Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) membukukan laba bersih konsolidasi pada kuartal II 2020 sebesar Rp10,29 triliun atau turun 23,93 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp13,53 triliun.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Royke Tumilaar menyatakan pihaknya berharap berbagai kebijakan pemerintah dalam meminimalisir dampak COVID-19 dapat membangkitkan perekonomian domestik.
“Kita sama-sama berharap berbagai kebijakan pemerintah yang didukung oleh industri keuangan akan dapat menggeliatkan kembali perekonomian domestik,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga:Bank Mandiri lakukan restrukturisasi kepada 324.085 debitur UMKM
Oleh sebab itu, Royke menyatakan pihaknya akan menerapkan strategi pertumbuhan yang konservatif dalam penyaluran kredit dengan pencapaian rasio kredit bermasalah di level 3,28 persen.
Di sisi lain, capaian non performing loan (NPL) itu ternyata meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yaitu 2,64 persen per 30 Juni 2019.
Sementara untuk NPL net tercatat hanya naik 10 basis point (bps) dari 0,72 persen menjadi 0,82 persen.
Tak hanya itu, Royke menyatakan Bank Mandiri juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset yang per Juni 2020 rasio CKPN secara konsolidasi berada di kisaran 195,5 persen.
Baca juga:Bank Mandiri salurkan kredit dari dana pemerintah Rp26,9 triliun
Meski demikian, Royke memastikan likuiditas perseroan berada pada level yang aman dan dapat mendukung skenario ekspansi perseroan.
Hal tersebut didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi yang mencapai 15,82 persen (yoy) menjadi Rp976,6 triliun dengan komposisi dana murah mencapai 61,9 persen.
Ia menyebutkan dengan berbagai strategi bisnis tersebut pihaknya mampu menjaga kinerja perseroan dengan pencapaian aset konsolidasi sebesar Rp1.359,4 triliun atau meningkat 10,02 persen (yoy).
“Kita bersyukur karena mampu menjaga kinerja perseroan dengan pencapaian aset konsolidasi Rp1.359,4 triliun atau meningkat 10,02 persen (yoy),” tegasnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto