Tarakan (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tarakan melalui Seksi Kegiatan Kerja (Giatja) melakukan kegiatan panen sayuran kangkung organik hasil budidaya tanaman hidroponik.

"Hal tersebut merupakan bagian dari kegiatan pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di bidang agribisnis yang bertempat di area Sarana Asimilasi dan Edukasi," kata Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan Sutarno di Tarakan, Selasa.

Sutarno didampingi jajaran pejabat struktural dan staff Seksi Giatja bersama WBP yang tergabung dalam program Asimilasi Kerja Luar melakukan panen sayuran kangkung organik hasil budidaya tanaman hidroponik pada Senin (29/7).

Sutarno menerangkan bahwasanya panen sayuran kangkung dengan metode hidroponik ini merupakan bukti nyata keberhasilan program pembinaan kemandirian bagi Narapidana.

"Adanya kegiatan budidaya tanaman hidroponik ini merupakan bagian dari langkah kami dalam mengimplementasikan tugas fungsi pembinaan bagi WBP di bidang kemandirian dan keterampilan," katanya

Dalam hal ini kegiatan S.A.E yang merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan serta Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

Kegiatan budidaya sepenuhnya dilakukan oleh para WBP yang tergabung dalam program Asimilasi Kerja Luar dengan pengawasan petugas.

Tujuan utama dari program Asimilasi S.A.E ini adalah bagian dari Reintegrasi Narapidana ke tengah-tengah masyarakat.

Dimana masyarakat dapat melihat secara langsung seluruh proses pembinaan yang berlangsung di luar tembok Lapas.

Program ini turut melibatkan instansi pemerintah daerah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan sebagai salah satu mitra dalam kegiatan bidang Agribisnis, baik dari segi koordinasi dan konsultasi hingga kegiatan visitasi lapangan oleh penyuluh pertanian," terangnya.

Kalapas juga menjelaskan manfaat yang diperoleh dari program pembinaan keterampilan WBP.

Hasil daripada produk sayuran ini  dipasarkan langsung secara konvensional ke masyarakat umum hingga dengan kemitraan.

"Besar harapan kami, budidaya hidroponik dapat secara berkelanjutan berjalan dengan baik sehingga dapat menghasilkan keluaran berupa keterampilan bagi WBP, Premi dari hasil penjualan produk hingga penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) fungsional," kata Sutarno.
Baca juga: Kemenkumham RI Raih Opini WTP Wajar Tanpa Pengecualian ke-15 dari BPK
Baca juga: Lapas Tarakan edukasi bahaya narkoba ke warga binaan
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024