Tanjung Selor (ANTARA) - Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar Sosialisasi Sehat Jiwa Bagi Semua Orang dengan tema Aspek Medis Dampak Bullying pada Anak serta Pencegahan dan Penanganan Bullying di Hotel Pangeran Khar, Selasa (7/11/2023) pagi.
Mewakili Gubernur Kaltara, Kepala Dinas Kesehatan, H. Usman, SKM.,M. Kes., membuka seminar ini, turut hadir Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Kaltara, Sulistyowati, S.Psi, para narasumber Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Kaltim - Kaltara dan perwakilan guru dan siswa SMA se Tanjung Selor.
“Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang pemimpin dapat berkembang secara fisik mental spiritual dan sosial, pemimpin tersebut menyadari kemampuannya dapat mengatasi tekanan dan dapat bekerja secara produktif serta mampu memberikan kontribusi untuk komunikasi,” ucap Kepala Dinkes Kaltara, H. Usman membaca kata sambutan Gubernur
Menurutnya, kesehatan jiwa sangat penting dijaga. Sama halnya dengan kesehatan fisik yang membuat pikiran menjadi positif sehingga tubuh akan berfungsi dengan baik secara emosional psikologi sosial dan mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku.
Diketahui kesehatan mental masih menjadi 10 penyakit yang menyebabkan beban tertinggi di seluruh dunia. Karena itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan rencana aksi Kesehatan Jiwa tahun 2020-2024.
Saat ini faktor penyebab masalah kejiwaan seperti depresi tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah menengah atas (SMA). Tapi telah menjalar hingga perguruan tinggi.
“Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan oleh seorang sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah kemudian dapat berupa kekerasan fisik herbal ataupun psikologis kemudian dapat berdampak negatif pada perkembangan anak baik secara fisik maupun mental," ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan diperlukan sinergi antara pemerintah dan institusi pendidikan yang ada di Kaltara untuk memahami aspek medis. Tujuannya agar menolong anak dengan pencegahan dan penanganan bullying itu sendiri.
“Diharapkan menambah pengetahuan kita tentang pentingnya pencegahan dan penanganan bullying sejak awal, mampu mendeteksi gejala bullying pada anak kita dan lingkungannya, sehingga sosialiasi ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” pungkasnya.(dkisp)
Baca juga: Festival Literasi Kaltara 2023, untuk Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Kaltara
Baca juga: Penduduk Miskin di Kaltara Turun jadi 47.970 Jiwa
Baca juga: Nidji dan Astrid Meriahkan Penutupan Benuanta Fest 2K23
Baca juga: Jadi Rangkaian HUT Kaltara, Gubernur Ikuti Penanaman Bibit di Desa Tengkapak
Baca juga: Mensos RI Kembali Kunjungi Kaltara
Mewakili Gubernur Kaltara, Kepala Dinas Kesehatan, H. Usman, SKM.,M. Kes., membuka seminar ini, turut hadir Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Kaltara, Sulistyowati, S.Psi, para narasumber Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Kaltim - Kaltara dan perwakilan guru dan siswa SMA se Tanjung Selor.
“Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang pemimpin dapat berkembang secara fisik mental spiritual dan sosial, pemimpin tersebut menyadari kemampuannya dapat mengatasi tekanan dan dapat bekerja secara produktif serta mampu memberikan kontribusi untuk komunikasi,” ucap Kepala Dinkes Kaltara, H. Usman membaca kata sambutan Gubernur
Menurutnya, kesehatan jiwa sangat penting dijaga. Sama halnya dengan kesehatan fisik yang membuat pikiran menjadi positif sehingga tubuh akan berfungsi dengan baik secara emosional psikologi sosial dan mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku.
Diketahui kesehatan mental masih menjadi 10 penyakit yang menyebabkan beban tertinggi di seluruh dunia. Karena itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan rencana aksi Kesehatan Jiwa tahun 2020-2024.
Saat ini faktor penyebab masalah kejiwaan seperti depresi tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah menengah atas (SMA). Tapi telah menjalar hingga perguruan tinggi.
“Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan oleh seorang sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah kemudian dapat berupa kekerasan fisik herbal ataupun psikologis kemudian dapat berdampak negatif pada perkembangan anak baik secara fisik maupun mental," ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan diperlukan sinergi antara pemerintah dan institusi pendidikan yang ada di Kaltara untuk memahami aspek medis. Tujuannya agar menolong anak dengan pencegahan dan penanganan bullying itu sendiri.
“Diharapkan menambah pengetahuan kita tentang pentingnya pencegahan dan penanganan bullying sejak awal, mampu mendeteksi gejala bullying pada anak kita dan lingkungannya, sehingga sosialiasi ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” pungkasnya.(dkisp)
Baca juga: Festival Literasi Kaltara 2023, untuk Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Kaltara
Baca juga: Penduduk Miskin di Kaltara Turun jadi 47.970 Jiwa
Baca juga: Nidji dan Astrid Meriahkan Penutupan Benuanta Fest 2K23
Baca juga: Jadi Rangkaian HUT Kaltara, Gubernur Ikuti Penanaman Bibit di Desa Tengkapak
Baca juga: Mensos RI Kembali Kunjungi Kaltara