Tarakan (ANTARA) - Karantina Pertanian Tarakan, Kalimantan Utara menargetkan pantau daerah sebar 15 Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di wilayah Kaltara dalam rangka pengawasan.
"Periode pemantauan OPTK kali ini Karantina Tarakan ditargetkan untuk memantau daerah sebar 15 OPTK yang akan menjadi fokus utama pemantauan. Dengan wilayah pemantauan meliputi, Tarakan, Tanjung Selor, Malinau, Nunukan, Sebatik, Berau dan KTT," kata Kepala Karantina Pertanian Tarakan Alfian di Tarakan, Selasa.
Dia mengatakan bahwa 15 OPTK yang menjadi fokus target pemantauan pejabat Karantina Tarakan yaitu Tuta absoluta pada tomat, Frankliniella occodentalis pada cabai, Bactrocera occipitalis pada buah – buahan dan Phenacoccus manihoti pada singkong.
Kemudian Meloidogyne graminimcola pada padi, Peronosclerospora philippinensis pada daun jagung, Dickeya spp pada jagung, Papaya Ring Spot Virus (PRSV-P) pada papaya, Cadang-Cadang Viroid pada kelapa sawit dan Candidatus phytoplasma palmae (lethal yellowing) pada kelapa sawit.
Selanjutnya Clavibacter michiganensis subsp michiganensis (CMM) pada buah – buahan, Paraeucosmetus pallicornis pada padi, Raoiella indica pada kelapa, dam Asystasia gangetica pada semua tanaman.
Pemilihan target pemantauan tersebut, menurut Alfian dikarenakan tomat, cabai, singkong, padi, jagung, papaya, kelapa sawit kelapa merupakan komoditas pertanian unggulan di wilayah Kaltara yang harus dijaga jangan sampai ada OPTK yang dapat membahayakan budidaya tanaman tersebut di Kaltara.
Alfian juga menerangkan bahwa kegiatan pemantauan daerah sebar OPTK dilakukan secara regular setiap tahun.
"Karena Organisme pengganggu tumbuhan karantina yang tersebar tanpa kendali mempunyai dampak buruk bagi ekosistem pertanian," kata Alfian
Secara umum serangan OPTK akan mengakibatkan penurunan jumlah kualitas dan kuantitas komoditas pertanian. Tak hanya itu, OPTK juga mampu berkembang biak dan menyebar ke tanaman lain.
“Alhamdulillah, pemantauan daerah sebar OPTK di Kalimantan Utara telah terselenggara dengan baik berkat koordinasi antara Karantina Pertanian Tarakan dengan dinas terkait, kegiatan ini telah dilaksanakan sejak 1 Maret kemarin dan insya Allah akan dirampungkan pada 22 Maret 2023,” katanya.
Sementara itu, Bambang selaku Kepala Badan Karantina Pertanian (Kabarantan) senantiasa mengingatkan Pejabat Karantina Pertanian agar bekerja secara totalitas dan menjaga integritas.
Bambang berpesan bahwa yang dijaga oleh Pejabat Karantina Pertanian di seluruh Indonesia ini adalah sumber daya alam hayati bangsa Indonesia, jangan sampai ada OPTK yang menyebar dan membahayakan potensi pertanian dan ketahanan pangan bangsa Indonesia.
Proses pemantauan tidak hanya dilakukan di lapangan, untuk memastikan OPTK yang didapat harus ditindaklanjuti melalui uji laboratorium terlebih dahulu.
Hasil dari pemantauan akan dikirimkan ke kantor pusat sebagai laporan dan dasar pembuatan kebijakan.
Baca juga: Ratusan kilogram daging ilegal dari Malaysia dimusnahkan
Baca juga: Karantina Pertanian Tarakan patroli bersama TNI AL di perbatasan
Petugas Karantina Pertanian Tarakan, Kalimantan Utara pantau daerah sebar 15 Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di Kabupaten Tana Tidung. ANTARA/HO-Humas Karantina Pertanian Tarakan.
"Periode pemantauan OPTK kali ini Karantina Tarakan ditargetkan untuk memantau daerah sebar 15 OPTK yang akan menjadi fokus utama pemantauan. Dengan wilayah pemantauan meliputi, Tarakan, Tanjung Selor, Malinau, Nunukan, Sebatik, Berau dan KTT," kata Kepala Karantina Pertanian Tarakan Alfian di Tarakan, Selasa.
Dia mengatakan bahwa 15 OPTK yang menjadi fokus target pemantauan pejabat Karantina Tarakan yaitu Tuta absoluta pada tomat, Frankliniella occodentalis pada cabai, Bactrocera occipitalis pada buah – buahan dan Phenacoccus manihoti pada singkong.
Kemudian Meloidogyne graminimcola pada padi, Peronosclerospora philippinensis pada daun jagung, Dickeya spp pada jagung, Papaya Ring Spot Virus (PRSV-P) pada papaya, Cadang-Cadang Viroid pada kelapa sawit dan Candidatus phytoplasma palmae (lethal yellowing) pada kelapa sawit.
Selanjutnya Clavibacter michiganensis subsp michiganensis (CMM) pada buah – buahan, Paraeucosmetus pallicornis pada padi, Raoiella indica pada kelapa, dam Asystasia gangetica pada semua tanaman.
Pemilihan target pemantauan tersebut, menurut Alfian dikarenakan tomat, cabai, singkong, padi, jagung, papaya, kelapa sawit kelapa merupakan komoditas pertanian unggulan di wilayah Kaltara yang harus dijaga jangan sampai ada OPTK yang dapat membahayakan budidaya tanaman tersebut di Kaltara.
Alfian juga menerangkan bahwa kegiatan pemantauan daerah sebar OPTK dilakukan secara regular setiap tahun.
"Karena Organisme pengganggu tumbuhan karantina yang tersebar tanpa kendali mempunyai dampak buruk bagi ekosistem pertanian," kata Alfian
Secara umum serangan OPTK akan mengakibatkan penurunan jumlah kualitas dan kuantitas komoditas pertanian. Tak hanya itu, OPTK juga mampu berkembang biak dan menyebar ke tanaman lain.
“Alhamdulillah, pemantauan daerah sebar OPTK di Kalimantan Utara telah terselenggara dengan baik berkat koordinasi antara Karantina Pertanian Tarakan dengan dinas terkait, kegiatan ini telah dilaksanakan sejak 1 Maret kemarin dan insya Allah akan dirampungkan pada 22 Maret 2023,” katanya.
Sementara itu, Bambang selaku Kepala Badan Karantina Pertanian (Kabarantan) senantiasa mengingatkan Pejabat Karantina Pertanian agar bekerja secara totalitas dan menjaga integritas.
Bambang berpesan bahwa yang dijaga oleh Pejabat Karantina Pertanian di seluruh Indonesia ini adalah sumber daya alam hayati bangsa Indonesia, jangan sampai ada OPTK yang menyebar dan membahayakan potensi pertanian dan ketahanan pangan bangsa Indonesia.
Proses pemantauan tidak hanya dilakukan di lapangan, untuk memastikan OPTK yang didapat harus ditindaklanjuti melalui uji laboratorium terlebih dahulu.
Hasil dari pemantauan akan dikirimkan ke kantor pusat sebagai laporan dan dasar pembuatan kebijakan.
Baca juga: Ratusan kilogram daging ilegal dari Malaysia dimusnahkan
Baca juga: Karantina Pertanian Tarakan patroli bersama TNI AL di perbatasan