Memaknai semangat satu kesatuan dalam logo ASEAN Indonesia 2023

id Asean

Memaknai semangat satu kesatuan dalam logo ASEAN Indonesia 2023

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat acara High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Rabu (29/3/2023). Acara tersebut merupakan rangkaian dari ASEAN Finance and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) yang berkaitan dengan tiga Priorities Economic Deliverables (PEDs) Keketuaan ASEAN Indonesia yaitu Recovery-Rebuilding, Digital Economy, and Sustainability. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.

Jakarta (ANTARA) - Tahun 2023 menjadi salah satu tahun bersejarah bagi Indonesia. Setelah sukses memegang Presidensi Group of 20 (G20) 2022, Indonesia kembali dipercaya untuk memegang peran penting di kancah internasional dengan keketuaannya di Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini.

Dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth", Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.

"Bisa berperanan sentral dan memberikan dampak bagi masyarakat ASEAN sendiri dan juga bagi masyarakat eksternal di luar Asia Tenggara," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Conny Tinangon saat dihubungi Jakarta, Jumat (31/3).

Tema tersebut direpresentasikan dalam sebuah logo Keketuaan ASEAN Indonesia 2023, yang memiliki semangat satu kesatuan, berjalan bersama demi kemajuan ASEAN dan dunia.

Dalam logo tersebut terdapat tiga komponen yang terdiri dari simbol berupa bola dunia, tulisan ASEAN Indonesia 2023 dan simbol ASEAN itu sendiri.

Di dalam simbol bola dunia, terdapat pencerminan langit, gunung, laut dan burung Maleo.

Gambar langit dalam simbol bola dunia tersebut mencerminkan upaya ASEAN untuk berperan sebagai payung atau wadah bagi dunia.

Kemudian, gambar gunung yang mengarah ke atas sebagai perwujudan bentuk kokoh dan simbol kestabilan serta menggambarkan arah pertumbuhan yang optimistis.

"Karena kita ingin menunjukkan epicentrum of growth, sesuai dengan tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth'," kata Conny.

Selanjutnya, ada juga gambar yang memvisualisasikan lautan sebagai perwujudan dari Indonesia sebagai negara kepulauan yang dihubungkan oleh lautan. Demikian juga dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

"Jadi, lautan itu sebagai penghubung dan pemersatu setiap pulau, antar negara dan kawasan ASEAN," katanya.

Gambar terakhir dalam simbol bola dunia tersebut adalah burung Maleo, burung endemik yang berasal dari Pulau Sulawesi, yang letaknya berada di wilayah tengah Indonesia.

Pemilihan Burung Maleo tersebut menyiratkan sentralitas, terpusat dan menjadi penghubung antarujung.

Secara filosofis, meskipun memiliki sayap, tetapi burung Maleo lebih senang berada di daratan.

Penggambaran burung Maleo dalam simbol bola tersebut melambangkan sikap rendah hati yang ditunjukkan oleh negara-negara anggota ASEAN, dengan semangat berjalan bersama demi kemajuan ASEAN dan dunia.

Selain simbol bola dunia yang merepresentasikan satu kesatuan di dalam ASEAN, terdapat juga filosofi warna dari logo ASEAN Indonesia 2023.

Dalam simbol bola dunia, selain warna merah yang melambangkan keberanian dan warna abu-abu yang melambangkan kestabilan dan kemandirian, terdapat juga kombinasi warna multilayer seperti warna merah muda, ungu lavender, birutranquille, hijau pastel, dan kuning amber.

Kombinasi warna tersebut mencerminkan keragaman dan kekayaan ASEAN, masyarakat ASEAN yang juga beragam dan juga mencerminkan keindahan pemandangan lanskap di kawasan ASEAN.

"Warna-warna itu seperti kita melihat lanskap matahari terbenam dengan cahayanya. Jadi, itu juga menyiratkan keindahan pemandangan," kata Conny.


Episentrum pertumbuhan

Secara keseluruhan, logo ASEAN Indonesia 2023 menggambarkan bola dunia yang merupakan representasi wadah bagi negara-negara ASEAN dalam satu kesatuan yang bergerak bersama secara optimistis ke arah pertumbuhan yang lebih baik, responsif, adaptif serta membawa dampak positif, baik secara internal untuk kawasan, maupun secara eksternal untuk dunia.

"Mengindikasikan bagaimana kehendak negara-negara ASEAN untuk bersatu, berdaulat, saling menjaga keamanan dan ketertiban, sekaligus menjaga masyarakat untuk hidup damai, makmur, dan bersahabat," kata pengamat kebijakan publik,Trubus Rahadiansyah, memberikan logo ASEAN Indonesia 2023 .

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN di Bali, Jumat (31/3), menekankan peran penting dan strategis ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dunia.

"Kami yakin ASEAN dapat menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif dan berkelanjutan," katanya.

Untuk memastikan hal itu, kapasitas ASEAN dinilai perlu diperkuat untuk merespons tantangan sebelumnya, tantangan hari ini dan tantangan dalam 20 tahun ke depan.

Semua itu menggarisbawahi pentingnya tema keketuaan tahun ini, "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".

Dengan tema tersebut, Indonesia ingin menunjukkan bahwa ASEAN masih relevan, strategis dan penting.

Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menekankan bahwa ASEAN masih menjadi titik terang dalam ekonomi global di mana kawasan ini menawarkan prospek yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan prospek global yang lebih suram.

Hal ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan kerja sama yang kuat untuk menahan risiko yang berkepanjangan yang dapat mengancam perekonomian regional.

Keketuaan ASEAN Indonesia diharapkan dapat mewujudkan kepentingan Indonesia dan mewujudkan esensi dari kekuatan ASEAN itu sendiri, yaitu sentralitas, stabilitas dan kesejahteraan bagi masyarakat ASEAN dan juga bagi dunia.

Untuk itu, Keketuaan ASEAN Indonesia diharapkan juga dapat menjadikan ASEAN lebih adaptif, inklusif berperan sentral dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Semoga tujuan ASEAN yang direpresentasikan dalam logo ASEAN Indonesia 2023 terwujud dalam Keketuaan ASEAN Indonesia. Tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" merupakan tekad bersama untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional dan dunia.Editor: Slamet Hadi Purnomo