BI: Kalimantan Utara deflasi 0,17% dampak diskon tarif listrik

id Stabilitas harga, deflasi, inflasi, Kaltara

BI: Kalimantan Utara deflasi 0,17% dampak diskon tarif listrik

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kaltara Hasiando Ginsar Manik berbicara di forum konsolidasi program Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Rabu (5/3/2025). (ANTARA/Muhammad Arfan)

Tanjung Selor (ANTARA) - Bank Indonesia menyebut Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami deflasi -0,17% pada Februari 2025, dampak kebijakan Pemerintah memberi diskon tarif listrik 50% berlaku Januari hingga Februari 2025.

“Angka ini dihitung dari tiga kota/kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK), yang menunjukkan penurunan harga dibandingkan Januari 2025,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kaltara Hasiando Ginsar Manik di Tanjung Selor, Bulungan, Rabu.

Ia mengatakan, secara tahunan (yoy), Kaltara mengalami deflasi -0,49%. Daerah yang menjadi pengukuran Indeks Harga Konsumen di Kaltara yakni Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, dan Kota Nunukan Kabupaten Nunukan.

Menurut Hasiando, jika tidak ada diskon listrik, Kaltara akan mencatatkan inflasi sebesar 1,9% pada Februari 2025.

Secara umum, inflasi Kaltara masih terkendali dan berada dalam target 2025, yaitu 2,5% ± 1,5%.

Secara spasial, seluruh kabupaten/kota di Kaltara mengalami deflasi pada Februari 2025, juga karena diskon listrik.

Namun, jika tarif listrik normal, Kota Tarakan akan mengalami inflasi, sementara Tanjung Selor dan Nunukan tetap deflasi.

"Sinergi pengendalian inflasi tetap diperlukan, karena angka saat ini banyak disumbang insentif Pemerintah Pusat," jelasnya.

Pada April dan seterusnya, BI memprediksi Kaltara akan hadapi tantangan pengendalian harga yang lebih tinggi.

Khusus jelang Ramadan dan Idul Fitri, beberapa komoditas diprediksi mengalami peningkatan harga, seperti ikan bandeng, angkutan udara, ikan layang, telur ayam ras, daging sapi, daging ayam ras, cabai, gula pasir, dan minyak goreng.

"Kami mengajak seluruh TPID untuk mengantisipasi dinamika harga komoditas ini agar terkendali, sehingga kebahagiaan Ramadan dan Idul Fitri bisa optimal," katanya.

BI Kaltara mengimbau masyarakat untuk bijak dalam berbelanja dan tidak melakukan panic buying.

Pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga.