Industri Migas gandeng pers perangi hoaks

id Job simangaris

Industri Migas gandeng pers perangi hoaks

Industri Migas gandengĀ  pers hadapi hoaks

Jakarta (ANTARA) - JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris menggelar acara edukasi dan media gathering secara daring tgl 11-12 November 2021, dengan menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Utara.

"Salah satu tujuan industri Migas gandeng pers adalah untuk melawan hoaks," kata Dwi Maryati - General Affairs Manager JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris dalam acara secara luring dan dering itu, Jumat.

Acara ini merupakan bagian dari kerja sama perusahaan dengan dunia pers.

Dwi Maryati mengatakan bahwa pers sangat berperan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

"Tanpa adanya pers, masyarakat akan sulit mendapatkan informasi akurat dan terpercaya," katanya, saat memberikan sambutan.

Peran pers makin penting dalam industri minyak dan gas bumi, terutama di era media sosial. "Di era sosial media, semua orang bisa jadi wartawan, bisa dengan cepat mewartakan iinformasi. Kemajuan teknologi juga membuat dunia tanpa sekat, tanpa jarak," kata Dwi.

Situasi ini membuat kegiatan korporasi tidak lagi bisa ditutupi. "Di sinilah dukungan pers sangat penting untuk kelancaran operasional korporasi. Era reformasi juga membuat pertumbuhan media sangat cepat. Tidak terkontrol.

Jumlah media online di Indonesia saat ini mencapai 48 ribu. Dengan demikian industri migas mudah menjadi sorotan dan terpapar informasi hoaks atau ujaran kebencian, yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat," kata Dwi.

JOB Simenggaris berharap agar kerja sama dengan media massa dilanjutkan untuk kebaikan bersama. Apalagi, saat ini JOB Simenggaris memiliki proyek untuk mendukung terwujudnya The First Mini LNG Plant di Indonesia, di mana JOB Simenggaris menargetkan produksi gas sebesar 22 MMSCFD.

"Kami mohon dukungan teman-teman pers semua untuk kesuksesan proyek The First Mini LNG di Indonesia ini.”

Acara ini menghadirkan dua narasumber, yakni Hendro D Laksono dari Beritajatim.com dan Becky Subecky, fotografer senior Harian Pagi Jawa Pos.

Keduanya memaparkan materi mengenai pentingnya akurasi media massa, sebagaimana diharapkan Dwi dalam sambutannya.

“Kami berharap di tengah keterbatasan yang ada karena pandemi, kita bisa mengambil ilmu, manfaat dan pengalaman dari kegiatan edukasi dan media gathering ini," kata Dwi.

Dalam paparannya, Hendro mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, teknologi internet berkembang sangat cepat. "Hampir semua riset menyebut, teknologi internet bergerak berbanding lurus dengan jumlah penggunanya," katanya.

Dari sinilah kemudian muncul gagasan jurnalisme multimedia. "Jurnalisme multimedia bukan produk yang bisa digunakan oleh media industri saja. Karena sebagai sebuah gagasan, jurnalisme multimedia bisa diterapkan oleh siapapun. Dalam hal ini, media korporat, pemerintahan, LSM, bahkan personal blog," kata Hendro.

Baca juga: Rapat Paripurna Pendapat Akhir Fraksi Rancangan Perda Perubahan PT. Migas Kaltara Jaya
Baca juga: Di tengah hantaman COVID-19, Industri Hulu Migas sukses hasilkan Rp96,7 Triliun



Media sosial dan portal media jurnalistik memiliki karakter berbeda. "Portal berita memiliki kepatuhan pada Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, sementara media sosial larinya ke Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik," kata Hendro.

Sementara Becky menyampaikan, ada tantangan bagi media massa daring untuk peliputan dalam bentuk foto sebagai bagian dari multimedia. "Foto jurnalistik berbeda dengan foto salon. Foto jurnalistik yang diutamakan adalah apa sih konten yang ingin disampaikan dalam foto," katanya.

Hari kedua, acara media gathering yang dikemas dalam bentuk virtual team building, diikuti oleh peserta acara dari perwakilan media massa Kalimantan Utara dan tim humas JOB Simenggaris. Mereka mengikuti game untuk menguji kekompakan dan mengakrabkan satu dengan yang lain. [***]

Baca juga: Dukung penanganan COVID-19, Hulu Migas-Kadin Indonesia bersinergi siapkan oksigen
Baca juga: Satu Juta Barel Harapan Lapangan Kerja Untuk Anak Bangsa