Chicago (ANTARA) - Harga emas naik tajam mendekati level psikologis 1.900 dolar pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mencatat keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut setelah pertumbuhan harga konsumen AS pada Desember melambat seperti yang diperkirakan, memberi ruang bagi Federal Reserve untuk kenaikan suku bunga yang lebih kecil.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 19,90 dolar AS atau 1,06 persen menjadi ditutup pada 1.898,80 dolar AS per ounce, setelah menembus tertinggi sesi di 1.906,50 dolar AS, level tertinggi sejak Mei, ketika mencapai puncak 1.910,20 dolar AS.
Emas berjangka terkerek 2,40 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.878,90 dolar AS pada Rabu (11/1/2023), merosot 1,30 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.876,50 dolar AS pada Selasa (10/1/2023), setelah terangkat 8,10 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.877,80 dolar AS pada Senin (9/1/2023).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (12/1/2023) bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran biaya hidup AS, turun 0,1 persen pada Desember, sesuai dengan perkiraan penurunan oleh para ekonom. Tingkat tahunan indeks turun untuk bulan keenam berturut-turut menjadi 6,5 persen dari 7,1 persen, level terendah dalam lebih dari setahun.
“Ini adalah kenaikan 12 bulan terkecil sejak periode yang berakhir Oktober 2021,” kata Departemen Tenaga Kerja dalam rilis berita.
Analis pasar mencatat penurunan tersebut mungkin mengindikasikan bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya. Untuk keputusan suku bunga berikutnya pada 1 Februari, para ekonom memperkirakan bank sentral mengumumkan kenaikan yang lebih kecil lagi sebesar 25 basis poin.
Berbicara secara virtual dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Bankir Wisconsin pada Kamis (12/1/2023), Presiden Fed St. Louis, James Bullard mengatakan bank sentral AS harus menaikkan suku bunga di atas 5,0 persen secepatnya untuk memastikan tekanan harga ditundukkan.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, serta imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun setelah data inflasi dirilis, memberikan dukungan terhadap emas.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (12/1/2023) bahwa klaim pengangguran awal AS turun 1.000 ke penyesuaian musiman 205.000 di pekan yang berakhir 7 Januari. Data yang lebih baik dari perkiraan membatasi kenaikan emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 52,3 sen atau 2,23 persen, menjadi menetap pada 24,004 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April tidak berubah dari sesi perdagangan sebelumnya, ditutup pada 1.084,30 dolar AS per ounce.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas melonjak dekati 1.900 dolar setelah inflasi AS sesuai ekspektasi
Berita Terkait
Harga emas Antam hari ini tetap Rp1,035 juta per gram
Senin, 23 Januari 2023 10:05
Harga emas anjlok 36,6 dolar, terpukul penguatan "greenback"
Jumat, 28 Januari 2022 5:41
Harga emas naik 2 dolar, selera risiko reda dan yield obligasi turun
Jumat, 23 Juli 2021 8:23
Harga emas melonjak 14,7 dolar, dipicu lemahnya dolar dan obligasi AS
Kamis, 22 April 2021 7:20
Harga emas naik 8,1 dolar, pasar abaikan naiknya imbal hasil obligasi
Kamis, 25 Maret 2021 8:03
Kemarin, harga emas jatuh hingga pembayaran subsidi upah
Minggu, 13 September 2020 18:08
Harga emas jatuh tajam, dipicu pemulihan ekonomi
Kamis, 3 September 2020 7:32
Harga emas turun lagi, dampak optimisme hubungan perdagangan AS-China
Rabu, 26 Agustus 2020 8:39