Tarakan (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H Jusuf SK Tarakan, Kalimantan Utara sudah menyediakan layanan bedah onkologi (pelayanan terhadap pasien yang mengalami berbagai jenis penyakit tumor)
"Layanan bedah onkologi adalah pelayanan terhadap pasien yang mengalami penyakit tumor pada berbagai organ tubuh seperti kepala, leher, kelenjar parotis, jaringan di kulit atau di bawah kulit, payudara dan tumor di kulit," kata Dokter Spesialis Bedah Onkologi, dr. Arif Kurniawan, Sp.B (k) Onk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H Jusuf SK Tarakan, Kamis
Sebelumnya, pasien kanker dari wilayah ini harus dirujuk ke kota-kota seperti Samarinda, Balikpapan atau Makassar untuk mendapatkan perawatan.
Namun, saat ini RSUD dr. H Jusuf SK telah menawarkan layanan bedah onkologi dan kemoterapi.
Hal ini memberikan keuntungan bagi pasien, karena mereka dapat menjalani perawatan dan pemantauan di rumah sakit setempat tanpa perlu melakukan perjalanan jauh.
Arif menekankan kepada masyarakat untuk tidak merasa cemas apabila mereka menemukan benjolan di sekitar leher, payudara, kelenjar parotis di kulit atau di bawah kulit.
Ia mengingatkan bahwa sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter, bahkan jika benjolan tersebut sangat kecil.
Selain itu, Arif juga menjelaskan bahwa bedah onkologi memiliki peran penting dalam pelaksanaan kemoterapi.
“Kemoterapi adalah jenis terapi sistemik di mana obat-obatan disuntikkan melalui pembuluh darah untuk bertindak sebagai agen penghancur terhadap tumor atau kanker,” katanya.
Arif menegaskan bahwa deteksi dini sangat krusial dalam mengobati penyakit ini.
Bahkan benjolan sekecil apa pun, baik itu di payudara, kepala, leher, harus segera diperiksa oleh dokter.
Ini penting karena dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan arah dan karakteristik benjolan tersebut. Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat, terutama warga Kaltara tentang pentingnya kesadaran dalam deteksi dini penyakit ini.
"Setiap benjolan itu namanya tumor. Tumor terbagi menjadi dua jenis, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak setiap benjolan berarti kanker," kata Arif.
Ketika ada benjolan, biasanya akan dilakukan prosedur biopsi untuk mengambil sampel atau cairan tubuh, yang kemudian dikirim ke laboratorium untuk menentukan hasilnya.
"Jika hasilnya menunjukkan tumor jinak, itu berarti kondisi tersebut bukan kanker; sementara jika hasil biopsi mengindikasikan tumor ganas, itulah yang disebut kanker," katanya.
Arif juga menyampaikan, bahwa penyakit ini memiliki faktor penyebab yang beragam. Sebanyak 20 persen kasus disebabkan oleh perubahan genetik yang diwarisi dari orang tua, sementara 80 persen sisanya dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat.
Kebiasaan seperti kurang tidur, begadang, konsumsi makanan cepat saji (junk food, red), dan makanan dengan pengawet dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit ini.
Berita Terkait
Anggota Komisi VII DPR RI: Perusahaan Besar Harus Prioritaskan Kesejahteraan Karyawan
Jumat, 22 November 2024 15:26
Pjs Gubernur Kaltara Hadiri RDP Kesiapan Pilkada Serentak
Kamis, 21 November 2024 8:03
Kaltara Siap Jadi Penyangga Strategis IKN
Kamis, 21 November 2024 7:46
Pjs Gubernur Kaltara Kunjungi IKN Untuk Perkuat Sinergi dan Kerja Sama
Kamis, 21 November 2024 7:34
Dorong Masyarakat Tana Tidung Berpartisipasi Dalam Pilkada Serentak 2024
Kamis, 21 November 2024 7:27
Dorong Masyarakat Tana Tidung Berpartisipasi Dalam Pilkada Serentak 2024
Selasa, 19 November 2024 19:58
Dies Natalis ke 11 GMKI Tarakan, Perkuat Tali Silaturahmi Mahasiswa Kristen
Senin, 18 November 2024 17:14
Komunitas Bhayangkara Runners Polda Kaltara Mengikuti Lomba Beach Run 5Km
Senin, 18 November 2024 7:40