Kandidat juara di Liga Europa

id Liga eropa

Kandidat juara di Liga Europa

Hitung-hitungan kandidat juara di Liga Europa

Jakarta (ANTARA) - Liga Europa akan kembali dimainkan pada Rabu dan Kamis pekan ini dengan sejumlah tim besar menjadi favorit, sedangkan tim-tim kecil mengintip peluang untuk mengukir kejutan.

Terdapat lima tim yang difavoritkan untuk menjadi jawara Liga Europa musim ini. Mereka adalah Manchester United, Wolverhampton Wanderers, Rangers, Inter Milan, dan AS Roma.

Enam dari delapan pertandingan putaran 16 besar Liga Europa akan dimainkan di kandang masing-masing, sedangkan dua pertandingan 16 besar dan sisa kompetisi akan dimainkan di beberapa kota di Jerman.

Baca juga:Jadwal Liga Champions dan Liga Europa

Berikut adalah tim-tim yang akan bermain di 16 besar:

Rabu (5/8)

FC Copenhagen melawan Istanbul Basaksehir (0-1 pada leg pertama).

Shakhtar Donetsk melawan Wolfsburg (2-1 pada leg pertama).

Inter Milan melawan Getafe. Pertandingan ini akan dimainkan dalam satu leg di Jerman, karena leg pertama yang semestinya dimainkan pada Maret lalu dibatalkan akibat pandemi COVID-19.

Manchester United melawan LASK (5-0 pada leg pertama).


Baca juga:Hasil undian Liga Europa: MU ditunggu Copenhagen dan Basaksehir

Kamis (6/8)

Bayer Leverkusen vs Rangers (3-1 pada leg pertama)

Sevilla vs AS Roma. Pertandingan ini akan dimainkan dalam satu leg di Jerman, karena leg pertama yang semestinya dimainkan pada Maret lalu dibatalkan akibat pandemi COVID-19.

Basel vs Eintracht Frankfurt (3-0 pada leg pertama)

Wolverhampton Wanderers vs Olympiakos (1-1 pada leg pertama)

Peluang tim Britania jadi jawara

Manchester United merupakan tim Britania yang difavoritkan banyak pihak untuk menjadi juara turnamen ini untuk kedua kalinya dalam empat tahun.

Mereka dapat dikatakan telah berada di perempat final setelah mengantungi kemenangan 5-0 atas tim Austria LASK pada Maret silam.

Pasukan Ole Gunnar Solskjaer baru kalah satu kali dari 22 pertandingan terakhir di semua kompetisi.

Baca juga:Bruno Fernandes bersumpah antarkan MU juarai Liga Europa

Setan Merah merupakan tim tersubur di Liga Europa (21 gol) dengan catatan 145 tembakan dan 52 tembakan ke gawang. Jumlah tembakan dan tembakan ke gawang yang lebih banyak dibanding tim-tim lain. Hal itu bahkan dilakukan United sebelum mereka mengakhiri musim dengan menduduki spot Liga Champions.

Wolverhampton berupaya keras memenangi trofi Eropa pertama mereka. Wolves takluk dari Tottenham Hotspur pada final Piala UEFA 1972.

Jika mereka mampu menjadi juara, mereka akan mencapai Liga Champions untuk pertama kalinya sejak musim 1959/1960, ketika mereka kalah agregat 2-9 dari Barcelona pada perempat final.

Menjuarai Liga Europa merupakan satu-satunya peluang bagi Wolves untuk dapat berkompetisi di Eropa pada musim depan, setelah catatan hanya dua kemenangan dari enam laga terakhirnya membuat mereka terpental dari spot enam besar di klasemen Liga Inggris.

Lawan yang mengadang mereka adalah tim Yunani, Olympiakos. Olympiakos merupakan tim yang menyingkirkan Arsenal pada putaran sebelumnya. Wolves sendiri bermain imbang 1-1 pada leg pertama yang dimainkan di Athena.

Baca juga:Roma, Leverkusen, Wolverhampton susul Rangers ke 16 besar Liga Europa

Pada tahun lalu, Chelsea mengalahkan Arsenal pada final di Baku. Namun musim ini "All English Final" serupa mustahil terjadi karena United akan bertemu Wolves di semifinal di Cologne pada 16 Agustus jika keduanya lolos.

Rangers merupakan tim Britania dengan posisi paling buruk dibanding dua tim lainnya. Pasukan Steven Gerrard kalah 1-3 dari Leverkusen pada laga terakhir mereka sebelum kompetisi ditangguhkan.

Mereka merupakan satu-satunya tim di turnamen itu yang liga domestiknya tidak dilanjutkan di era pandemi. Pertandingan pembukaan Liga Skotlandia melawan Aberdeen pada 1 Agustus lalu merupakan laga kompetitif pertama mereka setelah 142 hari.

Tim mana lagi yang berpeluang juara?

Delapan Liga Europa terakhir dimenangi oleh tim Inggris dan Spanyol. Hanya satu kali dalam sepuluh tahun sejak Piala UEFA berganti nama, mereka memiliki juara dari negara lain.

Sevilla yang memenanginya tiga kali beruntun dari 2014 sampai 2016 dan juara 2017 United merupakan dua tim mantan juara Liga Europa yang masih tersisa di 16 besar musim ini.

Atletico Madrid (2010, 2012, 2018), Chelsea (2013, 2019), dan FC Porto (2011) merupakan tim-tim lain yang pernah menjadi juara dalam kurun satu dekade terakhir.

Baca juga:Conte tegaskan komitmen lanjutkan proyek tiga tahunnya di Inter

Tim-tim lain yang juga difavoritkan untuk menjadi juara musim ini adalah Inter Milan, Bayer Leverkusen, dan Sevilla.

Inter asuhan Antonio Conte menuju pertandingan 16 besar dengan finis terbaik mereka di Liga Italia sejak 2010/2011, yakni finis di peringkat kedua.

Nerazzurri total memiliki enam mantan pemain atau pemain pinjaman dari Inggris yakni Alexis Sanchez, Romelu Lukaku, Christian Eriksen, AShley Young, Victor Moses, dan Borja Valero.

Leverkusen, yang unggul 3-1 atas Rangers, menjuarai Piala UEFA pada 1988. Namun mereka merupakan tim yang beberapa kali begitu dekat dengan gelar setelah terakhir kali menjuarai Piala Jerman pada 1933.

Sejak itu, Leverkusen telah satu kali kalah di final Liga Champions, tiga kali kalah di final Piala Jerman, dan finis di peringkat kedua Liga Jerman sebanyak lima kali.

Baca juga:Seorang pemain Sevilla positif terinfeksi virus corona

Sevilla, yang finis di peringkat keempat di Liga Jerman, merupakan spesialis di turnamen ini. Mereka memenanginya sebanyak lima kali, termasuk dua Piala UEFA, dalam 15 tahun terakhir.

Lawan Sevilla di putaran 16 besar adalah AS Roma, yang finis di peringkat kelima di Liga Italia. Roma perlu menjuarai Liga Europa untuk dapat lolos ke Liga Champions musim depan.

Terdapat dua mantan juara Piala UEFA yang tersisa di turnamen ini, yakni Eintracht Frankfurt (1980) dan Shakhtar Donetsk (2009).

Di sisi lain, terdapat satu tim tersisa di Liga Europa musim ini yang tidak pernah memenangi kompetisi utama. Tim itu adalah Getafe yang baru dibentuk pada 1983, dan mencapai Liga Spanyol untuk pertama kalinya pada 2004. Oleh A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi