Tarakan (ANTARA) - Pertumbuhan kredit atau  pembiayaan yang disalurkan oleh bank di Provinsi Kalimantan Utara pada bulan Januari 2023 tercatat tetap tumbuh tinggi 8,18 persen (yoy) dengan total piutang (outstanding) Rp14,37 triliun. 

"Pertumbuhan kredit ini didukung dengan kualitas kredit yang masih terjaga dengan NPL (Non Performing Loan, red) Gross di level 0,77 persen masih dibawah threshold NPL sebesar 5 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Minggu.

Dia mengungkapkan bahwa pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Kaltara pada bulan Januari 2023 mengalami peningkatan pertumbuhan signifikan sebesar 17,20 pertumbuhan (yoy) dibandingkan 
periode sebelumnya sebesar 12,82 persen (yoy) . 

Total nominal DPK yang dihimpun perbankan di Kaltara menjadi sebesar Rp17,15 triliun dari sebelumnya Rp16,44 triliun.

Peningkatan signifikan ini didorong oleh seluruh komponen DPK khususnya DPK Korporasi yang tumbuh, hingga 60,60 persen (yoy) yang mencerminkan perbaikan arus kas (cash flow) korporasi yang membaik sejalan aktivitas korporasi di Kaltara yang meningkat serta peningkatan bunga simpanan 
perbankan.

Dengan demikian Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 83,76 persen. Capaian LDR ini 
mengindikasikan perbankan mampu menjalankan fungsi penyaluran dana yang 
dikumpulkan melalui nasabahnya kepada sektor riil (intermediasi).

"Pertumbuhan kredit pada bulan laporan didukung oleh pertumbuhan positif pada Kredit 
Konsumsi (KK) dan Kredit Modal Kerja (KMK)," kata Wahyu.

Untuk KK pangsanya sebesar 37,53 persen meningkat 8,33 persen (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 8,02 persen (yoy) dengan nominal Rp5,39 triliun sejalan dengan tetap tingginya konsumsi rumah tangga pasca Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) tahun baru 2023 dan dipengaruhi aktivitas masyarakat yang semakin tinggi setelah PPKM dicabut. 

Kemudian untuk KMK pangsanya  32,57 persen, tetap tumbuh tinggi sebesar 18,77 persen dengan total outstanding kredit sebesar Rp4,67 triliun yang diyakini prospek perekonomian domestik yang cukup baik. 

Di sisi lain,  Kredit Investasi (KI) pangsanya 29,89 persen mengalami kontraksi sebesar 1,57 persen dengan outstanding sebesar Rp4,29 triliun.

"Hal ini mencerminkan sikap perbankan maupun pelaku usaha yang lebih waspada mencermati kondisi perekonomian global yang masih dipenuhi ketidakpastian," katanya.
Baca juga: BI dukung kembangkan tenun Kaltara melalui program inkubasi Wastra
Baca juga: Kaltara inflasi terendah keempat tahun 2022 di Indonesia

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2025