Harga bawang merah di Nunukan turun tajam

id bawang merah, pasar inhutani, nunukan

Harga bawang merah  di Nunukan turun tajam

Pedagang bawang di Pasar Induk Tanjung Palas Bulungan justru sebut harga stabil karena mereka tergabtung pasokan dari Pulau Jawa, sedangkan Nunukan dari Pulau Sulawesi. (Iskandar Zulkarnaen/Antara)

Nunukan (ANTARA) - Harga bawang merah di sejumlah pasar di Kabupaten Nunukan, Kaltara terus
mengalami penurunan tajam.

Dilaporkan di Nunukan, Kamis bawang mengalami penurunan signifikan dari Rp35.000 per kilogram pada awal Juni 2021 hingga menjadi Rp26.000 per kilogram saat ini.

Hayati, seorang pedagang bumbu masak di Pasar Inhutani, Kabupaten Nunukan menuturkan harga saat ini semakin menurun sejak pertengahan Juni 2021 dan sekarang turun lagi menjadi Rp26.000 per kilogram.

"Harga bawang merah sekarang ini Rp26.000 per kilo. Memang pernah Rp35.000 per kilo pada awal bulan lalu tapi sekarang sudah turun menjadi Rp26.000 per kilo," ujar Hayati.

Penurunan harga bawang merah dibenarkan pula Supriadi, pedagang bahan kebutuhan pokok lainnya di Pasar Inhutani.

Ia mengatakan penurunan harga ini disebabkan banyaknya pasokan dari Sulsel.

Selain itu, harganya juga ikut turun mulai dari petani hingga pengusaha pemasok ke Kabupaten Nunukan.

"Memang harga di tingkat petani sudah turun. Jadi pengusaha yang mendatangkan ke Nunukan pasti menurunkan juga," aku dia.

Supriadi menduga juga, penurunan harga bawang merah hingga titik terendah ini disebabkan pula oleh musim hujan yang mulai melanda wilayah Sulsel.

"Mungkin juga karena faktor cuaca di Sulsel sehingga harga harus diturunkan," kata Supriadi.

Sementara itu, harga bawang merah di Bulungan tidak mengalami fluktuasi karena tetap bertahan pada Rp38.000 per kilogram.

Seorang pedagang di Pasar Induk Tanjung Palas mengaku setiap dua pekan sekali menerima pasokan barang, dan harga bawang merak masih stabil.

Perbedaan harga bawang antara di Kabupaten Bulungan dan Nunukan itu karena pemasok juga tidak sama.

Pedagang di Bulungan tergantung dari pasokan Pulau Jawa sedangkan Nunukan tergantung dengan barang dari Pulau Sulawesi.

Pemkab Nunukan melalu Kabag Humas dan Protokol Hasan Basri mengakui cukup tinggi ketergantungan bahan makanan dan bumbu dapur daerah itu dengan daerah lain, khususnya Pulau Sulawesi.

Terkait fluktuasi harga bawang merah dan bumbu dapur yang lain ke depannya, Pemkab mendorong agar warga bisa swasembada.

Baca juga: Pemkot Tarakan laksanakan penanaman demplot bawang merah
Baca juga: 5 Ton Bawang Merah Bima Masuk Kaltara
Baca juga: Pemerintah keluarkan impor 34.825 ton bawang putih