Cakupan vaksinasi campak di Kaltara di bawah target nasional

id Pemprov

Cakupan vaksinasi campak di Kaltara di bawah target nasional

Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang. ANTARA/HO - Dinas KISP Provinsi Kaltara.

Tarakan (ANTARA) - Pada tahun 2018 lalu, cakupan vaksinasi massal di Kalimantan Utara untuk campak dan rubella sebesar 75 persen, capaian itu masih di bawah target nasional yang mencapai 90 persen.

"Saya meminta agar capaian vaksinasi massal dapat dicapai," kata Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang dalam keterangan tertulis diterima di Tarakan, Rabu.

Dia mengungkapkan bahwa telah menginstruksikan instansi terkait untuk menyukseskan program kegiatan vaksinasi anak secara nasional melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada bulan ini.

“Rutinitas vaksinasi yang diberikan memang secara rutin, namun cakupannya menurun lantaran pandemi COVID-19,” kata Zainal

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggelar kegiatan vaksinasi tersebut secara bertahap. Di mana vaksinasi yang diberikan meliputi campak, rubella, polio, difteri dan tetanus.

Tahap pertama untuk wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Dan tahap kedua, akan digelar pada Agustus 2022 untuk wilayah Jawa dan Bali.

Selain vaksinasi campak dan rubela, Gubernur juga meminta Dinas Kesehatan Kaltara menargetkan jenis vaksinasi lain juga bisa dilaksanakan.

Seperti vaksinasi difteri pertusis tetanus (DPT) dan polio. Serta vaksinasi hepatitis untuk antisipasi penyakit hepatitis akut misterius yang kini tengah melanda dunia.

Zainal mengatakan selain kondisi pandemi, tantangan terberat program imunisasi di Indonesia saat ini adalah menangkal berbagai pemberitaan negatif tentang imunisasi yang membuat orang tua enggan memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka.

“Imunisasi itu sangat penting buat buah hati kita. Jadi kalau anak Anda belum mendapatkan imunisasi lengkap, maka segera datang ke tempat pelayanan kesehatan yang memberikan layanan imunisasi dan lengkapi vaksinasinya,” katanya.

Imunisasi berguna untuk mencegah penularan penyakit, wabah, sakit berat, cacat hingga kematian bayi dan balita. Imunisasi dasar lengkap dan lanjutan akan mempengaruhi masa depan anak Indonesia.

Saat ini, tersedia berbagai imunisasi yang bermanfaat untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa. Imunisasi saat ini mencegah dua juta hingga tiga juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.

Pada 2020 hingga 2030, diperkirakan bahwa imunisasi akan menyelamatkan lebih dari 32 juta nyawa. Di mana 28 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun.

Zainal berharap orang tua bisa memanfaatkan BIAN pada Mei mendatang untuk mengejar ketertinggalan imunisasi dasar lengkap.
Baca juga: Pemprov Kaltara akan siapkan regulasi untuk dana CSR