Nunukan (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Nunukan, Kaltara memprihatinkan kondisi nelayan di Pulau Sebatik, perbatasan Malaysia karena hasil tangkapan menurun drastis akibat COVID-19.

Wakil Ketua Bidang Perikanan Kadin Nunukan Sofyan Ali Saputra di Sebatik, Sabtu menyatakan wabah COVID-19 benar-benar sangat berdampak bagi  penghasilan nelayan.

Selain wilayah penangkapan ikan yang terbatas karena dilarang meninggalkan wilayah Pulau Sebatik juga hasil tangkapan yang menurun drastis.

Hasil tangkapan hanya bisa di pasarkan dari rumah ke rumah dengan harga yang sangat murah. 

Hal itu disebabkan pemberlakuan penutupan akses masuk di negara tetangga Malaysia.

Sebelum adanya wabah COVID-19, hasil laut  tangkapan nelayan di Pulau Sebatik dibeli oleh pengusaha atau pengepul selanjutnya diekspor ke Tawau, Malaysia
 
Pengepul hasil perikanan kini menghentikan aktivitasnya karena Pemerintah Malaysia menutup akses masuk ke negaranya.

Sofyan menambahkan, nelayan di Pulau Sebatik biasanya menangkap ikan hingga Kabupaten Berau, Kaltim, Tarakan dan Pulau Bunyu.

Keterbatasan lingkup penangkapan ikan menjadi penyebab menurunnya penghasilan yang berefek pada berkurangnya modal usaha.

Sofyan berharap  wabah COVID-19 ini secepatnya berakhir agar industri sektor perikana  dan kelautan pulih.

Pada kesempatan itu, dia meminta Pemerintah, provinsi dan kabupaten dapat meringankan beban nelayan yang terhimpit ekonomi selama wabah COVID-19 ini dengan program-program berkaitan dengan kebutuhan mendasar.

Seperti bahan pangan, listrik, air bersih dan pinjaman kredit yang ringan dari perbankan bagi pengusaha lokal atau pengepul.

Sementara itu, Ketua Kadin Nunukan Irsan Humokor menyarankan agar hasil tangkapan nelayan di daerahnya dikolaborasikan dengan SKPT Sebatik menyangkut pemanfaatan pembekuan yang dimiliki.

Upaya ini diyakini dapat memenuhi kebutuhan ikan dan hasil laut lainnya bagi masyarakat Kabupaten Nunukan.

SKPT Sebatik diharapkan dapat menampung atau membeli hasil tangkapan nelayan setempat selama COVID-19 ini karena memiliki pembekuan (cool storage).

Kepala SKPT Sebatik Iswadi Rahman membenarkan menurunnya hasil tangkapan nelayan setempat dibandingkan sebelum COVID-19 mewabah.

Data produksi hasil laut pada Januari 2020 sebanyak 749 ton dgn nilai Rp31,6 milyar. Februari 2020 sebanyak 658 ton dengan nilai Rp38,1 miliar dan Maret 2020 menurun drastis menjadi 363 ton dengan nilai Rp13,1 miliar.

Iswadi mengaku telah melaporkan kepada Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Baca juga: 123 warga Malaysia terdampar di Nunukan

Baca juga: Nelayan Filipina ditangkap karena curi Ikan Kaltara

Baca juga: Malaysia umumkan Perintah Kawalan Pergerakan Covid-19


 

Pewarta : Rusman
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024