Satu Juta Barel Harapan Lapangan Kerja Untuk Anak Bangsa

id skk migas

Satu Juta Barel Harapan Lapangan Kerja Untuk Anak Bangsa

Salah satu pompa angguk (sucker rod pump) yang berada di pinggir jalan Sei Kapuas Kampung Enam, Tarakan. Antara/Susylo Asmalyah

Tarakan (ANTARA) - Proyeksi pada tahun 2030 produksi minyak nasional ditargetkan mencapai satu juta barel perhari (BPOD) dan 12.000 MMSCFD untuk gas, guna mendukung ketahanan energi nasional.

Industri hulu migas memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia hingga saat ini, selain menyediakan sumber energi utama migas, juga lokomotif ekonomi yang dampaknya berantai.

Penerimaan negara pada sektor migas dalam beberapa tahun cenderung menurun, selain karena produksi migas yang turun dan lapangan yang sudah tua dan harga minyak dunia yang cenderung turun.

Saat ini, eksplorasi industri migas semakin ditingkatkan, terutama setelah di PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas) telah menuntaskan survei dua dimensi (2D) Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang di area terbuka.

Dengan tenaga ahli dari Direktorat Eksplorasi Pertamina dan pakar seismik dari PT. Elnusa Tbk (ELSA) yang diangkut menggunakan kapal Elsa Regent. PHE Jambi Merang menyelesaikan survei seismik 2D sepanjang 32.200 kilometer atau 107,3 dari target yang ditetapkan sepanjang 30.000 kilometer.

Survei seismik 2D Jambi Merang di kawasan lepas pantai merupakan aktivitas eksplorasi terbesar selama satu dekade terakhir, karena melewati perairan Seram hingga Natuna. Survei mencakup 35 cekungan dari 128 cekungan yang di Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki 128 cekungan, masih ada sebanyak 68 cekungan yang belum dieksplorasi untuk mengurangi ketergantungan impor.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menargetkan proyek pengembangan kilang atau Refinery Development Masterplan Programe (RDMP) Dumai, Balikpapan, Balongan dan Cilacap. Untuk kilang baru atau Grass Rott Refenery (GRR) di Bontang dan Tuban yang rampung pada tahun 2027.

Pemerintah akan melakukan penyelarasan kebijakan agar iklim investasi migas dapat menarik investor. Diantaranya melalui kebebasan memilih skema kontrak kerja sama (Production Sharing Contract/PSC), dimana antara PSC bagi hasil kotor (Gross Split) atau PSC pengembalian biaya operasi (Cost Recovery).

Sementara itu, pengusaha nasional pemilik PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan untuk mencapai target produksi minyak nasional satu juta BPOD dan 12.000 MMSCFD untuk itu ada strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Untuk strategi jangka pendek dengan menerapkan teknologi – teknologi yang baru untuk sumur – sumur yang saat ini berproduksi, agar dapat meningkatkan produksinya dengan metode secondary dan tertiary recovery. Penerapan teknologi tersebut dapat dilakukan di sumur – sumur yang berproduksi seperti di blok ex Chevron, Rokan, Mahakam dan beberapa blok yang selama ini menghasilkan produksi lima besar migas di Nusantara.

“Dengan penerapan teknologi dan investasi dengan teknik – teknik recovery yang baru, maka akan mampu meningkatkan produksi (migas) untuk jangka pendek,” kata Sandiaga saat dihubungi dari Tarakan, Sabtu (31/10).

Sedangkan strategi untuk jangka menengah Calon Wakil Presiden RI periode 2019 – 2024 menyarakan untuk melakukan survei seismik tiga dimensi (3D) pada blok – blok yang akan dieksplorasi maupun blok yang sudah dilakukan eksplorasi, serta dilakukan pengeboran secara sporadis untuk memastikan peningkatan produksi migas.

Kemudian untuk jangka panjang harus hati – hati terhadap keberlanjutan dari industri minyak dengan harga 40 dolar Amerika sampai 45 dolar Amerika perbarel. Serta harus memiliki pendekatan untuk mengejar produksi sekarang atau peningkatan produksinya untuk skala yang bertahap.

Sandiaga juga menyarankan untuk strategi jangka panjang dengan membuka eksplorasi di blok baru dan memberikan insentif bagi produksi yang agak tersendat seperti blok Masela dan blok Indonesia Deep Water Development (IDD) yang selama ini terkendala reformasi, birokrasi dari peraturan perundang – undangannya.

“Dengan mendorong terjadinya eksplorasi di cadangan – cadangan (blok) yang baru, kita akan melakukan peningkatan Original Oil in Place (OOIP), cadangan possible ke probable, dari probable ke provensetelah menjadi riset akan menjadi garansi untuk meningkatkan produksi migas kita,” kata Sandiaga.

Pembukaan Lapangan Kerja

Untuk meningkatkan eksplorasi migas mencapai minyak nasional mencapai satu juta BPOD dan 12.000 MMSCFD untuk gas memerlukan tenaga kerja para anak bangsa guna pelaksanaanya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sandiaga mengusulkan agar SKK Migas harus bisa menghasilkan serta pengembangan eksplorasi dan produksi cadangan minyak yang berkelanjutan dan bisa membuka lapangan kerja yang seluas – luasnya serta perlu ide kreatif.

“Saya kebetulan secara detail mengikuti industri ini (migas), saya punya segudang catatan yang aplikatif dan menunggu kolaborasi dengan SKK Migas, kemarin sudah dimulai dengan webinar,” kata Sandiaga.

Namun butuh kolaborasi terbaru dari SKK Migas untuk berkelanjutan, menjadi sektor migas sebagai lokomotif pembangunan Indonesia dengan membuka lapangan kerja seluas – luasnya, meningkatkan pendapatan dan mempercepat pemulihan ekonomi.

Sedangkan masalah klasik yang dihadapi pada industri migas yakni masalah regulasi diantaranya kurangnya insentif, lahan yang selalu menghantui masalah ekonomi di Indonesia. Diharapkan segera dilakukan regulasi secara struktural dan dilakukan pembenahan.

Hal tersebut sesuai amanah UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Kepentingan rakyat Indonesia saat ini adalah lapangan pekerjaan dan industri migas adalah industri yang membuka lapangan kerja yang seluas luasnya dan secepat – cepatnya.

“Ini menurut saya menjadi pekerjaan rumah, mari kita berbenah di tengah pandemi COVID-19 harga minyak sekarang ada di level yang stabil. Kita buat model ekonomi dengan adaptasi kebiasaan baru dan ciptakan lapangan yang seluas – luasnya dan secepat – cepatnya untuk pemulihan ekonomi,” kata Sandiaga.

Sementara itu, TNI Angkatan Darat juga mendukung kegiatan hulu migas untuk pencapaian target produksi minyak satu juta BPOD dan 12.000 MMSCFD gas untuk memaksimalkan potensi pendapatan industri yang dapat mencapai 470 miliar dolar Amerika.

Kepala Staf TNI AD Jenderal Andika Perkasa di Jakarta , Kamis (16/7) mengatakan TNI mendukung kegiatan hulu migas, dimana berperan serta membantu keamanan beberapa KKKS.

Seperti dikutip dari Buku Laporan Tahunan 2020, Peringatan Setahun Jokowi – Ma’ruf : Bangkit Untuk Indonesia Maju berbunyi “Kebijakan energi berkeadilan tetap menjadi perhatian untuk keadilan masyarakat Indonesia. Untuk mencapai visi ketahanan energi, pemerintah memiliki cara agar investasi pada sektor ini tetap mengairahkan,”

Sementara itu, pencapaian lifting (produksi siap jual) migas Indonesia pada kuartal III 2020 laporan SKK Migas mencapai 100,2 persen atau 706,2 ribu BOPD dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar 705 ribu BPOD.

Sampai September 2020, tercatat lifting migas sebesar 1.689 ribu barel minyak ekuivalen perhari (BOEPD) dengan rincian lifting minyak sebesar 706,2 ribu BPOD dan lifting gas sebesar 5.502 MMSCFD atau 99,3 persen dari target APBN-P yakni 5.556 MMSCFD.

SKK Migas juga mencanangkan empat strategis untuk mendukung Long Term Plan (LTP) yaitu Improving Existing Asset Value, Resources to Production (R to P), Enhanced Oil Recovery (EOR) dan eksplorasi.

Sudah menyelesaikan survei seismik 2D di area terbuka sepanjang 25.150 kilometer dan di wilayah kerja aktif sepanjang 1.779 kilometer sehingga total saat ini mencapai 26.929 kilometer.
Baca juga: Renstra IOG 4.0 Gebrakan Menuju Satu Juta Barel
Baca juga: Pemprov Apresiasi Kontribusi SKK Migas dan KKKS