Masalah pasien diduga terinfeksi Covid-19 itu transit di Bali

id Virus corona

Masalah pasien diduga terinfeksi Covid-19 itu transit di Bali

Ketika pasien diduga terinfeksi Covid-19 itu transit di Bali

Den Pasar (ANTARA) - Pandemi virus Corona yang disebut WHO sebagai COVID-19 agaknya sudah membuat panik banyak pihak karena sudah puluhan negara yang terpapar dan terbesar di China.

Dan pasien terinfeksi yang hanya sempat transit di Bandara Ngurah Rai Bali pun menjadi perbincangan tanpa jeda. Hingga akhir Februari 2020 tercatat tiga pasien terinfeksi Covid-19 yang sempat singgah/transit di Bali dan juga menjadi pemberitaan hangat.

Pertama, pasien transitCovid-19 yang menjadi pemberitaan menarik adalah warga negara China berinisial Jin yang dilaporkan meninggalkan Bali pada 28 Januari 2020 dan dinyatakan positif pada 5 Februari 2020.

Kedua, pasien asal Selandia Baru berusia 60 tahunan dan dirawat di Rumah Sakit Kota Auckland. Pasien itu datang dari Iran pada Rabu (26/2/2020) dan melakukan perjalanan ke Auckland melalui Bali dan akhirnya dikonfirmasi positif Covid-19.

Ketiga, pasien yang belum diketahui asalnya, namun diperkirakan masuk Bali pada Jumat (28/2/2020) malam dan dikabarkan sempat dirawat di sebuah rumah sakit di Bali, namun informasi pasien transit ketiga ini masih dalam penelusuran oleh pihak Dinas Kesehatan Bali.

Untuk kasus pasien transitCovid-19 yang pertama sudah dibantah oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya. Menurut dia, warga negara China berinisial Jin yang dilaporkan terjangkit Covid-19 dan sebelumnya sempat melakukan perjalanan ke Pulau Dewata, itu tidak terpapar virus itu di Bali.

"Secara teori tidak terpapar di Bali, alasannya dia sudah meninggalkan Bali tanggal 28 Januari, kemudian masuk China. Setelah itu terkena (COVID-19-red) tanggal 5 Februari, artinya delapan hari setelah meninggalkan Bali. Masa inkubasi normal virus itu 3-7 hari," kata dr Suarjaya, di Denpasar (13/2/2020).

Baca juga:Dinkes lacak WN Selandia positif Covid-19 yang sempat transit di Bali

Baca juga:Corona merebak, Super League Triathlon Bali 2020 ditunda Juni

Baca juga:Gubernur Bali nilai Rakor Kemendagri bantu pariwisata Bali


Untuk kemungkinan kedua, jika pun dipakai masa inkubasi yang terpanjang atau terlama yakni 14 hari, di Bali hingga saat ini juga belum ada satupun kasus positif Covid-19 itu.

"Kalau toh dia (WN China tersebut-red) yang membawa virus dan saat di Bali masih masa inkubasi, mestinya di Bali ada dong kasus. Buktinya sampai sekarang tidak ada kasus dan sekarang sudah hari ke-16, tidak ada yang terkena, Bali masih aman," ucapnya.

Oleh karena itu, lanjut Suarjaya, sangat kecil kemungkinan atau hampir tidak mungkin WN China itu terpapar atau menularkan Covid-19 itu di Pulau Dewata.

Selain itu, Jin saat berwisata ke Bali juga tidak pernah menjalani observasi di RSUP Sanglah. "WN China itu kemungkinan besar terinfeksi setelah kembali ke negaranya," katanya.

Untuk kasus kedua terkait pasien transitCovid-19 dikabarkan oleh Selandia Baru pada Jumat (28/2/2020). Pasien berusia 60 tahun itu datang dari Iran pada Rabu (26/2/2020) dan melakukan perjalanan ke Auckland melalui Bali, dan dikonfirmasi positif Covid-19.

"Kondisinya membaik tapi diisolasi, di sebuah ruangan bertekanan negatif untuk mencegah penyebaran penyakit," kata pejabat Departemen Kesehatan dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip The Guardian.

Pihak berwenang mendesak para penumpang dari penerbangan yang sama dengan pasien positif Covid-19, yaitu dengan maskapai Emirates yang berangkat dari Bali ke Auckland, untuk menghubungi mereka.

Namun demikian, pihak berwenang mengatakan bahwa situasi dikendalikan dengan baik.
"Meskipun kita telah memiliki satu kasus yang terkonfirmasi Covid-19, tetapi kemungkinan wabah di masyarakat masih rendah," kata pihak berwenang dalam pernyataannya.

Untuk kasus ketiga terkait pasien transit Covid-19, pasien yang belum diketahui asalnya itu diperkirakan masuk Bali dari Arab pada Jumat (28/2/2020) malam, namun dilaporkan sempat dirawat di sebuah rumah sakit di Bali.

Baca juga:Gubernur Koster undang bupati se-Bali bahas pemulihan pariwisata

Baca juga:Pemerintah lakukan surveilans aktif di Bali terkait kasus COVID-19

Baca juga:Gubernur: Pemberitaan Bali "kota hantu" tidak benar



Masih dilacak

Hingga Ahad ini Dinas Kesehatan Provinsi Bali masih melacak warga negara Selandia Baru yang dikabarkan positif terjangkit Covid-19 yang diketahui datang dari Iran kemudian terbang ke Auckland dan dikabarkan sempat transit (singgah) di Bali.

"Kami masih cekpassenger manifestkarena informasi tentang pasien tersebut tidak ada sama sekali namanya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar,Ahad.

Pihaknya masih sedang melacak dan sejauh ini belum ada info karena tidak ada notifikasi sebelumnya. "Setelah penumpang tiba di Selandia Baru, baru dia sakit," ucap Suarjaya.

Terkait data pasien Covid-19 yang ada dalam observasi di Bali, Suarjaya mengatakan hingga pertengahan Februari 2020 tercatat 20 pasien yang sempat diobservasi di RSUP Sanglah yang sempat dicurigai atau dikhawatirkan terjangkit, namun semuanya negatif.

Jika pun terjadi, kemungkinan yang terburuk ada yang tertular, Pemerintah Provinsi Bali sudah menyiapkan sejumlah langkah penanganan, diantaranya tiga rumah sakit rujukan untuk isolasi, yakni RSUP Sanglah, RSUD Tabanan dan RS Sanjiwani Gianyar. Selain RS yang lain juga mampu untuk melakukan isolasi.

"Jadi protapnya sudah lengkap, alatnya sudah ada, SDMsudah siap. Jadi, tidak perlu ada kekhawatiran, andaikata memang terjadi, karena apa yang harus dilakukan sudah siap. Tetapi kita semua berharap mudah-mudahan tidak sampai terjadi, kita doakan tidak ada," ucapnya.

Tidak hanya pihak kesehatan, namun pihak Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) juga menyediakan 48 unithand sanitizeratau cairan pembersih tangan bagi para penumpang di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, sebagai langkah pencegahan serta antisipasi potensi penyebaranCovid-19.

"Setelah sebelumnya menerapkan penggunaan alat pelindung diri (APD) terhadap petugas operasional bandara, kami saat ini turut menerapkan langkah pencegahan dan antisipasi penyebaran virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut ,salah satunya dengan menyediakanhand sanitizer," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado.

Ia menjelaskan, setiap harinya, ribuan penumpang lalu lalang di kawasan bandar udara, dari situ, potensi risiko dari penumpang tidak dapat diabaikan tidak hanya ada satu jenis virus atau bakteri saja.

"Oleh karena itu, penyediaanhand sanitizerini merupakan langkah preventif yang kami lakukan untuk mencegah penularan virus," kata Herry Sikado.

Sebanyak 48 unithand sanitizertersebut, dipasang di sejumlah titik di terminal yang terjangkau oleh para penumpang diantaranya di terminal keberangkatan dan kedatangan domestik, areacheck-in,Orientation Zoneserta di Ruang Tunggu Gate 1-6 serta di area publik di dekat gerai layanan konsumen.

Sedangkan di terminal kedatangan dan keberangkatan internasional, lokasi penempatanhand sanitizermeliputi area publik,check-in counterA hingga E,swing gate,Ruang Tunggu Gate 1, Gate 1C, Gate 2, dan Gate 6, area Visa on Arrival (VoA), area Baggage Claim serta di area pemeriksaan Bea Cukai dan jalur akses karyawan.

Menurut Herry Sikado, lokasi-lokasi penempatanhand sanitizertersebut dipilih agar pengguna jasa bandar udara I Gusti Ngurah Rai dapat dengan mudah menjangkaunya.

"Menjaga kebersihan tangan sebenarnya bukan hanya untuk sebagai bentuk preventif terhadap penyebaran Covid-19 saja, juga merupakan wujudpola hidup bersih," katanya.

Sebelumnya, sebagai langkah antisipasi, Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) telah menerapkan penggunaan alat pelindung diri berupa masker N95, kaca mata pelindung (goggles) serta sarung tangan yang dikenakan seluruh petugas operasional yang banyak berinteraksi dengan banyak orang.*

Baca juga:Pangdam IX/Udayana ajak PAMKI Bali berikan edukasi terkait Covid-19

Baca juga:BPPD Badung dorong maskapai buka penerbangan Bali-India

Baca juga:"Perang informasi" cegah virus Corona "berwisata" ke Bali
Oleh Ni Luh Rhismawati dan Naufal Fikri Yusuf
Editor: Erafzon Saptiyulda AS