Jakarta (ANTARA) - KISAH perjuangan DR Rahmat Shah melawan kanker prostat, sangat menginspirasi. Pada Juli 2016, dari hasil lab berbagai rumah sakit dalam dan luar negeri, menyatakan kanker prostatnya sudah stadium 3.
Menurut dokter, kanker ini sangat agresif dan ganas. Dokter memperkirakan, jika tidak segera dilakukan tindakan medis yang serius -- di antaranya operasi -- daya tahan hidupnya tinggal setahun lagi.
Mendengar vonis tersebut, Rahmat sangat terpukul. “Ibarat mau ditenggelamkan di air yang dalam. Satu ranting kecilpun ingin digapai untuk bisa selamatkan diri,” tutur Rahmat dalam acara Harmoni Ramadhan, Rabu (12/4/23) di Kantor PWI Pusat, Jakarta.
Acara santunan anak yatim ini diselenggarakan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI). Selain Rahmat, acara ini dihadiri Ketua Umum PWI Atal S Depari, Keua IKWI Pusat, Indah Kirana, Ustadz Adiwarman Karim, dan Yulian Warman (Astra Financial).
Divonis usianya hanya bertahan setahun lagi, Rahmat yang saat itu berusia 66 tahun tidak menyerah. Dokter di Singapura, Malaysia, dan Jepang menganjurkannya operasi pengangkatan prostat.
Namun, beberapa sahabatnya menganjurkan tidak operasi. Nasihat serupa juga disampaikan Tuan Guru Babusalam, Langkat, Syekh Hasyim Al-Syarwani bin Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Kholidi Naqsyabandi.
Baca juga: Kondisi penyakit kanker lagenda sepak bola Pele memburuk
Baca juga: Catatan Ilham Bintang - In Memoriam DR Sirikit Syah:Wartawati senior yang berhasil melawan kanker sebaik-baik perlawanan
“InsyaAllah, kami mendoakan Pak Rahmat diberikan Allah kesembuhan tanpa operasi,” kata Tuan Guru, seperti ditulis Rahmat dalam bukunya berjudul “Kanker Prostat bukan Vonis Mati; Sembuh Berkat Doa & Sedekah”
Rahmat memutuskan tidak operasi, namun tetap melakukan pengobatan medis dan dalam pantauan tim dokter yang dibentuknya.
Dari tim ini, Rahmat mendapat informasi tentang Prof Michael K Stheling, spesialis penyembuhan prostat tanpa operasi di Frankfurt, Jerman, yang dikenal dengan Terapi Nanoknife.
Baca juga: Olahraga kurangi salah satu dari tujuh jenis kanker
Baca juga: Manfaat bawang dari infeksi hingga kanker
Rahmat dan Tim Dokter yang dibentuknya, berangkat ke Frankfurt. Tindakan medis penghilangan kanker prostat berjalan lancar.
“Alhamdulillah, sampai saat ini kondisi saya sehat. Dalam sehari, atas izin Allah, saya bisa melakukan banyak kegiatan. Sebelum ke PWI Jakarta ini, saya dari Buleleng, Bali, perjalanan lebih tiga jam. Setelah ini masih ada beberapa kegiatan lagi,” ujarnya.
Rahmat, kini berusia 73 tahun, sangat yakin, kesembuhannya dari kanker prostat yang sangat ganas itu, antara lain karena doa banyak orang yang dikabulkan Allah SWT, serta dari sedakah yang sejak muda rajin dilakukannya.
“Semua ini karena kekuatan doa dan sedekah. Allah SWT mengabulkan doa-doa tersebut,” ujar Rahmat.
*)AsroKamal Rokan adalah wartawan senior, pernah menjadi Pemimpin Redaksi Republika (2003-2005) dan Pemimpin Umum LKBN ANTARA (2005-2007)
Baca juga: Upaya tangkal kanker melalui diet
Baca juga: Kecerdasan buatan Google bisa deteksi kanker payudara
Berita Terkait
Catatan Asro Kamal Rokan - Obituari "Semakin menua, aku merasa lebih baik..."
Minggu, 16 Juni 2024 13:01
Catatan Asro Kamal Rokan - Kopi Sumatra Mandheling di Turki
Sabtu, 1 April 2023 12:00
Catatan Asro Kamal Rokan - Merdeka setelah pesta teh
Sabtu, 1 April 2023 9:34
Catatan Asro Kamal Rokan - Era Gila Caligula
Sabtu, 20 Agustus 2022 9:30
Catatan Asro Kamal Rokan - Agus Salim Suhana juga pergi
Senin, 25 Juli 2022 17:31
Catatan Asro Kamal Rokan - Hawana 2022, dari Melaka ke Jalan bersejarah
Senin, 6 Juni 2022 6:59
Catatan Asro Kamal Rokan - Kabar Duka dari Malaysia: Pergilah Sahabat ...
Minggu, 8 Mei 2022 13:15
Catatan Ilham Bintang - Nama & Peristiwa di 5 Benua Dalam Buku " Granada, Menangislah .."
Rabu, 16 Maret 2022 9:11