Tarakan (ANTARA) - Warga Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan yang berbatasan dengan Malaysia menyambut gembira pendistribusian perdana elpiji NPSO 12 kilogram oleh Pertamina
"Bersyukurlah, karena agak terbantu, apalagi di masa pandemi sudah satu tahun, elpiji dari Malaysia tidak ada karena jalur perbatasan ditutup," kata Seniwati, salah seorang warga Krayan di Long Bawan, Senin saat acara Distribusi Perdana Tabung Gas LPG Bright 12 Kilogram
Seniwati (41) mengungkapkan rasa syukurnya dengan adanya distribusi perdana elpiji milik pemerintah yang masuk ke wilayahnya.
Dia mengungkapkan bahwa selama ini warga Krayan menggunakan elpiji produk dari Malaysia ukuran 14 kilogram. Dengan masuknya produk elpiji Pertamina yang didistribusikan ke wilayahnya sangat membantu.
Harga elpiji produk Malaysia saat masa pandemi ditambah ongkos pikul seharga Rp1,4 juta, kemudian untuk isi ulangnya Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, belum ditambah ongkos pikul.
Sedangkan untuk elpiji produksi Pertamina NPSO 12 kilogram harganya Rp600 ribu dan harga isi ulangnya Rp200 ribu. Hal ini, tentunya menolong warga untu kebutuhan sehari - hari.
Sementara itu, saat distribusi perdana tabung gas elpiji 12 kilogram pada dihadiri oleh anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Camat Krayan Heberli dan Sales Area Manager Retail Kaltim - Kaltara, Gusti Anggara Permana.
Deddy mengatakan bahwa dirinya mendengar harga tabung elpiji mencapai Rp1 juta per tabung, kemudian dia mengkonfirmasi ke Pertamina, selanjutnya PT. Pertamina langsung bernegosiasi dengan Pelita Air Service (PAS) untuk pendistribusian tabung elpiji Bright gas 12 kilogram dengan menyewa pesawat sebagai alat transportasi tabung gas.
"Selanjutnya kami berharap agar bukan hanya tabung 12 kilogram, tapi tabung 3 kilogram bisa ada disini. Daerah Krayan ini belum termasuk konversi. Tapi ini bukti bahwa pemerintah saat ini benar-benar berkomitmen," ujarnya.
Deddy mengatakan bahwa daerah perbatasan pun harus diprioritaskan sebab wajah negara dilihat berdasarkan daerah perbatasan.
Sedangkan Gusti Anggara Permana mengatakan bahwa aspirasi masyarakat terkait tidak adanya elpiji yang ada dikawasan Krayan segera ditindaklanjuti Pertamina sehingga pihaknya telah melakukan pertemuan seremonial untuk memastikan agar elpiji dapat digunakan masyarakat.
Pertamina sebagai BUMN memiliki tugas menyalurkan energi sampai ke pelosok negeri, tak hanya BBM namun juga elpiji yang diangkut menggunakan pesawat.
"Ini pertama kalinya kami menerbangkan elpiji menggunakan pesawat. Kami melakukan pengecekan sampai berkali-kali agar tetap aman. Kami tetap mengutamakan safety," tegasnya.
Harga jual tabung Rp600 ribu dan harganya sama yang dinikmati masyarakat Kaltara pada umumnya. Dalam hal ini Gusti mengatakan bahwa pihak Pertamina menanggung harga ongkos penerbangan elpiji, agar tetap dapat dinikmati masyarakat.
Baca juga: Pertamina menyalurkan elpiji ke perbatasan Kaltara
"Bersyukurlah, karena agak terbantu, apalagi di masa pandemi sudah satu tahun, elpiji dari Malaysia tidak ada karena jalur perbatasan ditutup," kata Seniwati, salah seorang warga Krayan di Long Bawan, Senin saat acara Distribusi Perdana Tabung Gas LPG Bright 12 Kilogram
Seniwati (41) mengungkapkan rasa syukurnya dengan adanya distribusi perdana elpiji milik pemerintah yang masuk ke wilayahnya.
Dia mengungkapkan bahwa selama ini warga Krayan menggunakan elpiji produk dari Malaysia ukuran 14 kilogram. Dengan masuknya produk elpiji Pertamina yang didistribusikan ke wilayahnya sangat membantu.
Harga elpiji produk Malaysia saat masa pandemi ditambah ongkos pikul seharga Rp1,4 juta, kemudian untuk isi ulangnya Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, belum ditambah ongkos pikul.
Sedangkan untuk elpiji produksi Pertamina NPSO 12 kilogram harganya Rp600 ribu dan harga isi ulangnya Rp200 ribu. Hal ini, tentunya menolong warga untu kebutuhan sehari - hari.
Sementara itu, saat distribusi perdana tabung gas elpiji 12 kilogram pada dihadiri oleh anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Camat Krayan Heberli dan Sales Area Manager Retail Kaltim - Kaltara, Gusti Anggara Permana.
Deddy mengatakan bahwa dirinya mendengar harga tabung elpiji mencapai Rp1 juta per tabung, kemudian dia mengkonfirmasi ke Pertamina, selanjutnya PT. Pertamina langsung bernegosiasi dengan Pelita Air Service (PAS) untuk pendistribusian tabung elpiji Bright gas 12 kilogram dengan menyewa pesawat sebagai alat transportasi tabung gas.
"Selanjutnya kami berharap agar bukan hanya tabung 12 kilogram, tapi tabung 3 kilogram bisa ada disini. Daerah Krayan ini belum termasuk konversi. Tapi ini bukti bahwa pemerintah saat ini benar-benar berkomitmen," ujarnya.
Deddy mengatakan bahwa daerah perbatasan pun harus diprioritaskan sebab wajah negara dilihat berdasarkan daerah perbatasan.
Sedangkan Gusti Anggara Permana mengatakan bahwa aspirasi masyarakat terkait tidak adanya elpiji yang ada dikawasan Krayan segera ditindaklanjuti Pertamina sehingga pihaknya telah melakukan pertemuan seremonial untuk memastikan agar elpiji dapat digunakan masyarakat.
Pertamina sebagai BUMN memiliki tugas menyalurkan energi sampai ke pelosok negeri, tak hanya BBM namun juga elpiji yang diangkut menggunakan pesawat.
"Ini pertama kalinya kami menerbangkan elpiji menggunakan pesawat. Kami melakukan pengecekan sampai berkali-kali agar tetap aman. Kami tetap mengutamakan safety," tegasnya.
Harga jual tabung Rp600 ribu dan harganya sama yang dinikmati masyarakat Kaltara pada umumnya. Dalam hal ini Gusti mengatakan bahwa pihak Pertamina menanggung harga ongkos penerbangan elpiji, agar tetap dapat dinikmati masyarakat.
Baca juga: Pertamina menyalurkan elpiji ke perbatasan Kaltara
Baca juga: Kelangkaan elpiji 3 kg di Nunukan