Tangerang, Banten (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) bersama Korea National Oil Corporation (KNOC) dan ExxonMobil bekerja sama untuk pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) lintas batas antara Indonesia dan Korea Selatan.
“Kerja sama dengan KNOC dan ExxonMobil menjadi bukti keseriusan Pertamina untuk mengakselerasi transisi energi dan program penurunan karbon di Indonesia dengan berkolaborasi dengan partner internasional,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan yang diterima di Tangerang, Banten, Kamis.
Tujuannya, kata Nicke, untuk mengembangkan penyimpanan karbon di Indonesia, guna memanfaatkan potensi penyimpanan karbon di wilayah Asia Tenggara.
Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan oleh Nicke bersama Presiden dan CEO Korea National Oil Corporation (KNOC) Dong Sub Kim, serta Presiden ExxonMobil Low Carbon Solutions Asia Pacific Irtiza Sayyed.
Melalui kerja sama ini, ketiga pihak akan melaksanakan cooperative framework untuk memperluas kolaborasi trans-boundary value chain CCS, serta memetakan potensi kolaborasi, transfer teknologi, transportasi dan lokasi storage karbon.
“Hal ini diharapkan dapat mendukung pengembangan proyek CCS baik di Indonesia maupun di Korea Selatan,” ucap Nicke.
Senada dengan Nicke, President ExxonMobil Low Carbon Solutions Asia Pacific Irtiza Sayyed menyampaikan bahwa kolaborasi ini dilakukan untuk percepatan program pengurangan emisi.
“Bersama dengan Pertamina, KNOC, dan dukungan Pemerintah Indonesia, kami terus mendorong program penurunan emisi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan seluruh kawasan,” ujar Irtiza.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina melakukan Preliminary Agreement dengan ExxonMobil terkait CCS/CCUS (carbon capture storage/carbon capture utilization storage) di wilayah kerja PHE Offshore South East Sumatera (OSES).
Peresmian kedua kerja sama tersebut berlangsung dalam Indonesia Petroleum Association Conference and Exhibition (IPA Convex) 2024 di Tangerang, Banten, Rabu (15/5).
Baca juga: SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Mahakam Berhasil Selesaikan Proyek SWP-G LLP Liquid Debottlenecking
Baca juga: Pertamina Cari Alternatif Penyaluran BBM dan LPG ke Bulungan Akibat Longsor
“Kerja sama dengan KNOC dan ExxonMobil menjadi bukti keseriusan Pertamina untuk mengakselerasi transisi energi dan program penurunan karbon di Indonesia dengan berkolaborasi dengan partner internasional,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan yang diterima di Tangerang, Banten, Kamis.
Tujuannya, kata Nicke, untuk mengembangkan penyimpanan karbon di Indonesia, guna memanfaatkan potensi penyimpanan karbon di wilayah Asia Tenggara.
Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan oleh Nicke bersama Presiden dan CEO Korea National Oil Corporation (KNOC) Dong Sub Kim, serta Presiden ExxonMobil Low Carbon Solutions Asia Pacific Irtiza Sayyed.
Melalui kerja sama ini, ketiga pihak akan melaksanakan cooperative framework untuk memperluas kolaborasi trans-boundary value chain CCS, serta memetakan potensi kolaborasi, transfer teknologi, transportasi dan lokasi storage karbon.
“Hal ini diharapkan dapat mendukung pengembangan proyek CCS baik di Indonesia maupun di Korea Selatan,” ucap Nicke.
Senada dengan Nicke, President ExxonMobil Low Carbon Solutions Asia Pacific Irtiza Sayyed menyampaikan bahwa kolaborasi ini dilakukan untuk percepatan program pengurangan emisi.
“Bersama dengan Pertamina, KNOC, dan dukungan Pemerintah Indonesia, kami terus mendorong program penurunan emisi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan seluruh kawasan,” ujar Irtiza.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina melakukan Preliminary Agreement dengan ExxonMobil terkait CCS/CCUS (carbon capture storage/carbon capture utilization storage) di wilayah kerja PHE Offshore South East Sumatera (OSES).
Peresmian kedua kerja sama tersebut berlangsung dalam Indonesia Petroleum Association Conference and Exhibition (IPA Convex) 2024 di Tangerang, Banten, Rabu (15/5).
Baca juga: SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Mahakam Berhasil Selesaikan Proyek SWP-G LLP Liquid Debottlenecking
Baca juga: Pertamina Cari Alternatif Penyaluran BBM dan LPG ke Bulungan Akibat Longsor