Jakarta (ANTARA) - Dunia bulu tangkis di Tanah Air berduka setelah salah satu pahlawan penentu kemenangan Indonesia untuk pertama kali merebut Piala Uber 1975, Tati Sumirah, meninggal dunia pada Kamis (13/2) pukul 22.30 WIB.
Almarhumah menghadap Sang Khalik setelah sembilan hari dirawat di ICU RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Tati meninggal dunia dalam usia 68 tahun akibat kadar gula darah yang tinggi dan masalah pada paru-paru.
Baca juga:Wapres Serahkan Penghargaan untuk Tati Sumirah
Sejak masuk rumah sakit, Selasa (4/2), kondisi mantan pebulu tangkis kelahiran Jakarta, 9 Februari 1952 itu sudah kritis. Hingga berpulang, Tati dalam kondisi tidak sadarkan diri.
"Kita merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Tati Sumirah. Dia tidak saja pahlawan bagi klub Tangkas, tetapi juga untuk bulutangkis Indonesia. Berkat dedikasinya, Indonesia pertama kali bisa merebut Piala Uber tahun 1975," kata Wakil Ketua PB Tangkas Juniarto Suhandinata dalam keterangan resminya.
Menurut Juniarto, sebagai pebulutangkis, performa Tati maju pesat setelah sejak 1966 bergabung ke klub Tangkas Jakarta. Tati juga adalah seorang pemain yang gigih. Saban latihan, dia selalu ditemani sang ayah, Sugrisno.
Tati sangat rajin berlatih. Tiada hari tanpa latihan baginya. Bulutangkis adalah segalanya buat Tati. Puncak kariernya diukir sewaktu mempersembahkan Piala Uber ke pangkuan Ibu Pertiwi tahun 1975. Dia menjadi satu-satunya pemain tunggal putri yang mempersembahkan angka kemenangan buat tim putri Skuad Garuda.
Baca juga:Timnas putra evaluasi permainan pascakontra Korea Selatan
Dalam babak final di Istora Senayan, Jakarta, 6 Juni 1975, Indonesia sukses merebut Piala Uber setelah menang 5-2 atas juara bertahan Jepang. Tati sukses menyumbangkan poin kemenangan dengan menekuk Atsuko Tokuda, 11-5, 11-2. Sementara, rekannya Theresia Widiastuti dikalahkan Hiroe Yuki, 7-11, 1-11 dan Utami Dewi dijegal Noriko Nakayama, 5-11, 3-11.
Namun, di empat partai ganda, pemain tuan rumah tampil hebat. Pasangan Regina Masli/Minarni Sudaryanto menggusur Etsuko Takenaka/Machiko Aizawa, 15-6, 6-15, 15-9. Lalu, Imelda Wigoena/Theresia Widiastuti menang atas Hiroe Yuki/Mika Ikeda, 15-4, 15-9. Berikutnya, Regina/Minarni mengatasi perlawanan Hiroe Yuki/Mika Ikeda, 15-8, 15-11, dan Imelda/Theresia menggulingkan Etsuko Takenaka/Machiko Aizawa, 17-14, 15-0.
"Semangat juang, dedikasi tanpa pamrih, dan totalitas Tati untuk kejayaan prestasi bulutangkis Indonesia layak menjadi suri teladan dan sumber inspirasi bagi para pemain bulutangkis Indonesia saat ini," kata Juniarto menambahkan.
Baca juga:Corona paksa China mundur dari kejuaraan badminton beregu Asia
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono