Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kalimantan Utara pada 2023 mencapai 57,71, meningkat 3,99 poin dari 2022sebesar 53,72, hal ini menggembirakan karena terkait kualitas kehidupan penduduk Kaltara.
“Capaian ini berdasarkan pencatatan Badan Pusat Statistik atau BPS, dan ini adalah hal yang positif dan menggembirakan,” kata Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang di Tanjung Selor, Selasa.
IPLM merupakan indeks yang mengukur tingkat pembangunan literasi masyarakat di suatu wilayah. Indeks ini terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi akses, mengukur ketersediaan dan aksesibilitas terhadap sumber daya literasi.
Kedua, dimensi pemanfaatan, mengukur pemanfaatan sumber daya literasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
"Ketiga, dimensi dampak yang mengukur dampak literasi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat," katanya.
Sementara itu, Burhanudin, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Pembangunan menambahkan bahwa peningkatan IPLM Kalimantan Utara pada 2023 didorong oleh sejumlah faktor.
"Ketiga, dimensi dampak yang mengukur dampak literasi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat," katanya.
Sementara itu, Burhanudin, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Pembangunan menambahkan bahwa peningkatan IPLM Kalimantan Utara pada 2023 didorong oleh sejumlah faktor.
Pertama, meningkatnya jumlah dan kualitas perpustakaan. Pada 2023, terdapat 106 perpustakaan umum yang tersebar di 17 kabupaten/kota di Kalimantan Utara.
Perpustakaan tersebut dilengkapi dengan berbagai koleksi bahan pustaka, seperti buku, majalah, koran, dan media digital.
Faktor kedua, meningkatnya minat baca masyarakat, dampak positif berbagai program dan kegiatan, seperti Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Pekan Literasi Kalimantan Utara.
Faktor ketiga, meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber daya literasi, seperti penyediaan akses internet gratis di perpustakaan dan sekolah.
Disebutkan, meski IPLM Kalimantan Utara sudah meningkat, namun masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, salah satunya minat baca masyarakat yang masih rendah.
Berdasarkan survei GLN 2022, rata-rata masyarakat Kalimantan Utara hanya membaca 2,8 buku dalam satu tahun.
Selain itu, ketersediaan sumber daya literasi masih terbatas: di beberapa wilayah di Kalimantan Utara yang belum memiliki akses terhadap perpustakaan.
“Kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga di perpustakaan juga masih perlu kita ditingkatkan kompetensinya menjadi lebih memadai,” tutur dia.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menargetkan IPLM Kalimantan Utara dapat mencapai angka 22 pada 2026.
Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah Daerah akan terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat, ketersediaan dan aksesibilitas terhadap sumber daya literasi, serta kualitas sumber daya manusia.