Catatan Hendro Basuki - Sensitivitas lidah penikmat kopi

id Hendro basuki,Kopi

Catatan Hendro Basuki -  Sensitivitas lidah penikmat kopi

Catatan Hendro Basuki - Sensitivitas lidah penikmat kopi

Semarang (ANTARA) - Lidah setiap orang berbeda. Sensitivitas tak bisa disamaratakan. Selera tak bisa dipaksa. Demikian juga selera kita untuk konsumsi kopi.

Beberapa teman saya tetap menyukai kopi instan, meski sebenarnya sudah tahu kualitas yang tersaji. Mereka sudah saya jelaskan dengan gamblang tanpa manfaat secangkir kopi hitam dengan berbagai hasil penelitian ilmiah.

"Aku tidak cocok, Dik!," kata teman saya. Terlalu kuat.

Apa mau dikata? Tentu saya tak memiliki kekuatan memaksa. Kecuali tersenyum simpul sambil mengatakan.." nanti dicoba ya."
Setiap individu memiliki nilai uniknya sendiri dalam kaitannya dengan kopi. Apa yang menurut saya enak, belum tentu bagi yang lain. Tetapi ada nilai enak secara universal.

Ukurannya, seberapa banyak orang menyukai.
Kita bisa mengatakan rendang enak, karena setiap lidah yang mencecap makanan itu mengatakan demikian. Ternyata, bukan hanya selera orang Sumatra Barat. Orang di beberapa belahan dunia ternyata menyukainya. Apalagi yang merasa pernah mencicip.
Baca juga: Catatan Hendro Basuki - Demokrasi di warung kopi
Baca juga: Melalui "Jumat Curhat", Kapolda Kaltara sapa warga Bulungan di warung kopi
Baca juga: BNI cetak KUR Klaster kopi go global



Sensor Rasa

Ada sebuah perusahaan di New Jersey yang bernama _Sensory Spectrum_ . Dari namanya mudah diduga kira-kira perusahaan ini bergerak di bidang apa.

Perusahaan ini dijalankan oleh dua orang profesional di bidang makanan. Pekerjaannya mencicipi makanan. Tentu saja, mereka berdua tugasnya keluar masuk restoran. Di negeri kita profesional di bidang ini belum populer.

Mungkin, sebagian kita masih berpikir, untuk apa? Tidak ada profesional yang menilai bahwa rendang merk tertentu memiliki nilai rasa asin sekian persen, rasa manis sekian persen, rasa rempah sekian persen.

Gail Vance Civille dan Judy Heylmun dari perusahaan tersebut memiliki keahlian, bahwa rasa tertentu akan disukai rata-rata selera publik.

Sebagai contoh ketika _Frito Lay_ membuat _tortilla chip_ jenis baru, mereka perlu tahu di mana _prototype chip_ ini harus dikelompokkan dalam khazanah _tortilla chip_ mereka. Termasuk mampu mengukur seberapa banyak perberdaannya dengan makanan sejenis lainnya. Adakah garam harus ditambahkan. Jika iya, seberapa banyak.

Jadi, setiap perusahaan akan mengeluarkan produk baru, dikirimkanlah produk itu kepada dua profesional itu.

Di Indonesia ada beberapa ahli pengukur atau grader tembakau yang secara khusus dimiliki oleh perusahaan rokok. Mereka, kelompok jni, mampu secara persis memprofil detail kualitas tembakau. Seginilah kira-kira komposisi rasa tembakau yang paling enak. Termasuk pada toleransi berapa lama tembakau disimpan dengan tingkat kelembaban tertentu. Dengan standar yang sangat rigit, maka kualitas bisa dijaga.

Kadang, kita hanya membutuhkan waktu sesaat ketika harus makan di sebuah resto. Tetapi, kadang membutuhkan waktu lama untuk memutuskan. Tentu saja, ini terkait dengan referensi Anda tentang sesuatu makanan. Dikaitkan pula dengan reputasi restoran tersebut.

Baca juga: Catatan Hendro Basuki - Lelaki, Prostat, dan Kopi
Baca juga: Catatan Ilham Bintang -Secangkir kopi susu terakhir Remy Sylado
Baca juga: Kopi Robusta Super Asal Malinau Punya Rasa Menarik


Kualitas Rasa

Dalam dunia kopi, Anda juga bisa melakukan hal serupa yang dilakukan dua profesional dari _Sensory Spectrum._ Cobalah beberapa rasa kopi dalam beberapa cangkir. Bandingkan rasanya.

Satu cangkir coba, dua tiga kali srumputan. Catat baik-baik rasanya. Jika ingin pindah ke cangkir lain, Anda harus berkumur lebih dulu sebelum mencicip. Hilangkan rasa kopi cangkir pertama dari mulut Anda. Jika lidah Anda sensitif, maka segera Anda paham beda rasanya.

Tentu saja, ketika sudah sampai pada kesimpulan kopi cangkir kedua paling enak, Anda tak bisa memaksa orang lain suka. Di sinilah keunikan kopi. Ragam rasanya sangat bervariasi. Kopi jenis yang sama berbeda rasa dari tempat di mana dia diproduksi.

Q Grader bersertifikat adalah profesional yang terampil dalam evaluasi sensorik kopi hijau, dan dipekerjakan di seluruh industri.

Melalui Q Arabica dan Q Robusta, Program Q telah menjadi alat perdagangan, menghadirkan keterampilan khusus bagi para profesional kopi di seluruh dunia. Dengan menetapkan ekspektasi global, CQI membantu pembeli dan penjual mendapatkan keuntungan melalui pemahaman bersama tentang kopi berkualitas. Sebagai profesional, para Q Grader ini bisa memilih hanya satu saja. Misalnya khusus Robusta, atau khusus Arabica.

Baca juga: Catatan Hendro Basuki - Kopi = Bahagia + Otak Selalu Segar
Baca juga: Catatan Ilham Bintang -Bersantap Kuliner Ndeso di Resto Kopi Klotok Menoreh
Baca juga: Penyintas Bom Marriot Berbagi Pengalaman di "Kopi Coi"


Industri Kopi

Dalam industri kopi dikenal Q Grader bersertifikat. Ini kebutuhan industri.
Kemampuan untuk menilai kopi adalah keterampilan yang diperlukan untuk banyak pekerjaan.

Banyak tempat kerja mengharuskan personel kontrol kualitas, roaster, pembeli ramah lingkungan, dan eksportir mereka menjadi Q Grader. Mereka, kaum Q Grader bersertifikat ini, memiliki kesamaan bahasa kualitas yang digunakan oleh produsen dan pembeli, memfasilitasi komunikasi dan akses ke pasar.
Setelah seseorang tersertifikasi sebagai Q Grader, peluang di industri kopi semakin meluas karena Program Q diakui secara global oleh para profesional kopi.

Pemberi kerja mengetahui ujian ketat yang harus dilalui siswa untuk mendapatkan sertifikasi, dan bahwa mereka akan menuai hasil dari pengetahuan siswa dalam kualitas produk, analisis profil rasa, dan konsistensi melalui evaluasi.( Hendro Basuki, Gunungpati Semarang)

(*HendroBasuki
- wartawan senior
- pecinta kopi)


Baca juga: Tren Kopi susu kekinian tahun 2020
Baca juga: Lagi diet keto pingin kopi, ini tipsnya
Baca juga: Wacana pengembangan kebun kopi Nunukan