Jakarta (ANTARA) - Saya terakhir bertemu aktivis tanpa jeda ini 5 Oktober lalu. Kami sama-sama menghadiri diskusi politik yang diselenggarakan media portal Inilah.com di sebuah Cafe di Blok M Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pembawa acara talkshow itu Rahma Sarita menampilkan pembicara utama Eep Saefullah Fatah dan Rocky Gerung, antara lain. Saya dan Lieus juga diminta Rahma sebagai penanggap.
Selesai diskusi kami melanjutkan kongkow lepas kangen sambil menikmati kopi dan penganan yang dihidangkan tuan rumah, wartawan senior Muchlis Hasyim. Berbeda dengan penampilan umumnya di depan publik, hari itu Lieus lebih banyak tertawa lepas. Dokumentasi foto hari itu memperlihatkan suasana gembira tersebut.
Baca juga: Catatan Ilham Bintang - In Memoriam Nano Riantiarno : "Naskahnya Akan Saya Tulis di Tempat Lain "
Aktivis asli
Lieus Sungkharisma asli aktivis tanpa jeda. Paling tidak sejak kami berkenalan pertengahan tahun 80-an posisinya tetap seperti apa adanya sekarang. Momen perkenalan kami waktu Lieus bersama Erros Djarot gencar
mengkritisi dugaan praktek monopoli dunia perfilman di Tanah Air.
Selasa (24/1) malam datang kabar duka mengenai Lieus yang mendapat serangan jantung.
Lieus sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Pondok Indah, Jalan Boulevard Bintaro Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, namun jiwanya tidak tertolong. Ia meninggal dunia dalam usia 63 tahun.
Sebagai aktivis Lieus sangat menonjol bukan hanya karena sikap dan keberaniannya frontal menentang praktek penyimpangan penguasa. Tetapi juga karena ia keturunan Tionghoa. Jarang, kalau tak mau dikatakan tidak ada sama sekali aktivis Tionghoa secemerlang dia dari etnik Tionghoa. Dia bahkan lebih Islami dibandingkan oranng Islam. Tahun lalu ketika mengetahui ada penentangan pembangunan masjid dari kalangan etnik Tionghoa di kompleks perumahan kami, dia langsung terjun ke lapangan. Lieus menghujat penentang sebagai pihak yang tidak tahu diri dan intoleran. Saat bertemu di acara diskusi Inilah.com air mukanya berseri mengucapkan selamat atas keberhasilan pembangunan Masjid At Tabayyun di komplek Taman Villa Meruya.
Lieus selalu tampil menyuarakan kebenaran di hampir berbagai kasus ketimpangan di negeri ini. Baik kesenjangan sosial, ekonomi, politik, dan penegakan hukum. Ia sudah berkali- kali merasakan penangkapan dan penahanan oleh pihak yang berwajib. Dari rezim pemerintahan Soeharto hingga pemerintahan Jokowi. Namun itu tidak membuatnya berhenti. Kelak yang betul -betul membuatnya bisa berhenti hanya Tuhan melalui serangan jantung semalam.
Baca juga: Catatan Ilham Bintang - Mengenang Rinaldi Sjarif Sahabat Yang Telah Tiada
Coverstory Tabloid Cek&Ricek
Tabloid Cek&Ricek dengan coverstory tentang Hartati Murdaya baru beredar ketika saya mendapat informasi Lieus mengadu ke Polda Metro Jaya dengan membawa Tabloid C&R edisi itu. Saya berpikir Lieus mungkin memprotes isu utama mengenai dugaan skandal asmara pengusaha tajir yang juga merupakan tokoh umat Budha di Tanah Air. Maklum, Lieus juga tokoh umat Budha. Saya pertama kali mengenalnya sewaktu dia menjabat sebagai Ketua Umum Gemabuddhi -organisasi generasi muda Budhis pada tahun 1985.
Saya mengontak Lieus. Tawanya pecah di balik ponsel. "Terbalik, Boss,"katanya disertai suara derai tawa. Lieus kemudian bertandang ke kantor redaksi.
Benar. Duduk perkaranya terbalik. Lieus ke Polda justru untuk melaporkan Hartati Murdaya atas dugaan telah mencemarkan nama kalangan umat Budha di Indonesia.Tabloid C&R dibawa ke kantor polisi, sebagai salah satu bukti untuk mendukung pengaduannya. Ada banyak lagi alasan yang mendasari ia mengadukan Hartati Murdaya, seperti yang diceritakan ketika bertandang di kantor redaksi hingga berjam-jam.
Lieus Sungkharisma (Nama Tionghoa: Li Xue Xiung) lahir 11 Oktober 1959. Menurut catatan redaksi, Lieus pernah menjadi Ketua Umum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI); Wakil Bendahara Depinas SOKSI (Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) periode 1986-1991; Ketua DPP AMPI (Angkatan Muda Pembaruan Indonesia) dan DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia); Ketua Umum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi) pada tahun 1985. Ia juga pernah menjadi Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta dan Ketua Umum Multi Culture Society, sekaligus Wakil Presiden The World Peace Committee. Lieus mengelola tabloid bernama Naga Post dan belakangan punya Podcast, saluran digital untuk menyampaikan pendapat dan kritik merespons ketimpangan.
Lieus mengaku sebagai pendukung Joko Widodo pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2014, namun kemudian menjadi pendukung Prabowo Subianto pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2019. Lalu menjadi pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni pada pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017. Selain itu, Ia adalah salah satu dari pendukung Jusuf Kalla-Wiranto pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009. Pernah dalam suatu kesempatan saya tanya, mengapa dia tampak menyempal sendiri dari kebanyakan turunan Tionghoa yang diam dan lebih memilih menekuni dunia usaha saja. Sama sekali seperti haram terlibat di dunia politik apalagi menjadi aktivis seperti Lieus? Jawabnya singkat saja." Sebab hidup bukan hanya untuk mengurus diri sendiri saja dan keluarga. Ada banyak lagi kewajiban bagi orang yang diberi hidup," katanya.
Selamat jalan kawan. Istirahatlah dengan tenang.
(* H Ilham Bintang,
- wartawan senior dan pengusaha Indonesia juga dikenal sebagai "raja infotainment" serta "pelopor jurnalistik infotainment" di Indonesia.
- Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat.
- Pendiri Cek & Ricek).
Baca juga: Catatan Ilham Bintang - Istri aktor Anwar Fuady tutup usia
Berita Terkait
Catatan Ilham Bintang -Tiada lagi Bang Muin
Kamis, 14 November 2024 10:49
Catatan Ilham Bintang -Kang Farid Telah Tiada
Minggu, 13 Oktober 2024 8:59
Profil Eliano Reijnders, pemain Timnas Indonesia yang punya kakaknya bintang di AC Milan
Sabtu, 5 Oktober 2024 7:35
Catatan Ilham Bintang - Mengenang Marissa Haque yang pergi mendadak
Rabu, 2 Oktober 2024 16:31
"Women From Rote Island", Film Indonesia Lolos Kompetisi Piala Oscars ke-97
Rabu, 18 September 2024 14:48
Catatan Ilham Bintang -Menhub RI Akan Surati Dubes Australia Soal Pemeriksaan Ulang Penumpang Qantas
Selasa, 3 September 2024 9:50
Catatan Ilham Bintang -Pemeriksaan Ulang Barang Penumpang Qantas Yang Menegangkan
Senin, 2 September 2024 15:15
Kapolda Kaltara Berikan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya Pada Ipda Indra Setiyawan
Senin, 1 Juli 2024 20:33