Semarang (ANTARA) - Seperti segelas anggur, secangkir kopi spesial yang disiapkan dengan hati-hati adalah minuman sudah jadi. Bagi saya, kopi dipilih, disangrai, dan diseduh tanpa kandungan gula sebagai bagian dari persamaan.
Di sisi lain, di dunia tradisional espresso Italia , yang terjadi adalah kebalikannya. Kopi dipilih dan dipanggang secara khusus untuk mencapai keseimbangan ketika gula ditambahkan.
Sementara itu, setelah membaca pendapat para ahli, muncul pertanyaan, mengapa minum kopi membahagiakan?
Bagaimana mungkin kopi dominan asam (kecut) dan pahit bisa mendatangkan rasa bahagia?
Penulis kutipkan dulu pendapat Gary L. Wenk, Profesor Psikologi & Ilmu Saraf & Virologi Molekuler, Imunologi, dan Genetika Medis di Ohio State University and Medical Center. Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum para ilmuwan selama bertahun-tahun, kopi merangsang pelepasan dopamin yang bertindak sebagai hormon dan neurotransmitter.
Dopamin menghasilkan euforia dan perasaan kickstarter otak yang dialami orang setelah secangkir kopi pertama mereka setiap pagi.
Baca juga: Kopi Robusta Super Asal Malinau Punya Rasa Menarik
Baca juga: Catatan Ilham Bintang -Bersantap Kuliner Ndeso di Resto Kopi Klotok Menoreh
Catatan Hendro Basuki - Kopi = Bahagia + Otak Selalu Segar (WAG)
Peran Protein
Kemudian, marilah kita cerna secara perlahan. Protein terdapat dalam biji kopi kering dengan kadar 8 sampai 12 persen.
Sebagian besar protein ini terdegradasi menjadi asam amino lepas sama sekali selama pematangan di pohon dan proses penggaringan.
Keasaman, temperatur, dan kadar oksigen tinggi mampu menyebabkan protein dalam biji kopi terdegradasi menjadi peptida dan asam amino. Biji kopi segar yang telah dewasa mengandung setidaknya 4 miligram asam amino per gram biji kopi pada kopi robusta, dan 4.5 miligram per gram biji kopi dalam arabika.
Pada keduanya, alanin adalah asam amino sangat banyak dengan kadar 1.2 mg/gram biji kopi arabika dan 0.8 mg/gram biji kopi robusta, disertai asparagin dengan kadar 0.66 mg/gram biji kopi arabika dan 0.36 mg/gram per biji kopi robusta.
Asam amino yang bersifat hidrofobik seperti isoleusin, leusin, valin, tirosin, dan fenilalanin menyebabkan rasa yang tidak mantap pada kopi. Meski demikian, sebagian besar asam amino lepas sama sekali tidak terdapat pada kopi yang digaringkan karena telah terdegradasi melalui proses Maillard, atau proses kimia selama peroastingan., Dan produk dari asam amino hidrofobik tersebut seperti diketopiperazin merupakan kontributor utama rasa pahit pada kopi.
Dalam beberapa literatur disebutkan, jika kita mengasup protein ke dalam tubuh, protein akan segera dipecah menjadi asam amino. Lalu kemudian disintesis kembali menjadi senyawa protein jika diperlukan. Makromolekul hasil sintesis disebut senyawa protein, yang dibentuk oleh lebih seratus asam amino.
Baca juga: Catatan Ilham Bintang -Secangkir kopi susu terakhir Remy Sylado
Baca juga: Tren Kopi susu kekinian tahun 2020
Hormon Kebahagiaan
Dalam soal itu, Dr Shigeo Haruyama dalam The Miracle of Endorphin menyebutkan, senyawa protein yang terdiri atas kurang dari seratus asam amino disebut peptida. Hormon-hormon kebahagiaan, kata Haruyama tergolong ke dalam peptida; tidak diubah menjadi energi, melainkan berfungsi sebagai hormon.
Nah untuk memproduksi hormon kebahagiaan dibutuhkan asam amino tirosina.
Sedangkan tirosina memiliki efek mirip hormon endorphin, tetapi sebagai senyawa tunggal ia tak dapat digunakan di otak karena bersifat mudah terbakar.
Jika kita membaca atau belajar tentang struktur dan cara kerja otak, ada sesuatu bagian yang disebut hipokampus. Yang disebut ini terletak di lobus temporal yang mengendalikan ingatan, evaluasi emosional, dan juga pengingatan tentang lingkungan.
Hipokampus ini, kata para ahli syaraf, diatur melalui syaraf A10 yang juga mengendalikan sekresi hormon kebahagiaan. Sebaliknya, kemampuan mental kita berkurang manakala hanya sedikit hormon endorphin yang dikeluarkan.
Baca juga: Lagi diet keto pingin kopi, ini tipsnya
Baca juga: Wacana pengembangan kebun kopi Nunukan
Otak Tetap Muda
Ilustrasi paling mudah untuk mencerna pernyataan itu adalah begini. Jika suatu ketika kita naik kereta, kita berhadapan dengan seseorang. Oeh karena seseorang itu tidak Anda kenal, tentu saja Anda tidak nengingat lagi wajahnya.
Tetapi, karena otak menyimpan memori, jika esok hari Anda ketemu orang itu lagi, maka Anda pasti ingin mengatakan, "....orang ini lagi!". Apalagi jika seseorang itu di mata Anda mengesankan dan membuat Anda senang.
Maka, hormon endorphin akan bekerja sebagai penguat memori.
Ini menegaskan bahwa ingatan kita akan berkurang manakala hormon kebahagiaan yang dikeluarkan hanya sedikit. Dan, sedikit atau banyaknya hormon tersebut, sangat tergantung pada asupan protein pada tubuh Anda.
Jadi, ada hubungan yang dekat antara makan atau pun minum yang mengandung protein dengan kebahagiaan.
Di sinilah, kopi yang mengandung asam amino sangat membantu kerja otak agar selalu segar. Atau boleh juga dikatakan, kopi membantu otak tetap muda.
Hormon endorphin merupakan senyawa material yang dibentuk dengan materi.
Maka, Anda tak boleh mengabaikan asam amino karena asam ini merupakan bahan dasar untuk membentuk senyawa hormon kebahagiaan.
Tentu di tulisan ini tidak dibahas tentang dengan siapa Anda minum kopi? Karena pembahasan itu di luar cangkir bukan?
Gunungpati-Semarang
( *Hendro Basuki,
- wartawan senior
- pecinta kopi )
Baca juga: Pentingnya kelola stres, itu bisa membunuhmu secara perlahan
Baca juga: Kafe kucing di Dubai untuk lepas stres, juga tempat adopsi si meong
Di sisi lain, di dunia tradisional espresso Italia , yang terjadi adalah kebalikannya. Kopi dipilih dan dipanggang secara khusus untuk mencapai keseimbangan ketika gula ditambahkan.
Sementara itu, setelah membaca pendapat para ahli, muncul pertanyaan, mengapa minum kopi membahagiakan?
Bagaimana mungkin kopi dominan asam (kecut) dan pahit bisa mendatangkan rasa bahagia?
Penulis kutipkan dulu pendapat Gary L. Wenk, Profesor Psikologi & Ilmu Saraf & Virologi Molekuler, Imunologi, dan Genetika Medis di Ohio State University and Medical Center. Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum para ilmuwan selama bertahun-tahun, kopi merangsang pelepasan dopamin yang bertindak sebagai hormon dan neurotransmitter.
Dopamin menghasilkan euforia dan perasaan kickstarter otak yang dialami orang setelah secangkir kopi pertama mereka setiap pagi.
Baca juga: Kopi Robusta Super Asal Malinau Punya Rasa Menarik
Baca juga: Catatan Ilham Bintang -Bersantap Kuliner Ndeso di Resto Kopi Klotok Menoreh
Peran Protein
Kemudian, marilah kita cerna secara perlahan. Protein terdapat dalam biji kopi kering dengan kadar 8 sampai 12 persen.
Sebagian besar protein ini terdegradasi menjadi asam amino lepas sama sekali selama pematangan di pohon dan proses penggaringan.
Keasaman, temperatur, dan kadar oksigen tinggi mampu menyebabkan protein dalam biji kopi terdegradasi menjadi peptida dan asam amino. Biji kopi segar yang telah dewasa mengandung setidaknya 4 miligram asam amino per gram biji kopi pada kopi robusta, dan 4.5 miligram per gram biji kopi dalam arabika.
Pada keduanya, alanin adalah asam amino sangat banyak dengan kadar 1.2 mg/gram biji kopi arabika dan 0.8 mg/gram biji kopi robusta, disertai asparagin dengan kadar 0.66 mg/gram biji kopi arabika dan 0.36 mg/gram per biji kopi robusta.
Asam amino yang bersifat hidrofobik seperti isoleusin, leusin, valin, tirosin, dan fenilalanin menyebabkan rasa yang tidak mantap pada kopi. Meski demikian, sebagian besar asam amino lepas sama sekali tidak terdapat pada kopi yang digaringkan karena telah terdegradasi melalui proses Maillard, atau proses kimia selama peroastingan., Dan produk dari asam amino hidrofobik tersebut seperti diketopiperazin merupakan kontributor utama rasa pahit pada kopi.
Dalam beberapa literatur disebutkan, jika kita mengasup protein ke dalam tubuh, protein akan segera dipecah menjadi asam amino. Lalu kemudian disintesis kembali menjadi senyawa protein jika diperlukan. Makromolekul hasil sintesis disebut senyawa protein, yang dibentuk oleh lebih seratus asam amino.
Baca juga: Catatan Ilham Bintang -Secangkir kopi susu terakhir Remy Sylado
Baca juga: Tren Kopi susu kekinian tahun 2020
Hormon Kebahagiaan
Dalam soal itu, Dr Shigeo Haruyama dalam The Miracle of Endorphin menyebutkan, senyawa protein yang terdiri atas kurang dari seratus asam amino disebut peptida. Hormon-hormon kebahagiaan, kata Haruyama tergolong ke dalam peptida; tidak diubah menjadi energi, melainkan berfungsi sebagai hormon.
Nah untuk memproduksi hormon kebahagiaan dibutuhkan asam amino tirosina.
Sedangkan tirosina memiliki efek mirip hormon endorphin, tetapi sebagai senyawa tunggal ia tak dapat digunakan di otak karena bersifat mudah terbakar.
Jika kita membaca atau belajar tentang struktur dan cara kerja otak, ada sesuatu bagian yang disebut hipokampus. Yang disebut ini terletak di lobus temporal yang mengendalikan ingatan, evaluasi emosional, dan juga pengingatan tentang lingkungan.
Hipokampus ini, kata para ahli syaraf, diatur melalui syaraf A10 yang juga mengendalikan sekresi hormon kebahagiaan. Sebaliknya, kemampuan mental kita berkurang manakala hanya sedikit hormon endorphin yang dikeluarkan.
Baca juga: Lagi diet keto pingin kopi, ini tipsnya
Baca juga: Wacana pengembangan kebun kopi Nunukan
Otak Tetap Muda
Ilustrasi paling mudah untuk mencerna pernyataan itu adalah begini. Jika suatu ketika kita naik kereta, kita berhadapan dengan seseorang. Oeh karena seseorang itu tidak Anda kenal, tentu saja Anda tidak nengingat lagi wajahnya.
Tetapi, karena otak menyimpan memori, jika esok hari Anda ketemu orang itu lagi, maka Anda pasti ingin mengatakan, "....orang ini lagi!". Apalagi jika seseorang itu di mata Anda mengesankan dan membuat Anda senang.
Maka, hormon endorphin akan bekerja sebagai penguat memori.
Ini menegaskan bahwa ingatan kita akan berkurang manakala hormon kebahagiaan yang dikeluarkan hanya sedikit. Dan, sedikit atau banyaknya hormon tersebut, sangat tergantung pada asupan protein pada tubuh Anda.
Jadi, ada hubungan yang dekat antara makan atau pun minum yang mengandung protein dengan kebahagiaan.
Di sinilah, kopi yang mengandung asam amino sangat membantu kerja otak agar selalu segar. Atau boleh juga dikatakan, kopi membantu otak tetap muda.
Hormon endorphin merupakan senyawa material yang dibentuk dengan materi.
Maka, Anda tak boleh mengabaikan asam amino karena asam ini merupakan bahan dasar untuk membentuk senyawa hormon kebahagiaan.
Tentu di tulisan ini tidak dibahas tentang dengan siapa Anda minum kopi? Karena pembahasan itu di luar cangkir bukan?
Gunungpati-Semarang
( *Hendro Basuki,
- wartawan senior
- pecinta kopi )
Baca juga: Pentingnya kelola stres, itu bisa membunuhmu secara perlahan
Baca juga: Kafe kucing di Dubai untuk lepas stres, juga tempat adopsi si meong