September Mulai Susun Pra-Studi Kelayakan

id ,

September Mulai Susun Pra-Studi Kelayakan

TEKEN MOU : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) rencana investasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh Hyundai Engineering adn Construction, di Westin Hotel, Kamis (1/6). (dok humas)

Jakarta (Antara News Kaltara) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) menyeriusipengembangan kelistrikan di Kaltara. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya,Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov dalam hal ini Gubernur Kaltaradengan perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai Engineering and Construction, diWestin Hotel, Kamis (1/6) lalu.

GubernurKaltara, Dr H Irianto Lambrie mengatakan, MoU tersebut terkait denganpengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Mentarang, Malinau.Menurut Irianto, Kaltara memiliki potensi sungai yang sangat baik, sehinggaperlu dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan listrik di Kaltara.

Rencananya,Hyundai akan berinvestasi membangun PLTA di Sungai Mentarang dengan rencanakapasitas 2x150 atau 300 Megawatt (MW). Hyundai optimistis, pembangunan PLTA diSungai Mentarang itu akan selesai dibangun pada 2024 mendatang. “Kami dariPemprov Kaltara sangat mengapresiasi keseriuan Hyundai, dan mendukung sesuaidengan kewenangan yang diberlakukan oleh Undang-undang (UU),” ujar Irianto.

Gubernurmemastikan, setelah ditandatanganinya MoU dengan Pemprov Kaltara, Hyundai akanmelakukan pra-studi kelayakan pada bulan September tahun ini. Setelah itu,hasil pra-studi kelayakan akan menjadi pembahasan dengan PT PLN (Persero), agarmasuk ke dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN. “Kalautahapan itu sudah dilakukan, maka Hyundai akan mengurus perijinannya,” ujar gubernur.

Iriantooptimistis, jika rencana tersebut akan mendapatkan dukungan dari pemerintahpusat. Sebab, listrik yang dihasilkan akan dibeli oleh PT PLN (Persero).Irianto berharap, sejumlah instansi pemerintah pusat, agar ikut mendorong realisasipercepatan dari rencana investasi pembangunan PLTA tersebut.

“Listrikdari PLTA Sungai Mentarang ini, nanti akan dibeli oleh PT PLN. Karenapembangkit ini merupakan IPP (Independent Power Plant). Nanti akan dikoneksikandengan transmisi jaringan yang dibangun oleh PLN. Yaitu dari Kaltim – Kaltara.Bahkan hingga Nunukan dan Tarakan,” jelasnya.

Mengenainilai investasi, gubernur mengatakan belum mengetahui secara pasti berapabesarannya. Namun jika dihitung, secara umum apabila 1 MW nilai investasinyarata-rata USD 3 juta berarti kalau 150 MW, besarnya investasi mencapai USD 480juta atau sekitar Rp 6,24 triliun (kurs USD 1 = kurang lebih Rp 13.000, Red).

SelainHyundai, perusahaan lain yang sudah melakukan studi kelayakan dan ijinlokasinya sudah diterbitkan, adalah PT Hanergy Power Indonesia. Iriantomenyebut, pimpinan tertinggi PT Hanergy akan datang untuk bertemu dengannya,dalam waktu dekat. “Lokasi yang digunakan oleh PT Hanergy, ialah SungaiSembakung, dengan kapasitas 500 Megawatt,” jelasnya.

Karenamelihat potensi sungai yang berlimpah di Kaltara, maka Pemprov Kaltara berniatmengembangkan industri smelter. Irianto menyebut, PT Indonesia Asahan Alumunium(Inalum) yang berniat mengembangkan industri smelternya di Kaltara. Bahkansebelumnya, PT Inalum sudah melakukan survei.

“Tanggal7 Juni mendatang, kami juga akan menandatangani MoU dengan PT Inalum. Karenaitu, yang perlu kita siapkan untuk mengembangkan Kaltara agar dilirik olehinvestor adalah mempersiapkan dulu energinya, yakni listrik,” jelasnya.

//grafis:

Perusahaan:

Hyundai 2x150Megawatt di Sungai Mentarang (pembangunan dua tahap)

PTHanergy Power Indonesia 500 Megawatt diSungai Sembakung.

PT KHE900Megawatt Tahap I di Sungai Kayan.