kemungkinan petani di daerah itu belum panen karena menunggu musim hujan berakhir. "Informasi cuaca di Sulawesi (Selatan) musim hujan sekarang jadi kemungkinan petani bawang merah menunda panennya," ungkap Asri.

Pria ini mengatakan kenaikan harga bawang merah dari Rp28.000-Rp30.000 per kilogram menjadi Rp35.000 per kilogram sudah berlangsung sejak 10 hari yang lalu.

Namun harga Rp35.000 per kilogram ini merupakan stok yang baru datang Senin (13/9).

Menanggapi harga bawang merah tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan Dian Kusumanto melalui Kepala Bidang Pengembangan dan Perdagangan Dalam Negeri Syamsul Daris bahwa hasil pemantauan di pasar-pasar memang barang kebutuhan pokok sehari-hari khususnya bumbu masak jenis bawang merah mengalami kenaikan harga hingga Rp5.000 per kilogram.

Tetapi ada juga yang mengalami penurunan harga sehingga masih sangat seimbang, beber dia. Namun dia katakan hal itu masih tergolong sangat wajar dan tidak dianggap memberatkan konsumen.

Syamsul Daris akui, Kabupaten Nunukan bukan produsen sehingga kenaikan dan penurunan harga barang sangat wajar.

Baca juga: Fluktuasi harga bawang merah di Nunukan
Baca juga: Harga bawang merah terus melonjak di Nunukan