BI: Perbankan di Kaltara mampu salurkan kredit Rp20,7 triliun

id Bank Indonesia , Kaltara, Kredit Perbankan

BI: Perbankan di Kaltara mampu salurkan kredit Rp20,7 triliun

Ilustrasi - Pegawai Bank BPD Kaltimtara melayani nasabah di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. (ANTARA/Muhammad Arfan)

Tanjung Selor (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat bahwa sektor perbankan di Kalimantan Utara (Kaltara) terus menunjukkan kinerja yang solid, dibuktikan dengan nominal kredit disalurkan pada 2024 sebesar Rp20,73 triliun dengan pertumbuhan 13,65% (yoy).

“Pertumbuhan kredit periode laporan didukung dengan kualitas kredit yang terjaga dengan non performing loan (NPL) di level 1,00%, jauh lebih rendah dari threshold NPL yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 5%,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Utara Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Rabu.

Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan permintaan di berbagai sektor. Kredit modal kerja menjadi salah satu komponen yang tumbuh paling signifikan, mencapai 13,53% (yoy). Ia bilang, hal ini mengindikasikan bahwa pelaku usaha di Kaltara semakin optimistis terhadap prospek bisnis ke depan.

Selain itu, kredit konsumsi juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik, yakni 13,49% (yoy). Peningkatan daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan kredit konsumsi.

Secara sektoral, industri pengolahan menjadi sektor yang paling banyak menyerap kredit, dengan kontribusi sebesar 21,36%. Pembangunan pabrik baru di sektor industri pengolahan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan kredit di sektor ini.

"Pertumbuhan kredit di sektor industri menunjukkan bahwa iklim investasi di Kaltara semakin membaik," ujarnya.

Pertumbuhan kredit yang solid didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang stabil. Pertumbuhan DPK didorong oleh tetap tumbuhnya komponen Giro sebesar 13,96% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 8,34% (yoy), serta meningkatnya komponen Tabungan yaitu tumbuh sebesar 4,81% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,77% (yoy).

Di sisi lain, komponen Deposito berlanjut terkontraksi sebesar -7,39% (yoy), memburuk dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar -6,49% (yoy).

Hal yang patut diapresiasi adalah kualitas kredit di Kaltara yang tetap terjaga dengan NPL di level 1%, jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Bank Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa debitur di Kaltara mampu memenuhi kewajibannya,” tuturnya.

Wahyu bilang, pertumbuhan kredit di Kaltara yang stabil menunjukkan bahwa ekonomi provinsi ini terus bergerak ke arah yang positif. Optimisme pelaku usaha dan dukungan dari pemerintah daerah menjadi faktor kunci di balik pertumbuhan kredit yang sehat.

Namun demikian, tantangan tetap ada. Potensi penurunan harga komoditas global dapat mempengaruhi kinerja sejumlah sektor di Kaltara. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya berkelanjutan untuk diversifikasi ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada satu atau dua sektor saja.